Mohon tunggu...
Michelle Citra
Michelle Citra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diapedesis Milik Siapa?

25 November 2017   13:22 Diperbarui: 25 November 2017   14:48 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di dalam tubuh kita mengalir darah. Di dalam darah kita terdapat beberapa komponen yang menyusun darah di tubuh kita. Komponen-komponen tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Pada topik kali ini, saya akan membahas lebih mengenai leukosit atau biasa kita sebut sel darah putih. Leukosit adalah sel darah yang berperan dalam pertahanan tubuh kita. 

Fungsi utama mereka adalah untuk mengatasi infeksi dan partikel asing penyebab penyakit dan organisme patogen yang menyerang tubuh kita. Leukosit dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan ada tidaknya granula (granula menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah butiran. Anda dapat melihat granula ini pada gambar di atas) yaitu leukosit granular dan leukosit agranular. 

Granulosit atau sel darah putih granular adalah sel darah putih yang memiliki granula spesifik (bila dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan memiliki banyak variasi bentuk. Sedangkan agranulosit adalah sel darah putih yang memiliki sitoplasma yang tampak homogen dan inti dari sel darah putih ini berbentuk bulat atau ginjal.

Berdasarkan sifatnya, leukosit granular dibedakan menjadi 3 yaitu: Neutrofil, Basofil, dan Eosinofil. Sedangkan leukosit agranular dibedakan menjadi 2 yaitu: monosit dan Limfosit. Monosit adalah leukosit fagositosis dan memiliki inti yang berbentuk seperti ginjal sedangkan Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi.

Leukosit granular memiliki kemampuan yang disebut diapedesis. Pasti anda sudah kerap kali mendengar kata ini, lalu apa arti dari diapedesis? Diapedesis adalah kemampuan leukosit meninggalkan pembuluh kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus ke dalam jaringan.

Apakah pernah terlintas dalam pikiran anda bahwa apakah hanya leukosit granular yang hanya dapat melakukan diapedesis? Bagaimana dengan leukosit agranular? Apakah kedua-duanya dapat melakukan diapedesis atau hanya leukosit granular saja?

Yang sering kita ketahui dan yang kebanyakan guru-guru biologi ajarkan bahwa leukosit granular lah yang dapat melakukan diapedesis. Namun apakah anda pernah bertanya-tanya mengapa hanya granular saja yang dapat melakukan diapedesis? Mari kita lihat lagi fungsi dari leukosit atau sel darah putih secara keseluruhan. Sel darah putih di dalam darah manusia memiliki fungsi untuk pertahanan tubuh. 

Sel darah putih bertugas untuk "memakan" sel-sel patogen seperti bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sel-sel patogen ini masuk melalui celah luka yang terjadi pada kulit manusia. Agar tidak sel-sel patogen yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak merusak tubuh manusia, maka leukosit akan langsung menyerang dan memakan sel-sel patogen tersebut.

Lalu kita akan membahas satu persatu fungsi dari masing-masing jenis leukosit. Neutrofil adalah termasuk leukosit granular yang memiliki komposisi paling banyak yaitu sebanyak 60%. Berfungsi sebagai fagositois kuat. Seperti yang kita tahu bahwa fagositosis adalah suatu proses atau mekanisme di mana sel fagosit menelan atau menggulung sel-sel asing baik yang bersifat patogen ataupun sel-sel tubuh yang telah mati atau sekarat. 

Karena memiliki fungsi tersebut, dapat dikatakan bahwa Neutrofil dapat melakukan diapedesis untuk memakan sel-sel patogen dan sel-sel yang sudah mati. Sel-sel patogen atau bakteri juga tidak hanya terdapat pada pembuluh darah saja tetapi juga bisa ditemukan pada jaringan makan butuh kemampuan diapedesis untuk menghilangkan sel patogen tersebut. Lalu sama dengan neusinofil, Eosinofil juga bersifat fagositosis namun Eosinofil memiliki kemampuan fagositosis yang lemah. 

Menurut sumber yang saya baca bahwa Eosinofil bertanggung jawab dalam memberi respon alergi dan bertugas melawan organisme parasit yang lebih besar dalam tubuh. Berdasarkan fungsi tersebut, Eosinofil juga dapat dikatakan dapat melakukan diapedesis dalam melawan parasit dalam tubuh. Lalu ada Basofil yang berfungsi melepaskan histamin dan heparin. Saat histamin bekerja tubuh kita akan memberi respon sebagai alergi. Saat kulit atau bagian dari tubuh kita terluka, tubuh akan mengeluarkan senyawa yang disebut sitokin. 

