Eve merupakan seorang gadis yang ceria. Sejak di bangku SD, dia selalu dikenal sebagai seorang gadis yang gemar membantu dan rendah hati. Selain itu, dia juga dikenal sebagai seorang gadis yang sangat berprestasi. Eve memiliki seorang sahabat yang bernama Elaine. Mereka sudah berteman sejak mereka masih kecil sekali. Hal ini dikarenakan rumah mereka letaknya sangat berdekatan sehingga mereka sering sekali bermain bersama. Sahabatnya ini selalu hadir di saat Eve benar-benar membutuhkan saran dan juga telinga untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Dari kacamata orang luar, sepertinya kehidupan Eve sudahlah sangat sempurna. Dia merupakan seorang gadis yang berprestasi, rendah hati, dilahirkan di sebuah keluarga yang sangat berkecukupan, dan memiliki seorang sahabat yang setia. Akan tetapi, akankah kehidupan itu akan bertahan selamanya?
Memasuki bangku SMP, pada awalnya Eve masih bersikap seperti dirinya yang sebenarnya. Akibat sikapnya yang periang ini, dia pun mulai didekati oleh banyak sekali teman, entah itu laki-laki maupun perempuan. Dia pun mulai mendekatkan dirinya pula dengan teman-teman barunya di SMP. Dia sering menghabiskan waktu bersama mereka. Bermain bersama, mengerjakan tugas bersama, bahkan hingga berbagi rahasia bersama. Meski begitu, dia tetap ingat akan sahabat masa kecilnya, Elaine. Awalnya, sepertinya kehidupan pertemanan barunya ini akan membawa dampak positif bagi Eve. Namun suatu ketika, terjadi suatu kejadian yang kurang berkenan di hati Eve. Salah satu rahasia terbesarnya dibocorkan oleh teman-temannya dan dia mulai dijadikan sebagai bahan olokan satu sekolah. Eve yang sebenarnya berhati sensitif ini merasa benar-benar terkhianati. Dari situlah sikapnya perlahan-lahan mulai berubah. Dia mulai menjadi gadis yang introvert dan suka untuk menutupi perasaannya. Dia juga mulai berhati dingin terhadap orang-orang baru sekitarnya. Sebelumnya dia akan membantu siapapun tanpa terkecuali, akan tetapi sekarang dia hanya akan membantu seseorang jika ada untungnya bagi dia.
Dalam kehidupan sosialnya juga, dia hanya mempercayai sahabatnya. Setiap kali dia ingin berteman dengan seseorang yang baru, Eve pasti akan mengetes mereka. Eve akan selalu membocorkan sesuatu yang terdengarnya seperti rahasia besar dia dan apabila rahasia itu sampai ke telinga sahabatnya, maka dia akan langsung menjauhi orang tersebut. Sifat barunya yang seperti ini disertai dengan kata-kata tajamnya lambat laun mendapatkannya julukan "Mawar Berduri" Orang-orang pun menjadi segan untuk berteman dengannya. Melihat hal ini, Elaine sebenarnya ingin sekali mengembalikan Eve ke dirinya yang dulu. Akan tetapi usahanya selalu gagal.
Tak terasa ternyata kehidupan SMP Eve berlalu begitu saja. Kehidupan SMP yang sangat hambar, menyakitkan, dan penuh dengan sikap paranoia terhadap orang lain. Akankah hal ini terus berlanjut pada kehidupannya di SMA?
Libur musim panas pun berlalu begitu cepat dan kehidupan SMA Eve pun dimulai. Berkat reputasinya selama bersekolah di bangku SMP, siswa-siswa baru di masa SMA pun juga segan untuk mendekatinya. Eve pun mulai berpikir bahwa hal ini akan terus berlanjut hingga dia pun lulus SMA. Suatu ketika saat sepulang sekolah, ada seorang anak yang terjatuh dan tergelincir ke dalam sungai. Tanpa berpikir panjang, Eve yang melihat kejadian itu pun langsung secara spontan menyelamatkan anak tersebut. Di saat itulah terlihat sekilas dari kepribadiannya yang dulu. Kepribadiannya yang selalu ada di saat orang membutuhkan pertolongan. Ternyata, kejadian ini dilihat oleh seorang siswa bernama Light. Light yang melihat kejadian ini pun mulai memiliki rasa ketertarikan kepada Eve. Dia menjadi penasaran akan jati diri Eve yang sebenarnya. Dari situlah dia mulai berniat untuk mendekatinya. Sesuatu yang sebenarnya keliahatannya mendekati kata mustahil. Dari sanalah Light pun juga mulai berniat untuk mengubah Eve agar menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.
Di sinilah kisah mereka berdua dimulai. Pada awalnya, usaha Light untuk mendekati Eve tidak berjalan dengan baik. Kepribadiannya yang cuek dan sangat menutupi diri bagaikan mawar berduri masih belum tergoyahkan. Meski begitu, Light pun tidak menyerah. Usahanya pun terus berlanjut hingga pertengahan semester 1 kehidupan SMA mereka. Pada saat itu, tiba-tiba diumumkan bahwa pemilihan ketua OSIS yang baru akan segera dilaksanakan. Light yang mendengar hal ini pun berniat untuk mengikuti pemilihan tersebut dan menjadi Ketua OSIS yang baru. Dia berniat untuk menjadi ketua OSIS untuk membantunya memenuhi cita-citanya untuk belajar keluar megeri. Di samping itu, sebenarnya dia juga memiliki niat yang lain. Di dalam pikirannya pun terlintas sebuah ide, "Hmm, kalau misalnya aku berhasil menjadi Ketua OSIS, sepertinya itu akan membantuku terlihat mencolok di hadapannya." Begitulah pikirnya. Akibat hal tersebut, Light pun berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan suara menjelang minggu-minggu kampanye OSIS. Dia melakukan segalanya, mulai dari kampanye, bersosialita dengan siswa-siswa lainnya, mendapatkan nilai-nilai yang bagus, dll demi membentuk imagenya sebagai seorang siswa yang layak untuk menjadi ketua OSIS. Usahanya ini pun tidak sia-sia. Menjelang pidato terakhir kampanye pemilihan Ketua OSIS, terlihat sekali bahwa semua orang mendukungnya untuk naik menjadi ketua OSIS. Selang beberapa hari pun hasilnya tidak mengkhianati harapannya. Dia pun berhasil ditunjuk dan dilantik menjadi ketua OSIS yang baru.
Setelah pelantikan, dia pun langsung "dibriefing" oleh Ketua OSIS sebelumnya. Ketua OSIS sebelumnya mengatakan bahwa sekarang Light harus mencari beberapa siswa yang lainnya untuk mengisi jabatan kepengurusan OSIS. Mendengar hal ini, Light pun merasa agak terkejut. Selama setengah tahun ini, dia masih belum benar-benar memiliki seorang teman yang dapat dipanggilnya sahabat. Atas dasar ini, dia pun memutuskan untuk bertanya kepada guru-guru mengenai siapa saja yang pantas untuk dijadikan pengurus OSIS. Guru-guru pun mulai memberikan rekomendasi mereka. Salah satu nama yang tiba-tiba menarik perhatian Light ialah nama "Eve". Mendengar hal tersebut, terlintaslah sesuatu "Sepertinya Eve sangat cocok untuk dijadikan sebagai wakit ketua. Tapi, apakah dia benar-benar mau?" Berkat pemikiran tersebut, timbulah keraguan yang besar di dalam hatinya. Light sebenarnya sangat ingin untuk mengajak Eve menjadi wakil ketuanya, dengan begitu dia dapat menghabiskan waktu yang lebih lama dengannya dan dapat mengenalnya dengan lebih baik. Akan tetai di sisi lain, dia juga memikirkan apakah sosok Eve yang sangat menutupi dirinya itu mau untuk menjadi salah satu anggota kepengurusan OSIS. Itulah sebabnya Light pertama-tama mengajak nama-nama lain yang diusulkan oleh guru-guru. Kedua nama tersebut ialah Clifton dan juga Elaine. Clifton diusulkan oleh guru-guru untuk menjadi bendahara dari OSIS dikarenakan sifatnya yang sangat sistematis dan juga teliti. Elaine diusulkan untuk menjadi sekretaris dari OSIS dikarenakan sifatnya yang terstruktur dan juga rapi.
