"Whew! Okay. I think Donald just criticized me for preparing for this debate. And yes I did. And you know what else I prepared for? I prepared to be president. And that’s a good thing.” Momen kedua terbaik dari Clinton adalah ketika ia menanggapi kritikan Trump yang mengatakan bahwa ekonomi AS tidak pernah maju karena terus berkutat pada janji-janji politikus busuk seperti Hillary Clinton. Clinton pun menjawab dengan cerdas "Maybe it's because you haven't paid your taxes!"
Trump berkali-kali mencoba untuk setengah berteriak dalam mengungkapkan pemikirannya. Trump juga berkali-kali panik, buktinya ia berkali-kali sniffling sepanjang debat, banyak sekali minum air untuk meredakan ketegangan, dan terus menginterupsi pernyataan-pernyataan Clinton.
Trump juga terlihat kurang siap dalam menghadapi debat tersebut, terbukti ia hanya bisa bicara ngalor-ngidul ketika Clinton membuka beberapa topik spesifik seperti cyber warfare, subsidi family leave, dsb.
Trump bahkan menyalahkan berbagai pihak dalam debat ini, seperti mengkritik Lester Holt yang terkesan lebih kritis terhadap Trump dan tidak menguak skandal-skandal Clinton lainnya seperti kasus Benghazi, kebohongan-kebohongan Clinton, dll.
Debat pertama ini sesungguhnya tidak bisa ditentukan siapa pemenangnya. Sesungguhnya perkara siapa yang menang atau kalah ada di tangan penonton sendiri. Sekalipun Politifact mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan Clinton banyak yang lebih akurat daripada pernyataan-pernyataan Trump, semuanya tetap di tangan masyarakat yang nantinya menjadi voter sesungguhnya.
Debat berikutnya sudah dijamin akan semakin intens dan "menjijikkan". Jelas sekali, dalam debat tersebut, keduanya tidak menyukai satu sama lain!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H