Mohon tunggu...
Mia Wulandari
Mia Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan

Providentia Dei. Seorang Ibu dan masih karyawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepagi Itu Rinduku

5 Maret 2019   15:48 Diperbarui: 5 Maret 2019   15:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dingin menyergap ketika sang surya belum juga beranjak dari peraduan

rintik air bermurah hati semalaman membuat pesonamu mudah masuk dalam bayangan

terasa masih gelap sementara ayam jago berkokok pun enggan

namun namamu hadir bergulung-gulung menyentuh mata yang masih terpejam

seperti magnet makin terpejam makin jelas hadirmu mengusik kekelaman

bermain di pelupuk mata merasakan sentuhan seolah nyata

aku teringat akan pintamu; buatkan puisi tentang aku

tak kupunya bahasa yang cukup mengungkapkan rasa

diam sebagai salah satu cara menghadirkan bayangmu dengan mudah

sebab ku tak pandai bersyair hanya demi menuangkan gundah

kau lebih dari pada rangkaian kata yang muluk tapi tak berkaidah

kau lebih indah dari lautan yang tampak seperti kemilau berlian

**

seperti pagi ini, dengan apa aku harus merinduimu

tak perlu kopi untuk menunjukkannya

seperti orang-orang yang berpuisi dengan paginya ditemani secangkir kopi

cukup aku sebut namamu dalam desahan nafasku

begitu kenangan akan dirimu hadir maka itu akan seperti racun

merasuki diriku yang tak akan mau lepas dari bayangmu

termasuk di dalamnya seringaimu yang kadang menyebalkan

sepagi itu rinduku

*

pagi 050319

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun