Mohon tunggu...
Michelle Gabriella Lastri
Michelle Gabriella Lastri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi STT Satyabhakti Malang - Bendahara BEM 2023/2024 - Anggota Permasti Malang

Saya seseorang yang mandiri dan ceria. Hobi saya adalah berolahraga dan juga membaca novel, saya menyukai hal-hal yang ekstrim karena merasa bahagia dan bangga ketika melakukannya. Saya berusaha untuk menulis setiap hal-hal indah dan bermakna dengan harapan bisa menolong siapa saja yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hosea & Gomer-Penebusan dan Anugerah Allah

6 Mei 2024   12:57 Diperbarui: 8 Mei 2024   20:51 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penebusan Allah tidak membuahkan keselamatan secara instan bagi umat perjanjian-Nya, namun harus disertai dengan kebenaran karena kasih setia dan kebenaran tidak bisa dipisahkan (Maz 10:25).  Ketika Allah menebus bangsa Israel dari dosanya, maka bangsa Israel memiliki peluang untuk kembali pada perjanjian-Nya yang berarti kembali juga pada kebenaran dan kasih setia-Nya.

 

Kesimpulan

 

            Kisah pernikahan Hosea dan Gomer sudah cukup membuat kita memahami betapa besarnya kasih setia Tuhan terhadap umat-Nya tanpa menghilangkan nilai keadilan yang dimiliki-Nya.  Mungkin banyak pertanyaan yang timbul dalam benak kita ketika membaca atau mengarungi kisah ini, namun fokuslah pada nilai-nilai sesungguhnya yang ingin disiratkan kepada para pembacanya, yaitu keadilan, penebusan, dan kasih setia-Nya.  Secara logika kisah ini sungguh absurd sehingga timbul keraguan-keraguan, namun pahamilah bahwa begitulah kasih Allah kepada umat yang Ia kasihi.  Melampaui akal manusia dan mungkin akan jatuh pada kata "kasihan" bila dilihat dari kacamata manusia. 

 

            Allah yang berlimpah kasih menyediakan keselamatan hanya dengan syarat berjalan melalui jalan kebenaran yang Ia sediakan, tiada yang lain.  Namun hal itu pun tidak dapat dilakukan oleh umat-Nya, bahkan ketika manusia jatuh dan meminta kesempatan untuk bangkit dan memulai kembali, Allah dengan kasih-Nya memberikan peluang itu tetapi tetap saja, seakan-akan anugerah Allah itu disia-siakan begitu saja oleh umat yang telah dikasihi-Nya.  Sungguh ironis, namun itulah kenyataannya bahwa kasih setia Allah membuahkan penebusan.

 

            Sebagaimana banyak orang yang merasa tidak adil dalam memberi respon kisah pernikahan Hosea, demikianlah juga para umat perjanjian-Nya yang bertindak tidak adil juga pada saat itu.  Tidak hanya masa saat itu, kini pun umat manusia berlaku tidak setia kepada Allah yang telah menyatakan kasih setia-Nya melalui penebusan Yesus Kristus.  Dia yang adil dan penuh kasih telah menyatakan penebusan sebagai anugerah bagi umat manusia, tidak hanya untuk bangsa Israel, namun juga untuk semua orang percaya yang menerima kasih setia-Nya (artinya menerima kebenaran-Nya juga).  Penebusan Allah mengharapkan adanya penyesalan dan perubahan untuk berbalik dan berlaku setia kepada-Nya.

Footnote:

[1] Leon J. Wood, The Prophets of Israel (America: Baker Books, 1979), 396-408.

[2] Christoph Barth dan Marie-Claire Barth-Frommel, Teologi Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 318.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun