Mohon tunggu...
Michael Hananta
Michael Hananta Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Debat Perdana Donald Trump vs Hillary Clinton, Siapa yang Menang?

28 September 2016   23:22 Diperbarui: 29 September 2016   07:22 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua kandidat berdebat seru mengenai topik ini. Selain itu Trump juga mengkritik NAFTA yang dibentuk pada era kepresidenan Bill Clinton, yang dianggapnya berpengaruh buruk terhadap ekonomi AS. Trump juga mengkritik Clinton yang mendukung kerjasama Trans-Pacific Partnership, karena Trump berpikir TPP hanya akan merusak kehidupan ekonomi AS. 

Apalagi Trump menuduh Clinton plin-plan mengenai pandangannya tentang TPP, dan menganggap Clinton menjadi "takut tidak akan bisa memenangkan debat ini" karena pandangannya tentang TPP belum mantap. Akan tetapi Clinton hanya mengakhirinya dengan kalimat "Well, Donald, I know you live in your own reality, but that's not the facts."

Debat semakin seru ketika segmen beralih ke topik pertahanan dan keamanan AS. Seperti diketahui, Trump bersikap ekstrem dalam menghadapi radikalisme Islam dan pandangannya tentang Meksiko. Trump tetap bersikeras akan melarang Muslim masuk ke AS dan melakukan profiling terhadap seluruh Muslim, sekalipun ia seharusnya sadar kebijakan itu akan membuat Trump dicap rasis dan melukai rakyatnya sendiri yang beragama Islam. Keinginannya untuk membangun tembok pembatas dengan Meksiko dan mengusir imigran-imigran ilegal dari Meksiko juga tidak pernah hilang. Trump masih saja berpikir bahwa itulah satu-satunya solusi untuk menyelamatkan AS dari pengaruh buruk Meksiko.

Terkait radikalisme Islam, Trump juga tetap menganggap Barack Obama dan Hillary Clinton adalah "pendiri ISIS". Maksudnya, Trump beranggapan bahwa militer AS terlalu cepat meninggalkan Timur Tengah, yang menyebabkan masih banyak simpatisan Al Qaeda dsb. yang menyatukan diri dan membentuk ISIS. Tidak heran bila Obama dan Clinton secara tidak langsung adalah "pendiri" ISIS. 

Menghadapi kritik pedas semacam itu, Clinton menanggapi dengan mengatakan bahwa kebijakan Trump yang semacam itu hanya akan memperburuk keadaan. Clinton berpendapat bahwa ia telah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Secretary of State (Menteri Luar Negeri) yang telah terbang ke 112 negara (termasuk Indonesia) untuk menegosiasikan perdamaian dan kerjasama.

Titik paling seru muncul di bagian mendekati akhir. Kedua kandidat saling menyerang di level personal. Trump mengkritik habis-habisan skandal email Hillary Clinton yang membuatnya mendapat cap yang begitu buruk di tengah masyarakat AS. Sementara itu Clinton menyerang Trump yang terus menolak untuk merilis laporan pajaknya, berpikir bahwa kemungkinan besar Trump "tidak sekaya yang diketahui orang" karena Trump menolak untuk membayar pajak. 

Clinton sendiri lagi-lagi mengakui kesalahannya yang telah menggunakan server surel pribadi untuk menangani urusan negara, meskipun Trump tetap beranggapan bahwa hal itu menandakan ketidaksiapan Clinton untuk menjadi presiden. Berbeda dengan Clinton yang mengakui kesalahannya, Trump justru terus membela diri terkait penolakannya merilis laporan pajaknya.

Bagaimana pandangan media dan masyarakat setelah debat ini berlangsung?

Debat ini jelas sekali menjadi panggung pembuktian karakter masing-masing kandidat di hadapan masyarakat AS (dan possibly masyarakat dunia). Di layar kaca, masyarakat terus berusaha mengenali lebih jauh janji-janji yang diutarakan tiap kandidat untuk menarik perhatian masyarakat dan memperoleh suara mereka.

Kebanyakan polling menunjukkan kemenangan Hillary Clinton atas Donald Trump. Salah satunya adalah polling CNN/ORC yang menunjukkan bahwa Clinton memenangkan debat itu dengan angka lebih dari 60%. Clinton memang terlihat cukup santai, sabar, dan banyak tersenyum dalam menghadapi Trump yang berusaha keras untuk menjatuhkannya. 

Best moment Hillary Clinton kemungkinan adalah responnya menghadapi kritikan Trump yang menganggap Clinton tidak memiliki temperamen yang baik dan kesehatan yang memadai untuk memegang jabatan presiden. Jawaban Clinton pun tidak kalah panas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun