Dirinya (Acep) juga berpesan agar orang Betawi menjadi tuan di rumah sendiri. Dia menambahkan agar menjadi masyarakat Betawi yang cerdas dan maju dengan terus mengembangkan budayanya hingga mancanegara.
"Mayarakat Betawi harus menjadi tuan di rumahnya sendiri, berdiri diatas kaki sendiri dan tidak lagi menjadi hanya menjadi penonton. Kita harus menjadi Betawi yang cerdas dan lebih maju lagi dengan mengembangkan kebudayaan kita hingga jadi perbincangan dunia," pesannya.
Melalu UU DKJ yang telah mengubah Jakarta bukan lagi sebagai Ibukota Negara melainkan kota global dan pusat perekonomian dunia, sudah seharusnya Betawi memiliki generasi muda yang kompeten dalam memimpin daerahnya. Acep mengakui bahwa salah satu tujuan acara ini diselenggarakan bukan sekedar pertunjukan Budaya Betawi, akan tetapi menemukan dan membina para bibit muda Betawi yang akan menjadi penerus untuk memimpin Jakarta.
"Jakarta bukan lagi sebagai Ibukota Negara tapi kota global, untuk itu mari kita dorong agar putra lokal yang merupakan asli orang Betawi dapat kesempatan untuk memimpin dan memajukan daerahnya sendiri. Acara ini juga menjadi bukti bahwa kami orang Betawi akan terus membina para generasi muda Betawi yang berprestasi dan memiliki pengetahuan luas tentang kearifan lokal untuk dapat mengambil bagian dalam kontestasi pemilihan mendatang," akunya.
Pada kesempatan itu, Acep yang digadangkan akan menjadi salah satu tokoh penting di Jakarta suatu saat nanti mendapatkan kehormatan ditunjuk sebagai Pembina Forum Komunikasi Komite Sekolah (FKKD) Jakarta Timur dengan disematkan pin berlogokan FKKS. Tentu ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa dilakukan oleh Wasekjen Bamus Betawi pimpinan Eki Pitung atas eksistensiya dalam kegiatan Pelestarian Budaya Betawi.
Para peserta lomba yang diikuti oleh adik-adik dari sekolah dan sanggar di Jakarta pun turut merasa bahagia setelah memenangkan perlombaan dan mendapatkan sertifikat, trophy serta uang tunai. Bahkan tidak sampai disitu, mereka akan didorong ke walikota untuk mengikuti perlombaan pada tingkatan yang lebih tinggi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H