Angsa putih itu tertunduk
Di tepian danau seberang pulau
Mendayu bisiknya terdengar sesak
Lama ia bosan juga
Dirinya terlupakan oleh ikan di dasar danau itu
Mengamuk ia jadinya
Wajah tengadah protes pada langit biru
Resah jadi menu harian
Disuguhkan bersama air kopi panas yang menguap
Masuk gula malah kepahitan
Di kecamuk penantian ia lelah dan pulang akhirnya untuk mengobati lukanya sendiri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!