Tanpa sadar, mataku menangkap case gitar di samping lemari pakaianku. Ah... sudah berapa lama gitar itu di sana?
Aku bangun dari posisiku, mendekati gitar itu dengan ragu-ragu. Aku mengambil case gitar berdebu itu, meletakannya di atas ranjangku. Aku menarik napas panjang, lalu membukanya dengan sangat hati-hati seperti khawatir akan merusak setiap inci dari isi case itu.
Saat itu sebuah kilau muncul bersamaan dengan kenangan-kenangan di dalamnya. Sebuah gitar klasik dengan enam senar yang mulai berkarat.Â
Aku masih bisa membayangkan jari-jarimu saat memainkan sebuah lagu. Aku masih bisa merasakan dengan jelas jari-jari yang membimbingku menekan satu per satu senar dengan canggung dan hangat.Â
Aku terduduk sambil memeluk pinggiran ranjangku. Aku ingin menyentuhnya, aku ingin memainkan gitar itu sekali lagi.
Tapi...
Jika aku kembali memainkannya, apakah kamu juga akan kembali ke dunia ini?
Jika aku menyelesaikan lagu yang saat itu kita buat, apakah aku bisa menyanyikannya bersamamu suatu hari nanti?Â
Jika aku menyanyikan lagu itu, apakah suaraku akan mencapaimu di ujung langit sana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H