Senyawa sitokin ini dihasilkan oleh makrofag. Sitokin berfungsi sebagai mediator untuk meningkatkan respon imun. Ada sumber yang saya baca bahwa senyawa sitokin ini dihasilkan oleh monosit pada jaringan tubuh yang terluka. Makrofag adalah monsit yang berpindah dari jaringan darah ke jaringan ikat. Lalu monosit juga memiliki fungsi sebagai fagosit kuat. Sifat yang dimiliki memiliki kesamaan dengan Neutrofil. Maka menurut pendapat saya bahwa monosit yang termasuk kelompok agranular yang juga dapat melakukan diapedesis. 

Karena ia memiliki fungsi yang cukup penting yaitu menelan sel-sel patogen dan sel-sel mati di dalam tubuh dan juga nama lain makrofag. Limfosit pada leukosit dibagi menjadi 2 yaitu Limfosit T dan Limfosit B. Limfosit T adalah Limfosit yang berfungsi untuk menekan antigen. Yang dimaksudkan dengan menekan antigen adalah bertujuan untuk menonaktifkan antigen. 

Seperti yang kita tahu bahwa antigen yang ada di dalam tubuh kita tidak semuanya ikut mengalir dalam pembuluh darah namun juga ada antigen yang ditemukan pada jaringan atau di tempat di luar pembuluh darah lainnya. Bila Limfosit T tidak melakukan diapedesis, maka tidak akan ada yang menonaktifkan antigen di luar pembuluh darah. Walaupun jumlahnya tidak banyak, namun tetap memiliki kemungkinan untuk melakukan hal tersebut. Limfosit B berfungsi sebagai penghasil antibodi pada tubuh. 

Dapat langsung kita simpulkan juga bahwa Limfosit B juga memiliki kemungkinan untuk melakukan diapedesis untuk menghasilkan antibodi pada tubuh manusia terutama pada bagian yang terluka.

Lalu berdasarkan dengan pengetahuan yang telah diberikan oleh guru biologi di sekolah saya, saya akan menunjukkan urutan-urutan macam leukosit mana yang datang pertama kali dan leukosit mana yang akan datang terakhir atau strategi leukosit ketika kita mengalami luka. Urutan strategi leukositnya adalah: Neutrofil -- Monosit -- Basofil -- Limfosit T -- Limfosit B. Leukosit yang pertama adalah Neutrofil. Mengapa Neutrofil? Alasan yang pertama adalah karena Neutrofil memiliki komposisi terbanyak yaitu sebanyak 60%.

 Dilihat dari fungsinya sebagai fagosit kuat. Neutrofil termasuk kelompok granular maka dari itu sudah pasti dapat melakukan diapedesis. Setelah Neutrofil diikuti oleh monosit. Monosit juga memiliki fungsi yang sama dengan Neutrofil yaitu sebagai fagosit kuat. Walaupun memiliki fungsi yang sama tetapi monosit memiliki jumlah yang lebih sedikit daripada Neutrofil. 

Setelah dibahas di atas bahwa sel-sel patogen yang berada di dalam tubuh kita tidak hanya mengalir di dalam pembuluh darah saja melainkan juga dapat ditemukan pada jaringan atau tempat lain di luar pembuluh darah. Maka dapat dikatakan juga bahwa monosit juga dapat melakukan diapedesis. Leukosit selanjutnya adalah Basofil. Dilihat dari fungsinya bahwa Basofil menghasilkan histamin. Saat ada sel patogen yang masuk, tubuh membuat pertahanan diri dari sel patogen tersebut dengan keluarnya alergi. 

Nah alergi dihasilkan oleh histamin yang dikeluarkan oleh Basofil. Lalu setelah itu muncul Limfosit T. Limfosit T di sini berfungsi sebagai memory. Apa yang dimaksud sebagai memory? Bahwa Limfosit bekerja untuk mengingat-ingat sel patogen yang masuk sehingga tubuh telah memiliki antibodi saat sel patogen ini masuk ke dalam tubuh lagi. Lalu dari mana antibodi berasal? Nah, ini yang terakhir, antibodi tersebut dihasilkan oleh Limfosit B. selain sebagai penghasil antibodi, Limfosit B juga bekerja sebagai pembunuh dari sel-sel patogen di dalam tubuh.

Setelah membahas singkat tentang strategi leukosit ketika tubuh kita luka, sekarang saya akan memberikan tambahan tentang strategi leukosit saat tubuh kita mengalami demam. Saat kita demam, leukosit pertama yang maju dalam strategi ini adalah Basofil sebagai penghasil histamin. Telah kita ketahui bahwa histamin adalah penyebab kita dapat mengalami alergi. 

Alergi yang terjadi dalam bentuk suhu tubuh kita menjadi naik atau sering kita sebut tubuh kita menjadi panas. Lalu selanjutnya adalah Neutrofil sebagai fagosit kuat yang menelan sel-sel patogen dalam tubuh. Setelah itu muncul monosit yang memiliki fungsi sama dengan Neutrofil. Setelah monosit muncul Limfosit T. Dan setelah Limfosit T juga muncul Limfosit B. 

Setelah melihat strategi-strategi leukosit, apakah anda sadar bahwa ada satu jenis leukosit yang belum disebutkan? Bagaimana dengan Eosinofil? Apa peranannya? Eosinofil dalam hal ini berfungsi sebagai penghilang racun dan memakan bangkai-bangkai antigen yang telah mati (fagosit lemah).

Setelah menganalisis satu persatu fungsi dari berbagai macam leukosit dan strategi leukosit. Sejak tadi kita telah banyak membahas yang berhubungan dengan diapedesis. Apakah anda terpikirkan tentang bagaimana cara leukosit melakukan diapedesis? Kita akan mulai membahas tentang hai ini. Proses diapedesis terdapat pada proses inflamasi. 

Yang pertama adalah Signalling: ketika tubuh kita terluka dan antigen masuk ke dalam jaringan yang ada di sekitar pembuluh darah, makrofag akan terangsang dan mengeluarkan senyawa sitokin yang berfungsi sebagai mediator interleukin-1 dan tumour necrosis factor (TNF). Kedua molekul mediator tersebut menginduksi sel endotel pembuluh darah untuk mengekspresikan molekul adhesi. Molekul adhesi ini akan menarik leukosit yang mengekspresikan molekul adhesinya. Ketika leukosit melewati sekitar endotel yang mengekspresikan molekul adhesinya akan menimbulkan pelekatan sehingga leukosit perlahan melekat pada endotel. 

Yang kedua adalah Rolling. Setelah mengalami perlekatan lemah antara leukosit dan endotel, perlahan-lahan ikatan ini akan menguat. Hingga aliran darah tidak dapat melepas ikatan ini. Leukosit akan menggelinding di sepanjang endotel. Perlekatan endotel dan leukosit menjadi semakin kuat karena ada aktivasi oleh faktor kemotaktik dengan cara kerja meningkatkan afinitas molekul adhesi leukosit untuk molekul adhesi endotel. Proses yang ketiga adalah emigrasi. 

Setelah mengalami perlekatan yang lebih kuat, perlahan-lahan leukosit menembus dinding endotel secara diapedesis melalui celah antar sel endosel. Lalu selanjutnya adalah kemotaksis. Ketika leukosit telah bermigrasi dari pembuluh darah, ia akan bergerak kearah jaringan yang terserang antigen karena terangsang oleh zat kimia tertentu yang dihasilkan antigen.  Setelah leukosit bertemu dengan antigen ia akan memfagositosisnya. Lalu selanjutnya adalah penglepasan mediator inflamasi seperti histamin dan serotonin. Dan yang terakhir adalah pemulihan ketika semua agen mikroba telah mati.

Dari semua yang telah saya bahas di atas, dapat saya simpulkan bahwa diapedesis yang kita semua ketahui hanya dapat dilakukan oleh leukosit granular sebenarnya juga dapat dilakukan oleh leukosit agranular. Monosit adalah leukosit pada jaringan darah, namun ia akan berganti nama menjadi makrofag saat ia berada di jaringan ikat. Hal tersebut membuktikan bahwa monosit yang termasuk dalam kelompok leukosit agranular dapat berpindah atau melakukan diapedesis dari jaringan darah ke jaringan ikat. 

Lalu limfosit juga saya berpendapat dapat melakukan diapedesis karena limfosit T berfungsi juga sebagai penekan antigen atau menonaktifkan antigen. Antigen tidak hanya berada di dalam darah tetapi juga dapat berada di jaringan lain selain darah. Maka dari itu limfosit juga seharusnya dapat melakukan diapedesis. Maka saya simpulkan bahwa diapedesis dapat dilakukan oleh leukosit granular dan leukosit agranular.

Terima kasih telah membaca artikel saya. Mohon maaf bila ada kesalahan kata dan bila kata-kata yang saya berikan kurang berkenan bagi para pembaca. Semoga artikel saya dapat berguna bagi para pembaca. Kritik dan saran pembaca juga berguna bagi saya agar saya dapat menghasilkan artikel yang lebih baik dari sebelumnya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca.

Sumber: 1, 2, 3, 4, 5  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun