Mohon tunggu...
michele natalia
michele natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dilema "Toilet Gratis" SPBU

27 November 2021   01:00 Diperbarui: 27 November 2021   01:01 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari beberapa komentar diatas, tentu banyak sekali pro dan kontra. Beberapa orang merasa bahwa tidak masalah membayar sekadar 2.000 rupiah tetapi bisa sedikit bersih, kendaraan aman, dan membantu penjaga toilet agar tetap bekerja karena pasti tidak sedikit orang yang bergantung hidup pada profesi pekerjaan ini. Tapi, di satu sisi ada yang merasa pungutan biaya itu seperti pemaksaan dan keharusan serta kadang ada pom bensin yang mengharuskan pengguna toiletnya agar melepaskan alas kakinya terlebih dahulu sehingga pengguna merasa tidak steril padahal jelas toilet tersebut berbayar, ruangannya juga tidak terlalu bersih.

"Emm gmn ya tapi nanti yg jaga toilet kehilangan pekerjaan biasanya kalau gak ada penjaga toilet gitu toiletnya kurang bersih. Kadang kan penjaga toilet sekalian bersihin, jd mungkin uangnya buat bayar tenaga kebersihannya. Misal tetep bayar aja tapi seikhlasnya gt gimana pak?" Ujar, almayazizah

 

Ada pula netizen yang memberikan saran seperti membayar dengan sukarela saja, agar saling tidak memberatkan pihak manapun. Tapi bagaimana tanggapan Bapak Menteri BUMN Erick Thohir tersebut? Ia menyampaikan bahwa hal ini akan diutarakan kepada pemimpin direksi Pertamina agar dapat ditindak lanjuti segera.

Munculnya berita ini sangat seperti disengaja, entah menyindir pihak tertentu atau sekadar ingin membuat perubahan dengan niat positif, tapi apakah Menteri BUMN perlu turun tangan untuk hal semacam ini? Saya rasa banyak dari rekan-rekan juga merasa hal yang serupa. Bahkan video ini sudah di tanggapi hingga ribuan komentar dan di perhatikan oleh banyak sekali pihak, media hingga pemberitaan online. Berita ini sudah 4 hari terus memenuhi media sosial masyarakat.

Akankah hasilnya bisa menjadi solusi yang tepat bagi semua orang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun