Akhirnya pun dana bantuan masuk ke rekening si Jojo dan tanpa mengurangi malunya, ia pun tetap teguh pada pendiriannya dan tetap memberi tanggapan-tanggapan negatif tentang penanganan Covid-19 di Indonesia.Â
Hal ini membuat karyawan-karyawan lain termasuk si bos mulai muak dengan tingkah lakunya yang tidak hanya tak nyaman untuk didengar dan dilihat namun juga berbahaya terhadap kesehatan lingkungan perusahaan karena bisa saj ia menjadi carrier virus Covid-19.  Ada beberapa karyawan yang mengeluh dan si bos pun mulai tidak senang dan mulai meMIKIRan cara untuk mengeluarkannya dari perusahaan.Â
Pemecatan  bukan lah solusi yang mudah untuk diambil karena harus meMIKIRkan dampaknyan terhadap si Jojo kepada perusahaan. Karena diketahui sebelumnya bahwa Jojo mempunyai sifat yang buruk, bisa saja ketika dirinya dipecat ia malah emosi dan mungkin saja dendam kepada si bos dan karyawan-karyawan lainnya yang dapat menimbulkan konflik berkepanjangan bahkan jika dia nekat bisa saja berujung pada nyawa seseorang dan nasib perusahaan kedepannya (menyebar fitnah dan berita bohong tentang perusahaan).  Akhirnya bos pun mengurungkan niatnya dan memilih untuk menunggu WAKTU dan situasi yang tepat.Â
Tepat di pertengahan bulan Oktober, si Jojo tiba-tiba merasa tidak enak badan saat masuk kerja dan akhirnya minta izin untuk pulang (tak lama setelah datang ke kantor) dan tidak masuk selama beberapa hari. Minggu depannya, ia tiba-tiba datang ke kantor karena sudah merasa  cukup beristirahat dan masih mempunyai tanggungjawab kerja.Â
Namun, kondisinya malahan terlihat lebih parah dari sebelumnya. Ketika datang, ia terus-terusan batuk dengan keras dan terlihat kesakitan serta tak dapat mencium bau. Si bos pun mengambil langkah cepat dengan tidak memperbolehkannya masuk dan segera menyuruhnya memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.Â
Jojo pun langsung kembali ke rumah dan menunggu instruksi dari si bos. Si bos yang mempunyai PERASAAN bahwa si Jojo mungkin saja terinfeksi Covid-19 pun langsung mencari informasi tentang tempat-tempat untuk dilkakukan swab test untuk menguji kebenarannya.Â
Akhirnya si Jojo pun dirujuk ke salah satu laboratorium untuk menjalani tes Covid-19 tersebut. Berselang hampir seminggu rupanya benar saja bahwa si Jojo dinyatakan positif Covid-19. Â Bos pun memutuskan untuk menyuruhnya istirahat total di rumah.Â
Hampir sebulan berlalu sejak Jojo tidak bekerja, situasi di perusahaan pun jauh lebih tenang dan damai tanpa kehadirannya. Suatu hari, Jojo menelpon salah satu manager perusahaan dan menceritakan kesehariannya sambil bersedih dan menyatakan menyesal atas sikapnya selama ini yang tidak mau mendengar perkataan orang lain.Â
Salah satu karyawan yang selama ini bersikap dingin dengannya pun menelpon untuk menanyakan kabarnya, memberi nasihat dan bahkan mampir ke rumah untuk mengantarkan vitamin yang saya yakini membuka mata hatinya akan sifat-sifatnya selama ini. Keesokan harinya ia pun menelpon satu-satu karyawan di kantor dan secara pribadi meminta maaf atas kesalahan yang mungkin ia perbuat dan tidak membuat nyaman teman-teman sekerjanya.Â
Beberapa hari berselang, si bos pun memantau kondisinya dan Jojo mengatakan bahwa dirinya sudah jauh lebih baik dan pulih. Bos pun menyuruhnya untuk melakukan swab test sekali lagi untuk membuktikan bahwa dirinya sudah terbebas dari Covid-19.Â
Hasil pun keluar tidak lama kemudian dan menunjukkan bahwa Jojo negatif virus Covid-19. Â Tiga hari berselang, bos pun menyuruh Jojo untuk kembali masuk bekerja.Â