Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Psychosis

1 Oktober 2019   18:36 Diperbarui: 1 Oktober 2019   19:04 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sambil mondar mandir

"Untuk mendengarkan kata-kata taik, menyimpan nama-nama taik, mengamankan rahasia-rahasia taik, menyembunyikan rencana-rencana taik, memback-up data-data taik, sekali lagi kukatakan kepalaku bukan WC."

suaranya makin nyaring. Kakinya menendang kursi yang ada didepannya. Ruangan itu sunyi kembali. Tubuhnya lunglai. Matanya tertutup. Ruangan itu senyap seakan semua berdaulat pada tanduk yang mulai tumbuh. Badannya roboh. Tertelungkup di lantai. Memegangi kepalanya yang tiba-tiba sakit. 

Babak 2

Di ruang bertembok putih dengan segala miniature kepala beserta lukisan saraf-saraf otak terpampang disemua sisi. Pemandangan yang sebagian orang menakutkan. Diruangan itu terjadi perdebatan dua lelaki yang kontras. Ibram berusaha menjelaskan keluhannya kepada dokter Mugni kawan akrabnya sewaktu kuliah. 

Ibram                        : "Rasanya bagai ada yang hendak tumbuh di kepalaku ini, Dok. Dan benjolan itu membuat kepalaku seolah mau bertanduk."

                                    Ibram menjelaskan dengan seksama

Dr Mugni             : "Ah, apa benar Bram."

dr Mugni tersenyum konyol, setengah tak percaya dengan penjelasan Ibram

Ibram                      : "Benar dok. Saya serius."

Wajah Ibram menimpali dengan serius. Matanya melotot memandangi dokter agak kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun