Dalam pernyataan ini dapat diketahui bahwa orang Majus berlatar belakang orang Kafir. Â Para Majus adalah orang-orang yang mengetahui filsafat, ilmu kedokteran dan ilmu alam, juga mampu menafsirkan mimpi serta meramal hal yang akan terjadi.[24] Â Jadi orang Majus bukanlah orang yang mempercayai Tuhan, dan tidak mengetahui mengenai ilmu-ilmu teologi/agama, namun mereka dipakai Tuhan untuk menggenapi firman-Nya.
Â
- Orang Samaria
Orang Samaria adalah hasil perkawinan campur antara orang Yahudi di Palestina dengan orang Asyur yang menaklukkan Israel dan menduduki tanah perjanjian.[25] Â Keberadaan orang Samaria menggambarkan pelanggaran pada perintah Tuhan. Â Hubungan antara bangsa Israel dan Samaria pun tidak berjalan dengan baik. Â Orang-orang Samaria dipandang rendah oleh orang-orang Yahudi, mereka disebut "orang bodoh yang tinggal di Sikhem."[26] Â
Jika memperhatikan beberapa kisah Yesus, murid-murid-Nya dan orang Samaria maka kita bisa mengetahui bahwa ada jarak yang mungkin tidak secara jelas terlihat dengan nyata. Â Namun dibalik semua ini, Yesus tetap mengasihi orang Samaria. Â Bahkan dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus secara khusus mengutus murid-murid-Nya ke kota Samaria.
[1] Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1980), 3.
[2] Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992), 133.
[3] Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, 3.
[4] Tenney, Survei Perjanjian Baru, 133-134.
[5] Ibid., 134.
[6] Ibid., 132.
[7] Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, 3.