Mohon tunggu...
Muhammad Aidan
Muhammad Aidan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Manusia itu fana, suatu saat akan meninggalkan dunia. Lain halnya dengan gagasan/pemikiran, ia abadi dalam bentuk sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jus Kode atau Es Kode? Isu Plagiarisme Jus Kode yang Sedang Viral

28 September 2023   16:11 Diperbarui: 28 September 2023   16:27 12600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Djoes Kode) Sumber: Wisata App

Halo sobat kompasiana, artikel ini ditulis awalnya dari keisengan saya melihat reels instagram mengenai sebuah toko jus buah yang viral belakangan ini, sebuah brand bernama Djoes Kode (Dibaca Jus Kode). Ketika saya mengecek kolom komentar ternyata banyak netizen yang bersuara bahwa Djoes Kode yang telah memiliki cukup banyak cabang ini bukanlah toko jus buah orisinil yang memang terkenal legend (Es Kode), bagaimana kebenarannya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Es Kode

Semua berawal dari kedai jus legendaris yang viral di kota Tangerang, tepatnya di daerah Pasar Lama Tangerang. Jus ini memang terkenal sedari dulu lantaran menurut pembeli rasanya enak, porsi nya yang cukup besar serta harganya yang murah.

"Minuman yang harganya terjangkau murah tapi porsinya jumbo. Kisaran harga 12-15 rb an aja buat segelas jus atau es campur" (Google Reviews)

"Es Kode, legend dan tidak buka cabang. Selalu ramai, selain jual jus atau es juga banyak cemilan ringan untuk ngobrol2. Tempatnya lumayan besar sehingga bisa buat ngobrol sambil nge jusssss" (Google Reviews)

"Es kode/jus kode favorit dari jaman sekolah alias sma. Kalo kalian anak tangerang pasti udah kenal sama tempat ini. Dulu tempatnya lebih kecil dan gelap, sekarang tempatnya ditikungan jalan lebih besar dan lega." (Google Reviews)

Dari beberapa reviews diatas jelas sepertinya kedai jus ini memang legendaris dan sesuai apa yang diharapkan, dengan porsi jumbo dan juga harga yang cukup murah. Tetapi rupanya Djoes Kode yang kita lihat para food vlogger kunjungi, dan juga sedang banyak melakukan ekspansi cabang bukanlah bagian dari Es Kode yang berdiri sejak 1960 ini.

(Es Kode) Sumber: Tangerangdaily.id
(Es Kode) Sumber: Tangerangdaily.id

Djoes Kode

Djoes Kode sendiri menjelaskan bahwa Kode adalah nama singkatan yang berasal dari kata "Kok Gede" yang diterapkan karena ukuran jus yang mereka jual yaitu berukuran gede/jumbo, sedangkan mereka juga menekankan pada salah satu pinned post nya di instagram Djoes Kode, bahwa 1865 adalah tahun dimana mereka menemukan resep pertama kali yang turun temurun hingga saat ini.

Djoes Kode pertama kali buka kedai di Tangerang, Ruko South Goldfinch, Gading Serpong pada awal Februari 2023 (Data saya dapatkan berdasarkan Instagram Djoes Kode itu sendiri). Mereka mengundang banyak reviewer makanan dan juga berbagai konten kreator F&B sebagai usaha marketing dan memperluas market mereka, maka tidak heran jika lama kelamaan usaha mereka ini viral dan bertumbuh dengan cepat.

Mereka juga membuka bisnis Franchise untuk memperluas skala usaha mereka, dan dengan begitu banyaknya engagement yang dihasilkan dari para konten kreator dan reviewer tadi juga turut menghasilkan banyaknya orang yang penasaran dengan kedai tersebut, hal ini juga yang menyebabkan banyak investor yang tertarik untuk membeli Franchise Djoes Kode ini, dan seperti yang kita lihat saat ini Djoes Kode memiliki cabang di banyak tempat.

Mengapa Djoes Kode Kontroversial?

Selain karena nama nya yang hampir mirip, netizen juga banyak yang terkecoh dan geram dengan terpampangnya "Sejak 1985" dibawah brand Djoes Kode itu sendiri, banyak juga netizen yang mengatakan bahwa brand "Djoes Kode" plagiat Es Kode dan juga menipu asal catut "Sejak 1985" kedai pertama baru dibuka di 2023.

 

"Ya ini jelas-jelas punya itikad tidak baik. Meniru model bisnis hingga memakai nama usaha orang lain secara gamblang dan utuh. Meskipun 'Es/Jus Kode' di Tangerang itu tak memiliki lisensi atas nama tersebut, tetapi dari penggunaan namanya saja tertampil bahwa sang pemilik bisnis Djoes Kode Goldfinch tidak memiliki ide orisinil dan hanya bermodal ruko di bilangan GS. Malah mengarah ke pembohongan publik di mana usahanya diklaim sudah berjalan dari 1985." (Google Reviews)

Terlihat jelas kekecewaan dari para pelanggan setia Es Kode, tetapi Djoes Kode tidak tinggal diam, ulasan tersebut pun ditanggapi dengan jawaban yang menurut saya lumayan klise.

"Hallo kak, mohon maaf sebelumnya, nama kami jus kode dan yang ada di Tangerang adalah es kode, dan 1985 itu adalah tahun dimana resep kami diturunkan, dan tidak ada 1 pun klaim dari kami yang mengatakan bahwa 1985 itu adalah awal berjalannya usaha, terimakasih." (Google Reviews: Pemilik Djoes Kode)

Mungkin menurut saya, saran untuk pihak Djoes Kode agar diganti pengejaannya dari "Sejak 1985" mungkin dapat diganti menjadi "Resep Sejak 1985" atau kalimat yang lain mungkin selain "Sejak 1985". Karena stereotipenya selama ini banyak brand yang menggunakan kata "Sejak" itu dimaksudkan untuk awal dari berdiri nya usaha.

Seperti yang banyak netizen suarakan, mengenai isu plagiat nama brand, penggunaan kata "Sejak" yang bermakna agak rancu, entahlah yang jelas ini seperti persaingan antara pebisnis yang telah mengerti betul seluk beluk dunia usaha dan seorang pemilik kedai jus biasa, pada akhirnya bagaimana caranya membantah berbagai alasan klise yang diberikan? Menurut kalian apa yang seharusnya dilakukan? Coba kasih pendapat kalian di kolom komentar.

Anyway, terimakasih telah membaca artikel ini, sampai bertemu di artikel berikutnya, see u!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun