Dewasa ini, ada beberapa cara  untuk menyembuhkan kanker seperti menggunakan terapi radiasi, kemoterapi, operasi, dan lain – lain. Meskipun metode pengobatan tersebut ditemukan sebagai efektif, sayangnya, pengobatan kanker memiliki banyak efek samping yang negatif. Maka karena itu, pengobatan imunoterapi menjadi pusat dari penelitian agar dapat menyembuhkan kanker secara lebih efektif.
Imunoterapi merupakan cara penyembuhan kanker dengan berbagai cara. Ada Checkpoint inhibitor, sitokin, engineered T cells, co – stimulatory receptor agonists, dan vaksin kanker. Berbagai metode ini membutuhkan adanya cara baru untuk menyampaikan obat yang digunakkan dalam bentuk apapun yang dibutuhkan.
Metode Pengiriman Obat Terkendali
Menurut Riley et al. (2019), sekarang ada 3 metode pengiriman untuk imunoterapi yang dikembangkan, nanopartikel dan konjugasi, biomaterial, dan pengantar terapi sel T. Nanopartikel dan konjugasi merupakan metode yang menggunakan modifikasi dari partikel nanomaterial untuk mengendalikan laju pelepasan dan ukuran dari partikel tersebut untuk membawa zat pengobatan seperti antibodi atau zat inhibitor. Nanopartikel yang digunakkan biasa adalah PLGA (polylactic-co-glycolic acid).Â
Biomaterial merupakan metode penyampaian obat yang mirip dengan nanopartikel. Biomaterial menggunakan sejenis kompleks molekul untuk dapat membuat sebuah dasar di mana zat pengobatan seperti antigen CD 44 untuk mengaktivasi sel dendritik. Dengan aktivasi tersebut, sistem imun tubuh dapat menyerang sel kanker.Â
Selain itu, biomaterial juga dapat digunakkan untuk membentuk sebuah rangka yang melepaskan zat pengobatan untuk pelepasan obat dalam dosis tertentu dalam jangka yang lebih lama.
Selain dari itu, dengan menggunakan materi seperti hidrogel, metode imunoterapi dapat juga digabungkan dan dikembangkan bersamaan dengan bantuan kemoterapi.Â
Terlebih lagi, dengan menggunakan zat tersebut dan hal seperti jarum mikro yang sangat kecil dan tidak pandang mata, sebuah patch yang mirip koyo juga dapat digunakkan untuk melepaskan pengobatan jika lokasi kanker dekat kulit (sarkoma).
Metode terakhir adalah menggunakan terapi sel T yang menggunakan sel T yang dimodifikasi dengan adanya reseptor antigen baru. Reseptor antigen tersebut mengizinkan sistem imun tubuh untuk dapat menyerang jenis protein tertentu seperti penanda pada permukaan sel kanker sehingga sel kanker dapat diserang.
Kesimpulan