Mohon tunggu...
Mia Rosalina
Mia Rosalina Mohon Tunggu... Penulis - https://www.linnamia.com/

blogger

Selanjutnya

Tutup

Foodie

5 Kue Tradisional Indonesia yang Dibungkus dengan Daun Pisang

23 November 2020   21:40 Diperbarui: 23 November 2020   21:58 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lemet, timus, ketimus, lemet singkong, jajan pasar

Indonesia yang terkenal dengan budaya yang sangat beragam, mulai dari tempat wisata, kuliner, kain, bahasa dan masih banyak lagi. Aneka budaya tersebutlah yang menjadi ikon di Indonesia.

Ngomong-ngomong tentang kuliner yang ada di Indonesia dari pulau Sabang sampai Merauke semua memiliki ciri khasnya masing-masing. Kuliner yang memiliki cita rasa sangat memanjakan lidah, semua orang pasti akan menyukainya. Apalagi makanan tradisional Indonesia yang bervariatif yang tidak bisa disebutkan semuanya. Terutama jajanan tradisional yang di bungkus dengan daun pisang.

Daun pisang merupakan alat pembungkus makanan yang masih tradisional sebelum adanya plastik. Daun pisang sangat mudah di temukan di Indonesia, daunnya yang lebar dan tidak mudah sobek menjadi alternatif sebagai wadah makanan. Selain itu bentuknya yang rapi dan bisa memberikan aroma wangi yang khas menjadikan ciri khas dari makanan tersebut.

Berikut adalah 5 kue tradisional Indonesia yang dibungkus menggunakan daun pisang. Jika daun pisang digantikan dengan pembungkus lain, seperti wadah aluminium atau plastik, rasanya bakal berbeda. 5 kue tradisional ini merupakan contoh kecil yang mana masih banyak lagi kue-kue lainnya. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

1. Lemper


Lemper, kue tradisional yang memiliki rasa asin dan gurih. Terbuat dari beras ketan, santan, dan suwiran ayam yang membuat ciri khas lemper ini. 

Beras ketan yang dikepal dan diberi suwiran ayam lalu di bungkus daun pisang. Biasanya ada dua macam lemper berdasarkan cara pengolahnnya yaitu di bakar dan di kukus.

2. Lemet

lemet, mochi
lemet, mochi

Lemet ini bisa dibilang teksturnya mirip mochi, bagaimana tidak bahan dasarnya sama-sama dari tepung beras ketan. Bedanya lemet ini di isi dengan parutan kelapa yang dimasak dengan gula merah. 

Cara membungkusnya pun unik yaitu menyerupai piramida tapi tidak sejajar. Kalau tidak biasa makannya pasti cukup menjengkelkan karena suka nempel di gigi dan membuatnya jadi risih.

3. Utri

lemet, timus, ketimus, lemet singkong, jajan pasar
lemet, timus, ketimus, lemet singkong, jajan pasar

Utri bisa juga disebut dengan lemet singkong, atau ketimus, timus, tergantung masing-masing daerah. Utri dibuat dari singkong yang dihaluskan yaitu diparut. Setelah itu dicampur dengan parutan kelapa serta gula merah, gula halus, dan garam. Nah, garam ini berfungsi agar rasanya sedikit gurih dan tidak 'serik' di tenggorokan. Cara memasak utri dengan cara dikukus seperti biasa. Setelah matang kamu bisa menaburinya dengan kelapa parut biar lebih gurih.

4. Gemblong

gemblong, jadah uli, tetel, jajan pasar, kue tradisional
gemblong, jadah uli, tetel, jajan pasar, kue tradisional

Kalau di daerah saya di sebut gemblong, ada juga yang menyebutnya jwadah uli atau tetel yang memiliki rasa asin gurih. Gemblong terbuat dari beras ketan dan parutan kelapa yang sudah dikukus lalu ditumbuh sampai halus. Menumbuknya harus dalam keadaan masih panas, kalau sudah dingin tidak bisa ditumbuk. Tekstur dari gemblong yaitu kenyal, cuma gak nempel di gigi dan masih bisa dikunyah. Dalam tradisi Jawa, gemblong di buat saat ada acara pernikahan. 

5. Nagasari

nagasari, jajan tradisional, kue tradisional
nagasari, jajan tradisional, kue tradisional

Kue terakhir yaitu nagasari yang identik dengan isian pisang di dalamnya. Nagasari punya senuhan rasa manis dan gurih. Rasa manis yang berasal dari pisangnya dan rasa gurih yang berasal dari tepungnya. Bahan dasar membuat nagasari yaitu tepung beras, tepung sagu, santan, dan garam, serta pisang untuk isinya. Namun ada juga yang menambahkan gula pada adonan tepung. Cara membungkusnya sama seperti utri, dengan cara dibalut menggunakan daun pisang lalu dikukus. Hmmm , aromanya sungguh menggoda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun