Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahasia Kehidupan

1 April 2020   19:43 Diperbarui: 1 April 2020   19:47 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan keraguan itu, orang merasakan kekuatan dalam dirinya semakin bertambah atau sebaliknya kadang merasa daya hidupnya semakin menurun.

Dalam keraguan akan langkah apa yang mesti diambil, orang lalu mulai mencari rujukan dan berbagai alasan. Salah satunya adalah membandingkan dirinya dengan orang lain atau mungkin lebih tepatnya dengan seseorang yang dikenalnya. Apa yang akan dilakukan orang tersebut jika ia yang berada pada posisi diriku saat ini.

Langkah apa yang akan diambilnya. Harapannya adalah dengan begitu bisa ada sebuah keputusan yang bisa menjadi pegangan hidup ke depannya, yang kemudian diharapkan tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

Pertama-tama orang harus mempunyai keyakinan bahwa apa yang memanggilnya untuk sebuah petualangan di masa depan adalah sesuatu hal baik yang sedang menanti. Memang kedengarannya agak gila. Bagaimana bisa diketahui bahwa itu adalah sesuatu yang baik? 

Orang harus memiliki semacam "indra keenam" berupa ramalan dalam dirinya sendiri untuk merasakan bahwa sesuatu yang menunggunya di depan adalah sesuatu yang baik atau tidak. 

Orang mesti berani katakan "aku bisa merasakannya". Ketika seseorang tidak dapat melihat masa depan maka yang harus dilakukan adalah mengambil langkah selanjutnya yang tepat dan benar untuk menentukan masa depan itu.

Tanpa sedikitpun keraguan bahwa kadang untuk mengambil sebuah tindakan yang benar dan tepat, seseorang butuh orang lain. Mesti ada orang lain yang memberikan masukan, ide-ide kreatif, dan memberikan uluran tangan. 

Ada orang yang siap berkata "aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya". Walau pun pada akhirnya masing-masing oranglah yang akan menentukan apa yang baik untuk dirinya di masa depan.

Pergumulan demi pergumulan akan membawa kita kepada keputusan "aku mendengarkan panggilanmu" dari sesuatu petualangan di masa depan. Di saat itu terjadi, hati akan bergetar dan tubuh ikut merasakan sensasi getarannya. 

Tentu saja itu terjadi bukan karena dinginnya cuaca. Tetapi karena merasa ada mimpi yang akan digapai namun tidak bisa disentuh. Orang dapat merasakan kehadiran sesuatu di depan sana. Situasinya seolah seperti teman yang sudah lama dikenal. Akhirnya orang tahu rahasia dari kehidupan itu sendiri untuk dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun