Mohon tunggu...
Michelle Aryanto
Michelle Aryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Tingkatkan rasa penasaran anda

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenalis SARS, "Kakaknya" Corona

1 April 2020   07:13 Diperbarui: 1 April 2020   07:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar dari Masa Lalu

Pada awal kasus SARS, China tidak melaporkan kasus “flu” ini. Tanggapan awal China terhadap SARS terganggu oleh "periode fatal yang ragu-ragu mengenai berbagi informasi dan tindakan." menurut laporan tahun 2004 tentang penanganan wabah tersebut. Butuh beberapa bulan sebelum pemerintah China mulai berbagi informasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ketika merebaknya virus ini di kota Wuhan pada Desember 2019, pejabat-pejabat China berusaha mengulangi kesalahan SARS.

“Dengan wabah baru-baru ini, saya pikir pemerintah China telah jauh lebih bersedia untuk berbagi informasi dan bersikap terbuka. Faktanya, kepala WHO telah memuji mereka atas kesediaan mereka untuk berbagi,” kata Anne W. Rimoin, PhD, MPH, seorang ahli epidemiologi dan direktur Pusat Kesehatan Global dan Imigran UCLA.

Salah satu perubahan terbesar sejak SARS adalah kemajuan dalam teknologi yang dibutuhkan untuk memahami virus dan mengembangkan tes atau perawatan diagnostik.

Pada bulan Januari, para ilmuwan Cina telah meneliti virus, yang pertama kali muncul pada bulan Desember. Mereka juga membuat informasi itu tersedia bagi para ilmuwan di seluruh dunia. Dengan SARS, para ilmuwan butuh sekitar 5 bulan untuk mengidentifikasi virus setelah mulai menyebar. 

Karena dengan menerima informasi yang resmi dan ter-update, sangat membantu pejabat kesehatan masyarakat untuk mengatasinya. Begitupun dengan dalam riset dan teknologi, kemampuan untuk mengidentifikasikan virus sangat penting dan dapat dilakukan secara cepat. 

Teknologi genetik yang baru menjadi sebuah perkembangan bagaimana China dan negara-negara lain mengatasi coronavirus yang baru, SARS-CoV-2. Pembatasan perjalanan saat ini di China jauh lebih ketat daripada saat SARS.

Ketika kita balik ke tahun 2003, mungkin kita berpikir bahwa wabah ini sangat mematikan dan kedepannya akan sangat hancur. Namun, kita telah melampaui masa tersebut dan buktinya tahun 2004 tidak ada lagi laporan mengenai wabah SARS. Sekarang, tahun 2020, kini datanglah COVID-19, yang menjadi pandemi global. Ini membuktikan bahwa sebuah penyakit bisa muncul lagi dan manusia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. 17 tahun yang lalu sebuah epidemi berhasil diselesaikan, kini waktunya untuk membuktikan bahwa masa lalu tidak sia-sia dan perjuangan melawan COVID-19 akan semakin baik daripada yang lalu. Karena kita percaya kan bahwa zaman semakin maju, segala solusi permasalahan dapat diatasi dengan berbagai macam cara yang lebih kreatif, efektif, dan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun