Bantuan Hidup Dasar Terbagi Menjadi 3 Bagian :
Bayi : 0-1 Tahun
Anak : 1-8 Tahun
Dewasa : 8 Tahun keatas
2 Sistem (komponen) utama Dalam tubuh manusia :
A. Sistem peredaran darah
B. Sistem pernafasan
TUBUH MANUSIA :
1. Menyimpan makanan → Dalam beberapa minggu
2. Menyimpan air → Dalam beberapa hari
3. Menyimpan Oksigen → Hanya beberapa menit saja
KOMPONEN-KOMPONEN RESPIRASI :
Mulut & hidung
Faring (tekak)
Epiglotis
Laring (pangkal tenggorok)
Trachea (batang tenggorok)
Bronchus (cabang tenggorok)
Paru – paru
Diafragma & Otot bantu pernafasan
KOMPONEN SISTEM SIRKULASI :
1. Jantung
2. Pembuluh Darah
3. Darah
Resiko terjadinya henti nafas/jantung
• Jika jalan nafas tersumbat 2 – 3 menit kemudian oksigen paru habis.
• Jika oksigen paru habis 2 – 3 menit kemudian oksigen darah habis
• Jika oksigen darah habis 2 – 3 menit kemudian jantung berhenti
• Jika jantung berhenti Peredaran darah berhenti, otak tidak menerima darah lagi.
• 2 – 3 menit kemudian sel otak mulai rusak & mati Setelah 5 – 10 menit kemudian semua sel otak mati
SEBAB – SEBAB JANTUNG BERHENTI :
1. Penyakit jantung.
2. Syok
3. Oksigen darah habis (Gangguan nafas, tenggelam)
4. Tersengat listrik
5. Keracunan
6. Kehilangan banyak darah
7. Kondisi penyakit lain (Diabetes berat, gagal ginjal, stroke dll)
Dalam kedokteran dikenal 2 istilah mati :
1. Mati Klinis : Pada korban tidak ditemukan adanya pernafasan & denyut nadi. Penderita mempunyai kesempatan resusitasi selama 4 – 6 menit tanpa kerusakan otak.
2. Mati Biologis : Terjadi kematian sel terutama sel otak dan bersifat permanen terjadi 8 – 10 menit setelah henti jantung.
TANDA – TANDA MATI BIOLOGIS :
1. Lebam Mayat (terjadi 20 – 30 menit setelah meninggal)
2. Kaku Mayat ( terjadi 1 – 2 jam setelah meninggal)
3. Pembusukan (terjadi 6 – 12 jam setelah meninggal)
4. Cedera mematikan
Penatalaksanaan BHD :
1. Respon Kesadaran (A-S-N-T)
2. Airway (buka jalan nafas) Pada penderita yang tidak trauma kepala/leher/tulang belakang
3. Breathing (Periksa Nafas L-D-R) selama 10 detik Mata Lihat Dada, Dengar dan Rasakan desah nafas penderita Orang Dewasa ekstensi kepala maksimal Pada Bayi ekstensi kepala jangan terlalu maksimal Menentukan titik kompresi jantung Pada orang dewasa & anak dari pertemuan lengkung iga kiri dan kanan pada rusuk yang paling bawah diukur 2 jari ke atas tulang dada. Pada bayi satu jari di bawah garis imajiner / semu antara puting susu
Resusitasi Jantung Paru (Gabungan Pijat jantung & Pernafasan Buatan) Orang Dewasa (dengan kedalaman penekanan 4 – 5 cm) 30 : 2 (1 siklus) lakukan sebanyak 5 siklus
Anak (dengan kedalaman penekanan 3 – 4 cm)
1 maupun 2 Orang Penolong 5 : 1 (1 siklus) pijatan jantung luar lakukan antara 80 - 100 X / menit
Bayi (dengan kedalaman penekanan (1,5 – 2,5 cm)
1 maupun 2 Orang Penolong 5 : 1 (1 siklus) pijatan jantung luar lakukan sekurang-kurangnya 100 X / menit Khusus bayi baru lahir 3 : 1 (1 siklus) lakukan 120 X/ menit
Catatan :
Lakukan evaluasi jika napas tidak ada lakukan lagi RJP, dengan memeriksa kembali nafas setiap 5 siklus atau selama 2 – 3 menit kemudian.
Jika nafas ada, teruskan monitor ABC sampai bantuan datang.
Bahaya Komplikasi RJP :
Patah tulang dada & iga.
Pneumothorax
Hemothorax
Luka & memar pada paru-paru
Robekan pada hati
KESALAHAN RJP
1. Penderita tidak berbaring pada bidang keras (kesalahan)
Pijat jantung luar kurang efektif (akibat)
2. Penderita tidak horizontal (kesalahan)
Bila kepala penderita lebih tinggi maka jumlah darah yang ke otak berkurang (akibat)
3. Tekan dahi angkat dagu kurang baik (kesalahan)
Jalan nafas terganggu (akibat)
4. Kebocoran saat melakukan nafas buatan (kesalahan)
Pernafasan buatan tidak efektif (akibat)
5. Menutup hidung kurang rapat (kesalahan)
Pernafasan buatan tidak efektif (akibat)
6. Saat meniup mulut penderita kurang terbuka (kesalahan)
Pernafasan buatan tidak efektif (akibat)
7. Menentukan titik kompresi kurang tepat (kesalahan)
Patah tulang, luka dalam paru-paru, hati (akibat)
8.Arah tekanan kurang baik (kesalahan)
Patah tulang, luka dalam paru-paru, hati (akibat)
9.Tekanan terlalu dalam atau cepat (kesalahan)
Jumlah darah yang dialirkan kurang (akibat)
10. Rasio PJL & nafas buatan tidak baik (kesalahan)
Oksigenisasi darah kurang (akibat)
Pemeriksaan fisik
Bila tidak diketemukan cedera lakukan Recovery Position
PEMERIKSAAN TANDATANDA VITAL:
1. CEK NADI DALAM 1 MENIT
2. CEK NAPAS DALAM 1 MENIT
3. CEK SUHU TUBUH
4. CEK WARNA DAN KEADAAN KULIT
5. CEK TEKANAN DARAH
Sumbatan jalan nafas Ada 2 macam :
Sumbatan parsial Ditandai Penderita akan berupaya untuk bernafas dan mungkin disertai bunyi nafas tambahan misalnya : mengirik, mengorok, kumur dan lain-lain. Pada sumbatan parsial mungkin tidak perlu penanganan khusus, korban secepatnya dibawa ke RS, karena jika kesulitan ini berkepanjangan dapat menimbulkan kegagalan nafas.
Sumbatan total Ditandai Penderita sulit bernafas dan terkesan mencekik leher sendiri dengan kedua tangannya yang diakhiri dengan kehilangan kesadaran. Penanganan : Perasat Heimlich (Heimlich Maneuver)
Heimlich Maneuver Korban tidak sadar Pada Anak & Orang Dewasa
1. Berikan nafas buatan 1 kali tiupan
Bila gagal reposisi kepala & ulangi nafas buatan, bila gagal lagi lanjutkan langkah berikut :
2. Jongkoklah diantara paha penderita dengan tumit tangan diantara pusat dan ulu hati lakukan 5 kali hentakan
3. Periksa mulut & lakukan sapuan jari, pada anak/bayi lakukan bila benda terlihat
4. Bila belum berhasil ulangi langkah 1 – 3 berulang - ulang sampai jalan nafas terbuka.
Nama : Mochammad Zainur Rozikin
NIM : 1150022066
Prodi :DIII Keperawatan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Tugas UTS Bahasa Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H