Mengajak Clifton bukanlah tantangan yang berat bagi Light. Sebelumnya, Clifton dan Light sudah saling mengenal dikarenakan mereka berdua sama-sama mengikuti kegiatan ekskul futsal. Saat diajak pun Clifton terlihatnya sangat tertarik dengan tawaran dari Light. Masalahnya sekarang ialah bagaimana caranya untuk membujuk Elaine agar mau ikut ke dalam OSIS. Elaine dikenal sebagai salah satu perempuan yang sangat populer. Namun, jadwal kegiatannya kelihatannya sudah sangat sibuk. Light merasa sangat khawatir apabila tawarannya ditolak. Hal ini dikarenakan selain dia sepertinya tidak ada lagi kandidat yang cocok untuk dijadikan sebagai sekretaris utama dari OSIS. Dengan tidak menaruh banyak harapan Light pun menghampiri Elaine sepulang sekolah. Dia pun langsung saja menawarkan Elainen untuk bergabung dengan OSIS sebagai sekretaris dari mereka. Elaine pada awalnya merasa sedikit enggan untuk bergabung dengan OSIS dikarenakan jadwalnya yang sudah sangat sibuk. Akan tetapi, tiba-tiba terlintas sesuatu di pikirannya. Elainen berpikiran bahwa OSIS ini mungkin saja dapat membantu Eve untuk membangun relasi kembali dengan orang lain secara sehat. Elaine pun berkata kepada Light, "Emm, boleh saja. Akan tetapi ada satu syarat." "Apa syarat itu?" jawab Light. "Syaratnya ialah aku boleh mengajak salah satu temanku untuk bergabung juga ke dalam OSIS." Mendengar hal ini, Light pun agak terkejut. Hal ini dikarenakan posisi kepengurusan OSIS yang keempat itu sebenarnya ingin diberikannya kepada Eve. Akan tetapi, dia juga berpikiran bahwa dia seharusnya mementingkan kepentingan dari OSIS terlebih dahulu dibandingkan dengan kepentingannya sendiri. Ia pun menyetujui syarat dari Elaine. Setelah menyetujui syarat tersebut Light pun langsung bertanya, "Kalau boleh tahu, siapa ya teman yang ingin kauajak itu?" Elaine pun menjawab," Kautunggu saja nanti pada saat hari pertama kita bertugas. Sepertinya kau juga sudah mengenali temanku ini." kata Elaine sambil tersenyum. Mendengar hal ini Light pun merasa agak bingung dan bertanya-bertanya, "Apa maksud tadi barusan?"
Selang satu minggu dan kita telah sampai pada hari pertama penugasan mereka sebagai anggota kepengurusan OSIS yang baru. Di hari tersebut Elaine dan temannya ini datang terlambat. Light dan Clifton yang telah hadir duluan pun bertanya-tanya mengenai keberadaan mereka. Di samping itu, Light pun bertanya kepada Clifton mengenai sosok teman yang mungkin saja dibawa oleh Elaine. Clifton pun mengatakan bahwa Elaine memiliki banyak sekali teman sehingga diapun tidak bisa menebak kira-kira siapa yang akan diajak olehnya. Ketika membicarakan hal tersebut, tiba-tiba Elaine pun memasuki ruangan OSIS. "Maaf kami terlambat, dan perkenalkan ini adalah sahabat saya Eve." Setelah Elaine mengatakan itu Eve pun langsung memasuki ruangan OSIS. Melihat hal tersebut, Light pun merasa sangat terkejut. Dia tidak menyangka-nyangka bahwa Elaine ialah sahabat dari Eve. Dia pun merasa sangat bahagia karena semuanya ternyata berjalan sesuai dengan rencanaya.
Setelah semua anggota hadir, Light pun langsung memulai rapat pada hari itu. "Jadi semuanya, agenda kita pada hari ini ialah mengatur kepengurusan OSIS." "Rencanaku ialah aku berniat untuk menjadikan Clifton sebagai bendahara, Elaine sebagai sekretaris, dan Eve sebagai wakil ketua." Mendengar hal ini Eve pun langsung menyela pembicaraan tersebut. "Maaf sekali tapi aku tidak ingin menjadi wakil ketua OSIS." Light pun merasa sangat terkejut mendengar hal tersebut. Dia pun berusaha untuk membujuk Eve agar tetap mau menjadi wakil ketua. Akan tetapi, usahanya tersebut yang mungkin terkesannya agak memaksa malah membuat Eve kesal. "Apa sih?? Sudah kubilang bukan bahwa aku tidak ingin menjadi wakil ketua. Kenapa kamu masih memaksaku??" Â Sesaat setelah mengatakan hal tersebut Eve pun langsung meninggalkan ruangan OSIS. Ruangan pun menjadi diam seketika.
Setelah hening beberapa saat Elaine pun langsung berkata, "Maaf ya atas perilaku sahabatku barusan. Dia memang seperti ini ketika bertemu dengan orang-orang yang belum begitu dia kenal. Besok akan kucoba untuk membujuk dia secara perlahan-lahan." Melalui semua itu, Light pun merasa bersalah atas tindakannya barusan. Clifton pun menenangkan Light, "Tenang saja, ini bukan salahmu ko. Memang Eve itu terkenal akan sikap dinginnya. Akan tetapi, aku yakin bahwa kau dapat berteman baik dengannya." Setelah itu rapat OSIS yang hanya berlangsung sejenak ini pun selesai. Light pun langsung berjalan pulang ke rumahnya. Di perjalanan dia masih memikirkan tentang kejadian yang tadi. "Kira-kira kenapa ya Eve sangat menutupi dirinya sekali." Dia pun beniat untuk menanyakan hal ini kepada Elaine karena Elaine tentunya mengetahui alasan ini sebagai sahabatnya. Akan tetapi, Light juga berpikir bahwa menanyakan hal ini secara langsung kepada Elaine kesannya akan sedikit tidak sopan karena dia dan Elaine baru saja saling mengenal. Oleh karena itu pun Light pada akhirnya mengurngkan niatannya tersebut.
Keesokan harinya, Elaine pun tiba-tiba menghampiri Light di jam istirahat. "Light, apakah kau senggang siang ini? Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu." Light pun mengatakan bahwa dia senggang sepulang sekolah ini. Elaine pun senang mendengar hal itu dan dia pun segera meninggalkan Light. Light pun langsung berpikir-pikir mengenai apa yang akan dibahas oleh Elaine nantinya. Tanpa disadari, waktu berlalu begitu cepat dan sekarang sudah waktunya pulang sekolah. Light pun segera menemui Elaine di lapangan belakang sekolah.
Elaine pun langsung membuka topik pembicaraan, "Kamu masih kepikiran soal hal yang kemarin bukan?" Light pun terkejut mendengar perkataan Elaine. Elaine pun tersenyum dan langsung saja menanyakan apakah Light memiliki perasaan kepada Eve. Light pun tercengang akan apa yang baru saja dikatakan oleh Elaine. Dia pun tidak bisa berkata-kata. Elaine berkata bahwa sikapnya kemarin sangat mengisyaratkan perasaan sebenarnya. Light pun tidak mempunyai pilihan selain untuk mengakui perasaann sebenarnya. Mendengar hal ini Elaine pun langsung tersenyum dan berkata, "Aku harap kau adalah orang yang mampu mengembalikannya seperti dulu lagi." Mendengar hal ini Light pun merasa terkejut dan iseng bertanya," Memangnya Eve itu dulunya seperti apa orangnya?" Elaine pun menceritakan bahwa Eve itu dahulu merupakan orang yang sangat terbuka, ceria, dan suka menolong orang lain. Dia juga selalu memikirkan perasaan orang lain ketika berbicara dengan mereka. "Akan tetapi, semua itu berubah sewaktu teman-teman SMP nya mengkhianatinya." kata Elaine. Light pun merasa kesal mendengar hal itu dan langsung saja menanyakan apa yang telah diperbuat oleh teman-teman SMP nya sewaktu dulu. Elaine pun mengatakan bahwa teman-temannya membocorkan salah satu rahasia yang kurang mengenakan tentang keluarganya. Akibatnya dia menjadi bahan olokan dan dijauhi oleh satu sekolah waktu itu. Elaine juga menceritakan bahwa sewaktu awal hal ini baru saja terjadi, Eve merasa sangat tertekan. Dia bahkan sampai tidak masuk selama satu minggu setelah orang-orang di SMP mulai mengolok-oloknya. "Alhasil, sifat Eve pun perlahan-lahan berubah sejak saat itu" kata Elaine kepada Light. "Sebenarnya aku sudah beberapa kali mencoba untuk membuka kembali hatinya yang terkunci itu, akan tetapi aku tidak pernah berhasil. Dia sepertinya masih merasakan trauma yang berat berkat kejadian itu. Oleh karena itu, aku sangat mengharapkan bahwa kamu bisa berhasil." Light pun langsung menjawab,"Apabila kamu saja tidak bisa berhasil, apalagi diriku yang baru saja mengenali dia selama beberapa bulan ini." Elaine pun menjawab," Akan tetapi, kamu adalah seseorang yang dapat melakukan sesuatu yang tidak bisa kulakukan padanya." Light pun bertanya-tanya, "Dan apakah hal tersebut?" Elaine pun menjawab," Kamu adalah seseorang yang dapat membuatnya merasakan rasa kembali mempercayai dan dipercayai oleh orang lain. Mendengar hal ini Light pun merasa sangat terkejut. "Apakah menurutmu aku bisa melakukan hal tersebut?" Elaine pun menjawab, "Sebenarnya aku tidak yakin sepenuhnya tapi aku mempercayaimu sepenuhnya untuk melakukan hal tersebut, jadi kau haruslah berjuang jika kau memang ingin mendapatkannya." Light pun mengiyakan perkataan dari Elaine.
Setelah perbincangan yang agak berat itu, mereka pun berpamitan dan melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Light yang tidak mempunyai rencana pun langsung pulang ke rumahnya. Di jalan, dia kembali lagi termenung dan berpikir, "Kira-kira apakah aku mampu membuka hatinya kembali setelah kejadian berat itu menimpanya?" Dia terus merenungkan hal tersebut hingga sampai pada rumahnya. "Yah yang terpenting ialah aku harus menyampaikan permintaan maafku padanya besok saat rapat OSIS kembali."
Keesokan harinya pun mereka bertemu kembali di ruangan OSIS. Kali ini mereka berdualah yang datang lebih awal. Suasana di ruangan itu pun menjadi sangat canggung. Light yang sebenarnya ingin meminta maaf kepadanya pun tidak mampu menyusun kata-kata untuk menyampaikan isi hatinya tersebut. Di saat Light sedang kebingungan tersebut, Eve pun tiba-tiba membuka mulutnya dan berkata "Ketua Light, maafkan ya atas perbuatanku yang tidak semestinya kemarin. Aku sungguh menyesal." Mendengar hal ini Light pun langsung meresponnya dengan cepat, "Tidak apa-apa Eve, aku juga minta maaf karena perilakuku kemarin yang sangat terkesan memaksa." "Tidak apa-apa, memang aku yang salah karena bersikap egois dan tidak dewasa." jawab Eve. "Lalu, setelah aku menimbang-nimbangnya kembali sepertinya aku sudah membulatkan tekadku untuk menjadi wakil ketua OSIS di periode ini." Mendengar hal ini Light pun merasa sangat senang. Dia pun mulai berani mengajak mengobrol Eve mengenai topik-topik yang lainnya, seperti pelajaran, hobinya, dll. Pada bulan-bulan awal, Eve masih setengah menutupi dirinya sehingga dia hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan Light dengan jawaban-jawaban singkat yang bernada dingin. Akan tetapi setelah satu tahun bersama di OSIS, Eve pun mulai membuka dirinya kembali. Dia pun pada akhirnya sampai mengubah penampilannya untuk menghilangkan stigma gadis dingin yang tertancap pada pribadinya di benak orang-orang. Selain itu, dia pun mulai berteman baik dan akhirnya mulai bersahabat dengan seluruh orang di sana. Akan tetapi, persahabatan ini tidak berlaku bagi sang Ketua OSIS yang sangat dikaguminya sekarang. Setelah menghabiskan banyak waktu bersamanya baik di dalam maupun di luar ruangan OSIS, timbullah suatu perasaan yang tidak pernah muncul sebelumnya di hatinya.
Inilah awal dari kisah kedekatan mereka sejak mereka berdua pertama kali bergabung ke dalam OSIS. Kisah kedekatan ini pun terus berlanjut dan hubungan mereka berdua pun menjadi semakin dekat. Melihat seluruh perkembangan ini, Elaine pun ikut senang karena akhirnya sahabat masa kecilnya ini dapat berlalu dan melangkah maju dari masa lalunya yang kelam tersebut. Berkat keberanian sahabatnya untuk melupakan masa lalunya, maka dia pun pada akhirnya mendapatkan kisah di masa depan yang membahagiakan. Itulah hal yang terpikirkan oleh Elaine. Kisah mereka berdua ini pun memuncak setelah mereka berdua sudah saling mengenal selama kurang lebih 2 tahun, di mana pada saat itulah mereka berdua saling menyatakan perasaan mereka. Kisah indah ini tentunya masih tetap terus berlanjut sejak saat itu dan sekarang Eve sudah dapat benar-benar melupakan masa lalunya dan kembali ke jati dirinya yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H