Berawal dari adanya wabah Covid-19 yang memberikan dampak pada segala sektor salah satunya dunia pendidikan. Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebarannya dengan social distancing, salah satunya dengan adanya Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020 mengenai pencegahan penyebaran covid 19 di dunia Pendidikan. Dalam surat edaran tersebut, Kemendikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan menyarankan para peserta didik untuk belajar dari rumah masing-masing.Â
Kebijakan sistem pembelajaran secara daring menyebabkan banyaknya hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran serta menurunnya karakter kepemimpinan yang dimiliki siswa akibat kurangnya pengawasan dari guru maupun dari orang tua. Penurunan karakter tersebut dapat terlihat dari rendahnya semangat siswa dalam belajar dan juga tidak disiplinnya siswa dalam mengumpulkan tugas-tugas yang telah diberikan.
Selain berdampak pada sistem pembelajaran di kelas, pandemi covid 19 juga berdampak pada kegiatan kesiswaan, salah satunya adalah kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Kegiatan organisasi di beberapa sekolah banyak yang terhambat bahkan ada yang ditiadakan. Salah satu sekolah yang mengalami peniadaan OSIS adalah SMPN 13 Surakarta. Menurut waka kesiswaan OSIS di SMPN 13 Surakarta sudah diberhentikan kurang lebih 2 tahun selama pandemi, hal tersebut dikarenakan sulitnya beradaptasi pada saat pandemi sehingga organisasinya tidak dapat berjalan.
OSIS merupakan organisasi resmi yang harus ada di setiap sekolah. Peranan yang dimiliki OSIS yaitu sebagai wadah organisasi kegiatan yang dilakukan para siswa, yang diharapkan mampu menjadi sarana tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.Â
OSIS juga berperan sebagai motivator dan penggerak siswa dalam menumbuhkan keinginan dan semangat para siswa untuk melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.Â
Selain itu, ada juga peranan yang bersifat preventif, yakni OSIS bersifat intelek dalam arti internal dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan eksternal mampu beradaptasi dengan lingkungan dan menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa.Â
OSIS juga berperan dalam membentuk karakter siswa yakni sebagai wadah atau tempat bagi siswa untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan, sebagai penggerak yaitu untuk membantu sekolah menjalankan kegiatan tertentu, dan sebagai sarana menghindarkan siswa untuk berbuat menyimpang dengan mengikuti kegiatan OSIS.Â
Menyadari pentingnya organisasi di sekolah, maka kami Mahasiswa Kampus Mengajar yang berada di SMPN 13 Surakarta berinisiatif untuk membentuk kembali OSIS dan menegakkan kedisiplinan serta mengembangkan karakter kepemimpinan yang harus dimiliki siswa.Â
Pelaksanaan kegiatan program Kampus Mengajar angkatan 2 dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2021-17 Desember 2021 yang bertempat di SMPN 13 Surakarta. Salah satu program kerja yang kami lakukan selama mengikuti program Kampus Mengajar, yakni melakukan pembentukan OSIS yang dilaksanakan pada minggu ke-6 sampai dengan minggu ke-13.
Penting diketahui, kami melaksanakan pembentukan OSIS ini dengan membagi kedalam beberapa tahapan kegiatan dari mulai tes tulis, tes wawancara, sampai dengan memberikan latihan kepemimpinan dasar kepada seluruh pengurus OSIS.Â
Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan yang dilakukan secara terstruktur yaitu: (1) Tahap Perencanaan, Program ini kami lakukan dengan berkoordinasi kepada Waka kesiswaan tentang bagaimana sistem yang akan kami gunakan dalam pemilihan pengurus OSIS.Â
Waka kesiswaan menyarankan untuk meminta wali kelas 7 dan 8 untuk mengirimkan calon kandidat pengurus OSIS. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum menyadari pentingnya kegiatan berorganisasi. Kurangnya kesadaran siswa juga dipengaruhi beberapa faktor lain seperti kurangnya dorongan orang tua untuk siswa aktif dalam berorganisasi.Â
Selain itu, siswa juga merasa sudah cukup lelah mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dari guru sehingga tidak memiliki minat untuk mengikuti kegiatan lain.Â
Setelah melakukan koordinasi, selanjutnya kami melakukan persiapan untuk pemilihan pengurus OSIS dengan mempersiapkan tempat dan juga soal- soal yang akan kami gunakan untuk screening. Informasi terkait jadwal tes yang akan dilaksanakan, kami sampaikan kepada siswa melalui grup whatsapp yang telah kami buat.
(2)Tahap Pelaksanaan, Pelaksanaan seleksi pengurus OSIS dilakukan dua tahap yaitu tes tulis dan juga tes wawancara. Tes tulis dilakukan dengan meminta siswa menjawab soal-soal pada lembar kertas yang telah kami berikan, dimana pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai organisasi.Â
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan lebih mengarah kepada pengetahuan umum mengenai OSIS, tanggung jawab sebagai pengurus OSIS, dan juga minat siswa untuk menjabat sebagai apa di dalam kepengurusan OSIS berserta alasannya. Tes wawancara dilakukan secara langsung, yaitu dengan meminta satu siswa menghadap salah satu mahasiswa Kampus Mengajar.Â
Pelaksanaan tes wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kepribadian siswa dan juga respon siswa dalam menyelesaikan masalah. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam tes wawancara ini yaitu tentang motivasi, harapan dan juga komitmen siswa jika terpilih menjadi pengurus OSIS.Â
Selain itu, para siswa juga akan diberikan suatu permasalahan baik yang menyangkut organisasi maupun di dalam melaksanakan pembelajaran. Kemudian, siswa tersebut diminta untuk menjelaskan bagaimana caranya menghadapi permasalahan tersebut dan juga bagaimana cara menyelesaikannya.Â
Setelah mendapatkan hasil screening, kami berdiskusi untuk menentukan siapa saja siswa yang terpilih dan kemudian kami koordinasikan dengan pembina OSIS. Pengumuman hasil seleksi diberikan melalui grup whatsapp sehari setelah pelaksanaan seleksi diadakan.
Calon pengurus OSIS yang sudah terpilih, selanjutnya kami minta untuk berdiskusi dan menentukan 3 pasang calon ketua dan wakil ketua OSIS yang nantinya akan mengikuti beberapa tahapan pemilihan ketua. Hal tersebut diharapkan mampu menumbuhkan sikap bermusyawarah dalam menentukan keputusan bersama, dan juga dapat menjadi bekal dalam menjalankan organisasi kedepannya.
Kandidat calon ketua dan wakil OSIS yang sudah ditentukan, selanjutnya melakukan pembuatan video tentang visi dan misi yang telah mereka buat. Pembuatan video tersebut, digunakan sebagai media melakukan kampanye yang nantinya akan dikirimkan ke grup kelas yang ada di SMPN 13 Surakarta.
Pemilihan ketua OSIS dilakukan melalui google form dengan mengirimkan link yang telah kami buat ke setiap kelas. Ketua OSIS dipilih langsung oleh seluruh siswa dengan harapan dapat menumbuhkan rasa demokrasi. Hasil dari pemilihan, selanjutnya kami rekap untuk mengetahui siapa yang terpilih dan kemudian kami koordinasikan dengan pembina OSIS.
Â
Setelah OSIS terbentuk, untuk meningkatkan karakter kepemimpinan pengurus OSIS yang baru maka diadakan pelatihan dasar kepemimpinan. Pelatihan tersebut diharapkan mampu membuat para anggota OSIS menegakkan kedisiplinan dan tata tertib di sekolah. Pelaksanaan latihan dasar kepemimpinan OSIS dilakukan selama 2 hari, dengan memberikan materi keorganisasian, kepemimpinan, surat menyurat dan juga bagaimana sistem re-organisasi selanjutnya.
Kegiatan pembentukan OSIS di SMPN 13 Surakarta yang dilakukan secara terstruktur, secara tidak langsung menjadikan anggota pengurus OSIS memiliki konsistensi dan juga tanggung jawab dalam mengikuti suatu kegiatan. OSIS juga merupakan suatu wadah untuk mengembangkan karakter kepemimpinan siswa, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dapat melatih cara berfikir siswa untuk lebih kreatif dan inovatif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI