Di Kecamuk Penantian
Oleh : Mia Kusmiati
Barisan tanda tanya itu tak tau diri
Masih saja menggelar selimut di atas kertas
Memeluk aksara yang kubaringkan
Vokalnya bernada keraguan
Pena menari belum bisa berhenti
Melekuk jurang beraroma kekhawatiran
Tetapi lupa menanyakan
Berapa baris sajak lagi yang harus diungkapkan
Jauh di bawah naungan langit
Angsa putih itu tertunduk
Di tepian danau seberang pulau
Mendayu bisiknya terdengar sesak
Lama ia bosan juga
Dirinya terlupakan oleh ikan di dasar danau itu
Mengamuk ia jadinya
Wajah tengadah protes pada langit biru
Resah jadi menu harian
Disuguhkan bersama air kopi panas yang menguap
Masuk gula malah kepahitan
Di kecamuk penantian ia lelah dan pulang akhirnya untuk mengobati lukanya sendiri
Jakarta, 13 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H