Mohon tunggu...
Michael David Chan
Michael David Chan Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA

Halo! Saya Michael, saya seseorang yang periang dan memiliki minat yang luas. Saya sangat tertarik dengan banyak topik dan sauka menyuarakan ide-ide saya. Harapan saya bergabung dengan Kompasiana adalah agar saya dapat membantu banyak orang dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memberi mereka pengetahuan baru dan memberi mereka cara pandang baru terhadap suatu situasi. Terimakasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Diambil Robot: 10 Pekerjaan yang Terancam Punah Akibat AI

24 November 2024   16:04 Diperbarui: 24 November 2024   16:09 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI dan Manusia (https://aicoach.co.za/can-ai-replace-humans/)

Analis Data dan Riset Pasar
Pekerjaan ini mengandalkan kemampuan AI untuk menemukan pola data dan memberikan wawasan. Dengan algoritma yang semakin canggih, banyak tugas manusia dapat diotomatisasi.

  • Guru dan Instruktur Online
    Sistem pembelajaran berbasis AI mampu memberikan penilaian otomatis dan materi yang disesuaikan. Namun, elemen emosional dan interaksi langsung masih sulit digantikan.

  • Petugas Loket atau Kasir
    Sistem otomatis seperti self-checkout dan aplikasi pembayaran semakin umum, mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja di bidang ini.

  • Pekerjaan dan Keterampilan yang Belum Bisa Digantikan AI
    Meskipun AI memiliki keunggulan dalam kecepatan dan efisiensi, ada aspek-aspek tertentu dalam pekerjaan manusia yang masih sulit direplikasi oleh teknologi. Berikut adalah bidang dan keterampilan yang tetap dibutuhkan:

    1. Empati dan Emosional
      Pekerjaan yang membutuhkan interaksi emosional, seperti psikolog, konselor, atau perawat, masih sulit digantikan AI. Meskipun AI dapat meniru percakapan, ia tidak bisa memahami emosi manusia secara mendalam.

    2. Pekerjaan Teknis Kompleks
      Teknisi yang bekerja di lapangan, seperti montir, dokter bedah, atau insinyur lapangan, memerlukan keahlian manual dan keputusan real-time yang tidak bisa dilakukan AI.

      Seorang guru mengajar di kelas (https://unsplash.com/photos/a-person-writing-on-a-whiteboard-cPyO3GEYjZ4)
      Seorang guru mengajar di kelas (https://unsplash.com/photos/a-person-writing-on-a-whiteboard-cPyO3GEYjZ4)
    3. Kepemimpinan dan Strategi
      Posisi seperti CEO, manajer, atau pemimpin proyek mengandalkan kemampuan untuk memotivasi tim, memahami dinamika manusia, dan membuat keputusan strategis yang kompleks.

    4. Keahlian di Bidang Seni dan Budaya
      Banyak pekerjaan berbasis budaya, seperti kurator seni, antropolog, atau sejarawan, membutuhkan pemahaman mendalam akan konteks manusia yang tidak dimiliki AI.

    5. Peran Edukator Personal
      Guru atau mentor pribadi, terutama yang berfokus pada pembelajaran berbasis nilai atau interaksi langsung, tetap relevan karena membutuhkan sentuhan manusiawi.

    Kesimpulan
    Kemajuan AI tidak dapat dihindari, tetapi ini bukan alasan untuk takut. Sebaliknya, manusia perlu melihatnya sebagai kesempatan untuk berkembang. Fokus pada pengembangan keterampilan seperti kreativitas, empati, dan pemecahan masalah kompleks dapat menjadi kunci untuk tetap relevan. Dengan beradaptasi, tenaga kerja masa depan tidak hanya akan bertahan tetapi juga memanfaatkan AI sebagai alat untuk mencapai potensi yang lebih besar.

    Perubahan mungkin tidak terelakkan, tetapi peluang selalu menunggu bagi mereka yang siap menghadapi tantangan ini. Bagaimana menurut Anda, sudahkah kita siap beradaptasi? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
    Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun