Perkembangan ekonomi kreatif tidak lepas dari generasi muda sebagai "gudang" kreativitas. Generasi muda merupakan sumber daya produktif yang datang dengan ide-ide kreatif, dapat membuka usaha (wirausaha) yang juga membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran pada angkatan kerja produktif. Semakin banyak generasi muda yang berkecimpung dalam dunia wirausaha maka semakin banyak pula produktivitas yang dihasilkan sehingga berdampak pula pada peningkatan pembangunan ekonomi nasional.
Salah satu bentuk kreativitas bisa melalui kewirausahaan. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang keberhasilan. Memiliki jiwa wirausaha berarti mendorong mentalitas yang mandiri, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, disiplin, dan tidak mudah menyerah, layaknya seorang wirausahawan yang memulai usahanya dari bawah. Alangkah baiknya jika sifat-sifat tersebut dilakukan pada generasi muda yang notabene berjiwa petualang, penuh ide, dan menyukai tantangan pada umumnya memiliki kesamaan dengan konsep entrepreneurship yang menjawab tantangan pada umumnya memiliki kesamaan dengan konsep entrepreneurship yang dimiliki. menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang.
Generasi muda merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki tingkat produktivitas tertinggi. Namun sayangnya kebanyakan tidak digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan masih banyak anak muda yang melakukan atau terlibat dalam kejahatan seperti pencurian, narkoba, tawuran, dan pergaulan bebas. Tentu kita tidak ingin hal ini terus berlanjut. Oleh karena itu, sekolah sejak dini membekali generasi muda dengan pendidikan yang baik. Selain agar menjadi pintar, agar generasi muda terpacu untuk menggali ide-ide kreatif dalam dirinya, kita bisa mengarahkan mereka ke dunia bisnis. Dari sinilah generasi muda bisa belajar menjadi wirausahawan agar bisa meminimalisir kejahatan yang ada karena kreativitas mereka dihabiskan untuk dunia bisnis, bukan untuk sesuatu yang bisa menghancurkan masa depan mereka. Pengusaha muda nantinya akan menjadi potensi pengembangan, baik dari segi jumlah maupun kualitas pengusaha muda itu sendiri.
Kewirausahaan memiliki peran penting dengan kemampuan menciptakan dan memberikan produk bernilai tambah (added value) melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen dalam mencari dan membaca peluang. Di Indonesia sendiri, jumlah wirausahawan adalah 19,3% dari total penduduk dewasa. Untuk negara berkembang angka ini cukup besar.
Dalam pembangunan ekonomi suatu negara, kewirausahaan memiliki peran penting. Global Entrepreneurship Monitor (GEM) menemukan bukti bahwa hubungan antara kewirausahaan dan pembangunan mampu membangun negara yang makmur karena unggul dalam kualitas untuk mengatur sumber daya yang dibutuhkan untuk menciptakan nilai tambah. Dalam laporan GEM, Indonesia diposisikan dengan jumlah wirausahawan yang besar namun dengan pendapatan per kapita yang relatif kecil.
Generasi muda di Indonesia memiliki kreatifitas yang tinggi. Di era yang terus bertumbuh dan maju, pastinya masyarakat nya juga akan tumbuh baik secara akademis dan kreativitas. Dengan kreativitas tersebut generasi muda bisa menciptakan ide ide produk ataupun gagasan yang baru. Mereka yang ingin berinovasi dan mengembangkan suatu produk yang beda dari pada yang lain biasa disebut entrepreneur.
Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti tentang bagaimana cara mengembangkan sebuah inovasi menjadi sebuah peluang yang dapat menjadi keuntungan. Dalam hal mengembangankan idenya entrepreneur hanya perlu membuat sebuah keberanian untuk membuka jalan agar inovasi yang dibuatnya menjadi sebuah peluang bisnis.
Setiap orang pastinya mampu menjadi seseorang pembuat inovasi karena setiap individu mempunyai potensi yang sama. Namun tidak semua orang berani untuk mengembangkan inovasi mereka miliki. Bagi seseorang yang ingin memulai sebuah inovasi menjadi peluang, mereka hanya perlu mencari apa yang sebenarnya yang dibutuhkan oleh lingkungan. Salah satunya hal yang dapat dibuat menjadi sebuah inovasi adalah membuat alat alat yang bisa mengurangi sampah yang ada di masyarkat. Hal ini termasuk kedalam sociopreneurship karena membuat ide yang menyentuh pada kebutuhan masyarakat. Dalam inovasi seperti itu, seorang entrepreneurship harus mampu memikirkan lingkungan sekitarnya.
Dalam hal ini kita ambil contoh dari seorang wirausaha yang berasal dari Jakarta, membuat produk daur ulang ramah lingkungan, dengan hanya bukan sekedar mencari keuntungan semata ia juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, dalam perkembangan bisnisnya kita berfokus pada Gerakan yang dilakukan dengan mengubah sampah sayur menjadi produk ramah lingkungan, misalnya saja sisa sampah sayuran yang diubah menjadi hand sanitizer dan pembersih organic cair.
Selain itu, mereka juga mengolah sisa sisa minyak jelatah menjadi sabun batang organic, serta ada juga kotoran hewan yang diolah menjadi pupuk kompos. Semua produk tersebut dikemas secara baik dan menarik sehingga mudah untuk dipasarkan secara langsung maupu digital marketing.
sesuatu yang menarik dari hal tersebut adalah dalam proses pengolahannya, dalam proses pembuatan yang dikembangkan oleh Sukendro Saputro ini mempekerjakan para remaja putri, remaja berkebutuhan khusus dan juga keluarga dengan berpenghasilan rendah guna menciptakan lapangan pekerjaan bagi kelompok tersebut.
Ia pun juga mengatakan bahwa pihak nya akan terus berkomitmen menyosialisasikan gerakan zero food waste pada masyarakat luas dengan memberikan kepelatihan kepada beberapa komunitas, sekolah, maupun usaha usaha rumahan.
Kesimpulan yang bisa kita ambil yaitu dalam keterampilan berwirausaha dapat diperoleh dari berbagai pelatihan, seminar, atau dengan berinteraksi langsung dengan wirausahawan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita bisa mendapatkan ilmu dan pelajaran kewirausahaan dan bisa langsung terjun ke dunia BISNIS yang sangat luas.
Peningkatan mental generasi muda dalam berwirausaha merupakan salah satu cara untuk membangun jiwa wirausaha yang kuat. Sebab, meskipun seseorang memahami strategi wirausaha tetapi tidak berani terjun ke dunia bisnis, maka proses wirausaha tidak akan pernah terwujud. Banyak yang takut akan persaingan ketat dengan perusahaan asing yang bermodal besar, sehingga menciutkan mental pengusaha muda Indonesia. Sebenarnya persaingan bukan untuk saling menjatuhkan antar pengusaha, tetapi persaingan yang terjadi adalah untuk memotivasi para pengusaha tersebut untuk terus mengembangkan produksi, distribusi, dan pemasaran produknya.
Sebuah kata yang cukup banyak diucapkan dan didengar oleh generasi muda Indonesia adalah kata "gaul". Namun banyak dari anak muda ini yang salah mengartikan pergaulannya, biasanya anak muda yang pergi ke tempat hiburan dan pusat perbelanjaan adalah anak muda gaul. Pemuda Indonesia harus bisa lebih memahami kata-kata gaul yang memiliki arti luas. Banyak remaja tidak merasakan dan memahami pergaulan mereka. Banyak anak muda kita yang merasa gaul ketika "dikait-kaitkan". Misalnya, mereka berani mengatakan "Saya gaul, tadi malam setelah nongkrong di klub, baju impor, ponsel baru juga."Â
Dalam contoh ini, kita harus sadar bahwa kita sedang digauli oleh para pengusaha yang inovatif dalam mengembangkan usahanya mereka yang anda pakai dan gunakan, bahayanya dapat membuat masyarakat lebih memilih konsumtif daripada produktif dan kreatif. Masyarakat khususnya anak muda memang harus hang out, namun harus melihat bahasa gaul dari sudut pandang yang positif. Karena kita harus bergaul dengan sisi positifnya, karena dengan itu kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H