Dan ketika para selebgram atau youtuber yang kemudian begitu membuncah fans-nya dalam kondisi tak jelas "juntrungan karyanya", maka kita pun tak perlu pesimistis dengan karya apa adanya. Kita prioriaskan kedekatan emosional. Kita akadkan diri sebagai "teman curhat" buat anak atau para siswa.
Kenapa menjadi "teman curhat". Karena dari konteks sederhana itu, menjadi sebuah filosofi bahwa kita adalah sosok, bahwa kita adalah kiblat, bahwa kita adalah penting.
Yuk, menjadi orang tua yang mendengar dan didengar.
Yuk ah. Dimulai dari rumah. Dimulai dari sekolah. Menjadi orang tua dan guru yang berdaya.
Berdaya dengan ruh kasih sayang. Berdaya dengan gagasan. Berdaya dengan inovasi dan teknik-teknik menyikapi. Berdaya dengan wawasan. Berdaya dengan budaya bercerita. Berdaya dengan mengantarkan pesan-pesan kebaikan. Berdaya dengan memproduktifkan anak-anak. Berdaya dengan menjadi idola. Berdaya dengan membekali AQIDAH.
Wallohu'alam. Semoga bermanfaat. Sekadar penaut resah atas apa yang ada. Atas masa depan generasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI