Coba bayangkan.
- Pamali teu meunang ulin dina waktu sareupna
- Pamali teu meunang motong kuku liwat wagrib
- Pamali teu meunang diuk dina lawang panto
Tidakkah itu semua sebuah MAS'ULIYAH (tanggung jawab)? Tidakkah itu sebuah bentuk "tawashoubilhaqq tawashoubishobr"? Bahkan mengingatkan utuk segera pulang karena adzan maghrib telah tiba, sebagai sebaik-baik rasa sayang agar anak-anaknya pergi bergegas menunaikan salat magrib?
Hanya barangkali, bahasa mereka adalah bahasa ETNOPEDAGOGI. Apa itu ETNOPEDAGOGI? Pendidikan anak, berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal. Termasuk bahasa yang digunakan pun menggunakan kearifan lokal.
Yuk, mari lebih bijak untuk lakukan komparasi (studi banding) terbaik. Karena konteks ilmu pengasuhan, bukan untuk menjadi bahan saling menyalahkan dan saling mengklaim mana yang paling tepat. Melainkan bagaimana kita menafakuri dinamika pengetahuan yang berkembang dari waktu ke waktu.
Peluk hangat untuk Ananda hebat semuanya. Doa lekat untuk mereka, para jalan surga.
Baarakallaahufikum.
Wallohua'lam bishshowaab.
Semoga bermanfaat dan salam pengasuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H