Latar belakang
Air merupakan suatu cairan yang transparan yang sangat diperlukan dan penting dilakukan di kehidupan manusia termasuk kehidupan atlet tinju.Â
Air berfungsi sebagai komponen penyusun utama di dalam tubuh yaitu sebesar 55-60% kebutuhan tubuh dari berat badan orang dewasa atau 70% bagian tubuh tanpa lemak (Ramdhan & Rismayanti, 2016). Bagaimanapun, kebutuhan air setiap orang bervariasi didasarkan pada umur, berat badan, dan aktivitas fisik.
Tinju merupakan olahraga yang digolongkan berdasarkan kategori berat, serta tergolong kegiatan intermiten dinamis dengan intensitas tinggi dan durasi yang pendek (Lumba, 2018). Â Di dalam tubuh manusia, air berperan sebagai pelarut untuk melarutkan makanan di dalam tubuh serta mengurangi rasa haus. Â
Sebagai tim dokter AIBA Â (Association Internationale de Boxe Amateur) ringside, Singh (2023) berpendapat bahwa olahraga tinju adalah olahraga yang berat diteknui oleh atlet-atlet ekstrim, Â sehingga air dapat menjadi solusi untuk membantu kehidupan petinju dalam menjalani kehidupan karirnya, mengontrol berat badan, mengatur suhu tubuh, meningkatkan fokus dan performa saat latihan dan bertanding.
Rehidrasi merupakan proses yang penting bagi olahragawan berhubungan dengan keseimbangan cairan di dalam tubuh.Â
Atlet memiliki aktivitas fisik yang lebih daripada orang biasa. Bisa saja, atlet mengalami ketidakseimbangan cairan dalam tubuh, disebut juga dehidrasi. Dalam kehidupan sehari-hari, dehidrasi ditandai dengan warna urin yang semakin menguning dan tidak elastisnya kulit ketika dicubit.Â
Data dari Singh (2023) membuktikan bahwa  2% keseimbangan cairan berkurang di dalam tubuh,menyebabkan performa atlet dalam ring tinju menurun sebanyak 2%.Â
Selain itu, Ia menegaskan bahwa cairan yang dibutuhkan oleh tubuh merupakan lifeline bagi para atlet tinju, yaitu semacam penyelamat sebelum sesi timbang berat badan (Weigh in).
Sebagian besar petinju memposisikan dirinya saat menimbang berat badan saat dehidrasi, dan terbukti  berpengaruh pada hasil berat badan yang diperoleh (Singh, 2023; Penggalih, 2016).Â