Mohon tunggu...
Michelle Melanie Putri
Michelle Melanie Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semoga Bermanfaat ^^

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tren Toxic Productivity di Kalangan Mahasiswa

15 Desember 2021   12:38 Diperbarui: 15 Desember 2021   13:08 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tanpa mengenal batas, seseorang akan terus memaksa dirinya hingga kurangnya waktu istirahat. Misalnya, jika melihat di sosial media sekarang, banyak mahasiswa yang berambisi untuk mengejar banyak peluang yang ada untuk meningkatkan kualitas dirinya. Mengikuti berbagai organisasi, kepanitiaan, dan lainnya.

Membandingkan diri dengan orang lain dapat memiliki dampak positif karena individu dapat melihat dan mengevaluasi kekurangan yang dimiliki agar dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. 

Namun, jika individu membandingkan diri terus-menerus, yang akhirnya memunculkan perasaan insecure dan selalu merasa kurang serta menjadi kurang bersyukur, ia mungkin akan mendorong dirinya untuk bekerja keras agar dapat menjadi lebih dari individu lain tanpa berhenti hingga berhasil.

Menurut seorang psikolog klinis asal Selandia Baru, Dr. Julie Smith, Toxic Productivity merupakan obsesi dalam mengembangkan diri dan bekerja yang diikuti oleh perasaan bersalah dan merasa tidak cukup dalam menyelesaikan pekerjaan seberapapun banyaknya pekerjaan yang sebenarnya telah diselesaikan.

Toxic Productivity merupakan hal yang harus dihindari untuk tetap menjaga kesehatan mental. Seseorang dapat menghindarinya dengan beberapa cara seperti menerapkan Mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum mindfulness dapat dikembangkan dan diterapkan, Individu perlu belajar menerima dirinya terlebih dahulu.

Menurut Garner (2009), penerimaan diri merupakan kemampuan seseorang untuk memiliki pandangan positif tentang siapa dirinya. Seseorang pasti memiliki kekurangan dan terkadang individu terlalu fokus untuk lari atau memperbaiki kekurangan dirinya tanpa melihat bahwa terdapat kelebihan lain yang telah dimiliki. 

Selain itu, individu perlu melatih pemikiran yang positif atas masalah-masalah yang sedang dihadapi. Dengan memiliki pemikiran positif, individu dapat lebih tenang dalam menghadapi dan mencari jalan keluar atas masalahnya. Setelah individu dapat menerima diri, dapat diterapkan Mindfulness dalam kehidupan sehari-hari.

Mindfulness pada dasarnya berarti memperhatikan dengan keterbukaan, keingintahuan, dan fleksibilitas. Mengembangkan Mindfulness dapat membuat seseorang mengenali apa yang dirinya butuhkan dan inginkan. Dengan begitu kemampuan berpikir secara logis dapat meningkat dan dapat menghindari individu terjebak dalam Toxic Productivity.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun