Jarak antara waktu penimbangan dan bertanding cukup dekat, sehingga memberikan kesempatan dengan jangka waktu yang sedikit bagi tubuh untuk melakukan rehidrasi dan mencapai keseimbangan elektrolit secara  maksimal.Â
Bila jumlah cairan di dalam tubuh tidak seimbang, akan menyebabkan dehidrasi pada atlet sehingga performa atlet menjadi tidak maksimal saat latihan dan bertanding. Resiko merasakan sakit semakin besar, setelah terkena pukulan ketika tubuh mengalami dehidrasi, mengurangi performa, serta memiliki efek negatif pada ginjal. Oleh karena itu, pola asupan minuman beserta jenisnya pada atlet tinju perlu dibahas.Â
Tujuan
Tujuan dari tulisan ini, yaitu membahas pola asupan minuman beserta jenisnya pada atlet tinju.
Diskusi
Asupan air pada atlet dapat dilakukan sebelum, saat, dan setelah latihan juga bertanding. Pengeluaran keringat dan urin sesudah latihan merupakan beberapa cara yang dapat menyebabkan jumlah cairan tubuh berkurang. Â Biasanya, atlet akan menggunakan jaket berbahan tertentu untuk mengeluarkan keringat selama latihan dan membantunya dalam menurunkan berat badan.Â
Namun, Â ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh akan menyebabkan beberapa gejala, dimulai dari rasa haus hingga sistem - sistem, diantaranya pencernaan di dalam tubuh terganggu dari skala dehidrasi sebesar satu hingga lima belas persen.Â
Ramdhan & Rismayanti (2016) dan Tyagi (2020) merekomendasikan beberapa jenis cairan yang dapat dikonsumsi oleh atlet, yaitu air putih, Â jus buah dalam kondisi tidak kental, Â dan sports drink. Tyagi (2020) menambahkan bahwa sesungguhnya tipe minuman untuk atlet tinju berbeda-beda tergantung pada waktu antar ronde.Â
Minuman yang direkomendasikan tersebut perlu dikonsumsi karena mampu memenuhi kebutuhan cairan, serta mengandung elektrolit dan sedikit gula yang cocok untuk atlet tinju, karena dapat mencegah  penurunan kadar gula darah serta berfungsi sebagai cadangan energi mengingat tinju berintensitas tinggi.
Sangat diperlukan elektrolit seperti natrium, magnesium, dan kalium bagi atlet tinju di musim panas, karena akan berpengaruh pada keseimbangan elektrolit di dalam tubuh untuk memaksimalkan fungsi otot dan hati (Singh, 2023) serta mencegah heat cramp, keram pada atlet (Anonim, 2023). Â Musim panas diduga menyebabkan atlet mengeluarkan keringat lebih banyak saat latihan.