Tanpa sadar kita melakukan kebohongan. Terlepas, atas dasar motif apa kita melakukannya. Namun hal inilah yang kemudia mereka jadikan pembenaran.Â
Mereka menganggap bahwa dirinya boleh melakukan hal yang sama. Karena contoh yang mereka lihat layaknya sebuah ucapan "silakan".
3. Ingin menunjukkan superioritas atau kekuatan diri
Ini bisa terjadi pada anak yang berasal dari keluarga kurang mampu secara finansial. Dia memanipulasi kondisi yang sebenarnya melalui cara berpakaian, cara berdandan, dan dengan cara yang terkait dengan kebendaan.
4. Takut diketahuai kondisi yang sebenarnya
Ada anak yang menyembunyikan luka pada salah satu bagian tubuhnya. Bukan karena takut sakit ketika diobati, melainkan karena takut dimarahi atau takut diancam supaya tidak boleh bermain lagi.
5. Tak tahan dengan tuntutan yang ada
Dipaksa mengikuti bimbel, diberikan jadwal belajar yang sangat ketat demi mendapatkan nilai ujian yang memuaskan. Sedangkan saking ketatnya aturan, si anak kedapatan tengah menikmati video-video porno di sebuah warnet yang tak jauh dari sekolah.
6. Menutupi kekurangan dengan cara melebihkan keadaan yang sebenarnya
Contoh semacam ini bisa kita lihat pada anak yang menyontek pekerjaan teman. Sadar akan kekurangan dirinya yang tak sanggup mengerjakan soal, dia mencoba mendekati salah satu teman yang sudah terpediksi lihai dan tepat dalam mengerjakan setiap soal.
Keinginan yang semakin berkelindan pada anak-anak, jika dikaitkan degan teori psikoanalisis Sigmun Freud, mereka ibarat individu yang tengah mengeksekusi sebuah lintasan pikiran. Dan ego adalah badan pelaksananya (executive branch).Â