Mohon tunggu...
Mia Hs
Mia Hs Mohon Tunggu... wiraswasta -

Born this way

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyusur Pesisir Jakarta (1): Jejak Portugis di Gereja Tugu

24 April 2012   06:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:11 1952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gereja Tugu ini tampak sederhana, selain bangunan Gereja yang merupakan peninggalan sejarah, benda-benda yang terdapat di dalamnya juga memiliki nilai historis tinggi.  Salib serta mimbar khutbah yang terbuat dari kayu merupakan benda yang sudah ada sejak awal pendirian Gereja Tugu yakni pada tahun 1744. Bangku diakon antik dan piring-piring logam tertata dengan apik. Di kanan-kiri mimbar terdapat kursi-kursi yang  dipagari kayu berwarna cokelat untuk tempat duduk anggota majelis gereja dan  grup paduan suara.

Sementara lonceng gereja yang terdapat di sisi kanan bangunan, telah berumur sekitar tiga abad. Lonceng yang sampai saat ini masih terlihat kokoh tersebut diperkirakan dibuat pada tahun 1880, sedangkan lonceng paling tua yang dibuat 1747 sudah rusak dan disimpan di rumah pendeta.

Renovasi yang Kontroversi

Karena usia bangunan yang tua dan dipandang perlu melakukan beberapa perbaikan atas usul masyarakat Tugu, pemerintah DKI membantu melakukan pemugaran sejak bulan Oktober 2009 silam dan selesai dipugar setelah Natal atau akhir Desember di tahun yang sama. Namun sayangnya pemugaran yang dilakukan justru menuai kontroversi karena struktur bangunannya tidak lagi mencerminkan bangunan asli.

Pihak gereja dan masyarakat menilai setidaknya terdapat tiga kejanggalan yang merusak struktur asli bangunan :

13351871711168903778
13351871711168903778
1. Kanopi di teras depan seharusnya menempel dengan dasar atap. Namun kenyataannya kanopi berada sekitar satu meter di bawahnya.

2. Pinggiran atap kurang lebar 2 meter sehingga dindingnya rawan terkena air dan lembab yang menyebabkan tembok gereja berjamur.

[caption id="attachment_176592" align="aligncenter" width="531" caption="foto : pribadi"]

13351850252043008875
13351850252043008875
[/caption]

3.  Ketiga, pendingin ruangan atau AC kurang fleksibel alias tidak bisa dipindah-pindah seperti dahulu.

Selain itu, warna cat juga sempat dipermasalahkan. Pasalnya, kontraktor mengecat dinding luar dengan warna yang tidak sama alias belang-belang sehingga terlihat kusam. Swadaya melalui kantong jemaat maka Gereja tersebut di cat ulang, sehingga kini terlihat rapi.

AKSES

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun