Mohon tunggu...
Michael David Chan
Michael David Chan Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA

Halo! Saya Michael, saya seseorang yang periang dan memiliki minat yang luas. Saya sangat tertarik dengan banyak topik dan sauka menyuarakan ide-ide saya. Harapan saya bergabung dengan Kompasiana adalah agar saya dapat membantu banyak orang dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memberi mereka pengetahuan baru dan memberi mereka cara pandang baru terhadap suatu situasi. Terimakasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Diambil Robot: 10 Pekerjaan yang Terancam Punah Akibat AI

24 November 2024   16:04 Diperbarui: 24 November 2024   16:09 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI dan Manusia (https://aicoach.co.za/can-ai-replace-humans/)

Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat, memengaruhi hampir semua sektor industri. Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan menawarkan solusi otomatisasi yang sebelumnya tidak terbayangkan. Mulai dari analisis data besar hingga pengelolaan sistem kompleks, AI menjadi alat penting dalam dunia modern. Namun, pesatnya inovasi AI memunculkan pertanyaan mendalam: sejauh mana teknologi ini menggantikan manusia di dunia kerja?

Contoh nyata transformasi ini dapat dilihat dari industri perbankan yang mengadopsi chatbot untuk layanan pelanggan, media yang menggunakan alat AI untuk menulis artikel otomatis, hingga perusahaan teknologi yang mengandalkan AI untuk pengembangan perangkat lunak. Laporan McKinsey menyebutkan bahwa hingga 2030, sekitar 400-800 juta pekerjaan global mungkin digantikan oleh otomatisasi

Meskipun demikian, teknologi AI tidak hanya mengancam pekerjaan tetapi juga membuka peluang untuk profesi baru yang belum ada sebelumnya. Untuk tetap relevan, penting bagi tenaga kerja untuk memahami tren ini dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan. Berikut adalah sepuluh pekerjaan yang mungkin menghadapi risiko akibat kemajuan AI:

  1. Programmer dan Teknisi Perangkat Lunak
    AI seperti GitHub Copilot dapat membantu menulis kode lebih cepat, mengurangi kebutuhan akan programmer junior. Teknologi ini semakin canggih dalam menciptakan solusi otomatis untuk pemrograman yang sederhana dan berulang.

  2. Jurnalis dan Penulis Konten
    Alat AI seperti ChatGPT dan Language Model AI lainnya dapat menulis artikel atau laporan dengan tata bahasa yang baik, mengancam pekerjaan di media. Meskipun tetap diperlukan sentuhan manusia untuk perspektif kreatif, tugas-tugas dasar semakin mudah diambil alih.

  3. Desainer Grafis dan Ilustrator
    Teknologi seperti DALL-E dan Bing Image Creator memungkinkan pembuatan desain hanya dengan teks deskriptif. Pekerjaan desain sederhana seperti logo dan poster berisiko otomatisasi penuh.

  4. Analis Keuangan dan Akuntan
    Dengan kemampuan memproses data besar, AI dapat menyusun laporan keuangan dan melakukan audit rutin. Hal ini membuat beberapa fungsi akuntansi manual menjadi usang.

  5. Customer Service
    Chatbot berbasis AI kini mampu menangani pertanyaan pelanggan, bahkan dengan emosi yang disimulasikan, sehingga mengurangi kebutuhan akan operator manusia.

  6. Paralegal dan Asisten Hukum
    AI dapat memproses dokumen hukum dan menemukan referensi dalam waktu singkat. Walaupun pengacara masih diperlukan untuk argumen kompleks, pekerjaan administratif hukum berada di bawah ancaman.

  7. Digital Marketer
    AI seperti Google Ads Automated Tools dan berbagai platform analitik dapat membuat strategi pemasaran, copywriting, dan bahkan kampanye iklan secara otomatis.

  8. Analis Data dan Riset Pasar
    Pekerjaan ini mengandalkan kemampuan AI untuk menemukan pola data dan memberikan wawasan. Dengan algoritma yang semakin canggih, banyak tugas manusia dapat diotomatisasi.

  9. Guru dan Instruktur Online
    Sistem pembelajaran berbasis AI mampu memberikan penilaian otomatis dan materi yang disesuaikan. Namun, elemen emosional dan interaksi langsung masih sulit digantikan.

  10. Petugas Loket atau Kasir
    Sistem otomatis seperti self-checkout dan aplikasi pembayaran semakin umum, mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja di bidang ini.

Pekerjaan dan Keterampilan yang Belum Bisa Digantikan AI
Meskipun AI memiliki keunggulan dalam kecepatan dan efisiensi, ada aspek-aspek tertentu dalam pekerjaan manusia yang masih sulit direplikasi oleh teknologi. Berikut adalah bidang dan keterampilan yang tetap dibutuhkan:

  1. Empati dan Emosional
    Pekerjaan yang membutuhkan interaksi emosional, seperti psikolog, konselor, atau perawat, masih sulit digantikan AI. Meskipun AI dapat meniru percakapan, ia tidak bisa memahami emosi manusia secara mendalam.

  2. Pekerjaan Teknis Kompleks
    Teknisi yang bekerja di lapangan, seperti montir, dokter bedah, atau insinyur lapangan, memerlukan keahlian manual dan keputusan real-time yang tidak bisa dilakukan AI.

    Seorang guru mengajar di kelas (https://unsplash.com/photos/a-person-writing-on-a-whiteboard-cPyO3GEYjZ4)
    Seorang guru mengajar di kelas (https://unsplash.com/photos/a-person-writing-on-a-whiteboard-cPyO3GEYjZ4)
  3. Kepemimpinan dan Strategi
    Posisi seperti CEO, manajer, atau pemimpin proyek mengandalkan kemampuan untuk memotivasi tim, memahami dinamika manusia, dan membuat keputusan strategis yang kompleks.

  4. Keahlian di Bidang Seni dan Budaya
    Banyak pekerjaan berbasis budaya, seperti kurator seni, antropolog, atau sejarawan, membutuhkan pemahaman mendalam akan konteks manusia yang tidak dimiliki AI.

  5. Peran Edukator Personal
    Guru atau mentor pribadi, terutama yang berfokus pada pembelajaran berbasis nilai atau interaksi langsung, tetap relevan karena membutuhkan sentuhan manusiawi.

Kesimpulan
Kemajuan AI tidak dapat dihindari, tetapi ini bukan alasan untuk takut. Sebaliknya, manusia perlu melihatnya sebagai kesempatan untuk berkembang. Fokus pada pengembangan keterampilan seperti kreativitas, empati, dan pemecahan masalah kompleks dapat menjadi kunci untuk tetap relevan. Dengan beradaptasi, tenaga kerja masa depan tidak hanya akan bertahan tetapi juga memanfaatkan AI sebagai alat untuk mencapai potensi yang lebih besar.

Perubahan mungkin tidak terelakkan, tetapi peluang selalu menunggu bagi mereka yang siap menghadapi tantangan ini. Bagaimana menurut Anda, sudahkah kita siap beradaptasi? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun