Mohon tunggu...
Miarti Yoga
Miarti Yoga Mohon Tunggu... Penulis - Konsultan Pengasuhan

Mengenal Diri, Mengenal Buah Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyelesaikan Masalah dengan Masalah

14 Mei 2020   23:02 Diperbarui: 15 Mei 2020   07:13 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga pada akhirnya, pergaulan yang ia miliki pun adalah pergaulan yang tak sehat. Pergaulan yang UNPRODUKTIF. Pergaulan yang BUTA MAKNA. Pergaulan yang menggiring dirinya ke dalam SEKS BEBAS (mendengarnya, kembali membawa diri saya untuk bernafas panjaaang).

Dan ternyata perjalanan buruk itu tak cukup sampai "terpaksa nikah" akibat hami di luar nikah. Memasuki babak rumah tangga pun nyaris TAK BERDAYA sebagai seorang kepala keluarga. Keterbatasan finansial akibat ETOS KERJA yang memang tak terbangun dengan baik. Keterbatasan kreativitas karena memang skill tak mumpuni.

Ya Allah. Astaghfirullahalladzii laa ilaaha ilaahuwwalhayuul qoyyumu wa atuubu ilaiih.

Betapa kepribadian yang tak sehat, lalu dibiarkan dan tak terselamatkan, menjadikan seorang anak manusia tak mampu melampaui keutuhan bahagia.

Tertunduk sesaat memikirkan keberadaan diri. Sebagai ibu dari anak-anak. Ibu dari anak-anak di rumah dan ibu bagi anak-anak di sekolah.

Begitu dekat jiwa ini dengan BAKAL  AMARAH. Bahkan sesederhana gelas yang tanpa sengaja terjatuh dan pecah oleh anak-anak, masih saja memunculkan spontanitas menyalahkan. 

Dan teringat obrolan dengan bapaknya anak-anak di suatu hari. "hati-hati dengan kesal. Hati-hati dengan hati. Semakin kesal kita menguat, maka syetan semakin mendekat".

Benar. Benar adanya. Karena memang syetan bersama jurus marketing yang sangat ampuh. Meng-endorse objek-objek (orang) yang salah di mata kita, untuk dihakimi sepuas hati. Lalu kita meneriaki kesalahan orang lain secara subjektif, tak berimbang, tak berkeadilan.

Ah. Kian malu rasanya saat mencerna salah pengingat dalam ayat Al-Qur'an, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Ali Imran 133-134).

Bismillah. Minimal salah satu ikhtiar sebagai orangtua sholeh adalah menahan diri dari memberi label negatif. Melabel anak dengan label "bodoh", "menyebalkan", "pengecut", "gak mau diatur", dan lain-lain.

Dan saya sangat percaya bahwa label tak akan mengikuti kenyataan. Melainkan kenyataanlah yang akan mengikuti label.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun