sesuatu yang menarik dari hal tersebut adalah dalam proses pengolahannya, dalam proses pembuatan yang dikembangkan oleh Sukendro Saputro ini mempekerjakan para remaja putri, remaja berkebutuhan khusus dan juga keluarga dengan berpenghasilan rendah guna menciptakan lapangan pekerjaan bagi kelompok tersebut.
Ia pun juga mengatakan bahwa pihak nya akan terus berkomitmen menyosialisasikan gerakan zero food waste pada masyarakat luas dengan memberikan kepelatihan kepada beberapa komunitas, sekolah, maupun usaha usaha rumahan.
Kesimpulan yang bisa kita ambil yaitu dalam keterampilan berwirausaha dapat diperoleh dari berbagai pelatihan, seminar, atau dengan berinteraksi langsung dengan wirausahawan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita bisa mendapatkan ilmu dan pelajaran kewirausahaan dan bisa langsung terjun ke dunia BISNIS yang sangat luas.
Peningkatan mental generasi muda dalam berwirausaha merupakan salah satu cara untuk membangun jiwa wirausaha yang kuat. Sebab, meskipun seseorang memahami strategi wirausaha tetapi tidak berani terjun ke dunia bisnis, maka proses wirausaha tidak akan pernah terwujud. Banyak yang takut akan persaingan ketat dengan perusahaan asing yang bermodal besar, sehingga menciutkan mental pengusaha muda Indonesia. Sebenarnya persaingan bukan untuk saling menjatuhkan antar pengusaha, tetapi persaingan yang terjadi adalah untuk memotivasi para pengusaha tersebut untuk terus mengembangkan produksi, distribusi, dan pemasaran produknya.
Sebuah kata yang cukup banyak diucapkan dan didengar oleh generasi muda Indonesia adalah kata "gaul". Namun banyak dari anak muda ini yang salah mengartikan pergaulannya, biasanya anak muda yang pergi ke tempat hiburan dan pusat perbelanjaan adalah anak muda gaul. Pemuda Indonesia harus bisa lebih memahami kata-kata gaul yang memiliki arti luas. Banyak remaja tidak merasakan dan memahami pergaulan mereka. Banyak anak muda kita yang merasa gaul ketika "dikait-kaitkan". Misalnya, mereka berani mengatakan "Saya gaul, tadi malam setelah nongkrong di klub, baju impor, ponsel baru juga."Â
Dalam contoh ini, kita harus sadar bahwa kita sedang digauli oleh para pengusaha yang inovatif dalam mengembangkan usahanya mereka yang anda pakai dan gunakan, bahayanya dapat membuat masyarakat lebih memilih konsumtif daripada produktif dan kreatif. Masyarakat khususnya anak muda memang harus hang out, namun harus melihat bahasa gaul dari sudut pandang yang positif. Karena kita harus bergaul dengan sisi positifnya, karena dengan itu kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H