Mohon tunggu...
Michael Jason
Michael Jason Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswastawan

Cuma manusia biasa yang suka cerita, akting, dan literatur. Biasanya soal drama dan kerohanian.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pemilu Rusa

13 Februari 2024   11:42 Diperbarui: 14 September 2024   13:09 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Pandangannya apa aja ya?" Sumber: Copilot (Bing Image Creator)

Pagi-pagi benar, Hutan Silviana sudah melihat keributan di lapangan tengah. Seekor rusa jantan berhidung merah maju ke depan. Sementara itu, kumpulan bangsa rusa lainnya berdiri menghadapnya dengan tegang.

"Perhatian, perhatian!" serunya dengan suara lantang. "Seperti yang semua kita ketahui, Raja Silvibus yang sudah bertahta sejak 2014 dan terpilih lagi pada 2019 akan segera lengser atau turun tahta! Atas titah dari Komite Tetua Bangsa Rusa, maka pemilu akan diadakan sebentar lagi. Setiap sel boleh mengajukan diri sebagai peserta pemilu, tetapi hanya yang lolos seleksi yang boleh mengajukan calon!"

Semua rusa lantas jadi ribut. Bagaimana tidak? Menjadi raja bangsa rusa itu adalah impian dari semua rusa! Baik yang tua maupun yang muda. Baik yang sudah cukup umur maupun yang sudah dicukupkan umurnya. Baik yang sudah pernah berperang maupun yang katanya sudah pernah berperang. Kalau terpilih akan menjadi gaji dua puluh digit! Bisa tampil di depan umum, bisa mengendalikan kebijakan bangsa rusa, bahkan bisa mewakili bangsa rusa itu sendiri. Semuanya bisa, asal...

"Ya asal ada duit lah!" celetuk Horemus.

"Lho, 'kan debatnya pakai adu gagasan? Kok duit segala sih?" balas Aelius.

"Yah, ga apdet kan? Selain bulus, perlu juga punya fulus!" sergap Corus.

Sambil berjalan pulang, ketiganya mengobrol dengan asyik. Horemus, Aelius, dan Corus memang sudah berteman sejak lama. Yang satu rusa bera, yang lain rusa kijang, dan yang satunya lagi rusa air. Sepanjang jalan, Aelius mengoceh soal Prinsip Dasar Rusa, yakni satu kesatuan pemikiran yang dipahami dan disetujui semua bangsa rusa menjadi 'ideologi nasional'-nya. Sementara Horemus dan Corus hanya ternganga sambil sesekali menguap.

"Sudahlah, Aelius. Mengoceh terus seperti itu tidak ada gunanya," ujar Horemus. "Memangnya nanti siapapun yang terpilih akan pengaruh sama hidup kita-kita? Jadi raja ya raja aja, ga ada hubungannya sama hidup rakyat biasa."

"Lho, pasti ada-lah! Kalau yang terpilih tiran, ngomong apa-apa didatengin tukang buah beri atuh!" ujarnya.

"Hahaha, kayak pas zaman Raja Pecunus aja. Ga bisa sih zaman sekarang, viral udah pasti!" ujar Corus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun