Hosea 1:2[4] merupakan firman Allah kepada Hosea untuk menikahi Gomer, putri Diblaim.  Tata bahasa dari bagian firman ini, Gomer bukanlah seorang sundal ketika hendak mengawini Hosea bahkan anak-anaknya yang ia lahirkan bukanlah juga anak-anak sundal sebelum mereka menerima noda atas gaya hidup ibu mereka yang bebas.  Anak-anak tersebut adalah anak-anak yang dilahirkan Gomer untuk Hosea (1:3 "perempuan itu . . . melahirkan baginya seorang anak laki-laki"), dan karena Hosea yang menamai anak-anak itu, maka kemungkinan besar mereka adalah anak-anak kandung Hosea.  Hosea 1:2b sendiri sukar dipahami bagi banyak orang, hal ini dapat lebih berarti akibat daripada tujuan seperti dalam Yesaya 6:9-12 dan Keluaran 10:1, 11:10, 14:4.  Itu merupakan cara untuk menyatakan, sekaligus juga perintah Tuhan dan akibat serta pengalaman sesudah itu.
Â
      Selanjutnya[5], dalam Hosea 3 beberapa teolog (di antaranya Sellin dan Fohrer) menganggap bahwa perempuan yang dimaksudkan adalah perempuan lain, bukan Gomer.  Pandangan yang beranggapan demikian menjadi kontraversi dengan beberapa teolog lainnya seperti H. H. Rowley, Harrison, Harper, dan sarjana lainnya.  H. Wheeler Robinson yang juga ikut menyetujui bahwa perempuan pada pasal 3 ialah Gomer, mengatakan bahwa mungkin setelah anak-anak itu lahir, Gomer jatuh cinta dengan kekasih-kekasih yang lain dan meninggalkan keluarganya (2:5).  Namun pada akhirnya ia jatuh ke berbagai kesulitan dan merenungkan kehidupan lamanya dengan suami dan anak-anaknya (2:6-7), sehingga akhirnya Hosea diperintahkan Tuhan untuk pergi dan mencintai pelacur ini.  Tidak hanya itu, Hosea juga membayar harga seorang budak bagi wanita itu dan menundukkannya selama suatu masa tertentu kepada beberapa tindakan disiplin (ps. 13).Â
Â
      Robert Gordis[6] menunjukkan bahwa kata keterangan "lagi" ('odh) dalam 3:1 dapat ditafsirkan dengan kata kerja dari rumus pendahuluan ("Berfirmanlah Tuhan lagi kepadaku") atau perintah dari sabda Tuhan ("Pergilah lagi"), karena orang Masoret[7] menyediakan kedua kata tersebut dengan aksen yang menyatakan pilihan, yang memisahkan kata "lagi" dari kata yang mendahuluinya dan kata sesudahnya.  Gordis[8] mengemukakan pandangan bahwa kedua kisah itu mencerminkan dua penafsiran tentang kejadian yang sama oleh Hosea pada saat yang berbeda dalam kariernya, pertama pasal 1 sebelum 743 SM yang mengungkapkan amanat nabi mengenai penghukuman atas Israel yang menyembah berhala, dan yang kedua pada pasal 3, sebelum kejatuhan Samaria sekitar 20 tahun kemudian yang memberikan harapan kepada bangsa yang terhuyung-huyung di tepi jurang bencana.
Â
      Bersatunya Hosea dan Gomer telah diantisipasi dalam kitab Hosea pasal 2, dimana dalam ayatnya yang ke-6 dikatakan bahwa "Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama . . ." Ayat ini sudah cukup membuktikan bahwa adanya benang merah antara pasal yang pertama dan ketiga, yaitu bahwa Hosea dan Gomer menikah lalu memiliki anak namun kemudian Gomer berlaku tidak setia dan meninggalkan Hosea.  Lalu Hosea atas perintah Allah, mengasihi dan menebus Gomer kembali sesuai dengan pasal yang ketiga.
Â
Â
Kasih dan Anugerah Allah
Â