Mohon tunggu...
muhammad Shiddiq
muhammad Shiddiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Perjalanan hidup penuh dengan pasang surut". Di blog ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengembangan diri, motivasi, serta cara mencapai tujuan hidup. Mari bersama-sama tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

FOMO Penghambat Prestasi yang Tidak Anda SADARI!!adari!

4 Desember 2024   11:36 Diperbarui: 4 Desember 2024   11:54 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber: PicsArt)

FOMO pertama sekali diperkenalkan oleh seorang penulis bernama Patrick McGinnis yang berasal dari Amerika, waktu kuliah di Harvard Business School pada tahun 2003. Patrick beranggapan bahwa tahun itu merupakan era dimana media sosial paling hits dan berkembang pesat. Patrick berfikir kalau kemunculan internet akan mempengaruhi manusia untuk Live the fullest alias tidak ingin kehilangan momen apapun.

Dampak FOMO terhadap Pelajar

Menurut Departemen Psikologi di School of Social Sciences, Nottingham Trent University, Inggris, FOMO dapat mendorong seseorang untuk bertindak di luar batas kewajaran saat menggunakan media sosial. 

Tidak hanya sekadar khawatir ketinggalan informasi atau tren terkini, individu yang mengalami FOMO, terutama anak muda, sering kali merasa perlu memposting gambar, tulisan, atau bahkan mempromosikan diri secara berlebihan, meskipun apa yang ditampilkan tidak selalu mencerminkan kenyataan. Semua ini dilakukan demi terlihat tetap relevan atau "update" di mata orang lain

Bila anda mengalami hal demikian, perlu diketahui jangan anggap sepele dikarenkan FOMO dapat merusak kesehatan mental generasi muda yang sedang belajar  begitu juga dengan kesehatan fisiknya berikut dampak yang dirasakan oleh para pelajar:

  • Membuat prestasi siswa menurun
  • Timbul kecemasan pada diri sendiri
  • Gangguan keuangan
  • Pola tidur yang tidak sehat
  • Merasa insecure
  • Kecanduan

Jangan khawatir lawan dari pada FOMO adalah JOMO (Joy Of Missing Out). Sedangkan JOMO adalah perasaan senang karena melewatkan dan menyadari bahwa tidak perlu terlibat dalam hal disekitar kita. 

JOMO dapat meningkatkan produktivitas, fokus serta kesejahteraan emosional dan fisik. Cara mudah untuk menghilangkan sindrom FOMO dengan cara mencari aktivitas produktif lainnya. misalnya dengan berolahraga atau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hobi.

Para peneliti setuju bahwasanya menggunakan media sosial secara berlebih dapat memengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang saat berada di tegah lingkungan nyata, begitu juga seorang pelajar yang sering bermain media sosial akan cenderung memiliki konsentrasi lebih rendah dan waktu tidur yang pendek sehingga memengaruhi kinerja akademik mereka, untuk itu pergunakanlah media sosial dengan bijak agar manfaat juga dirasakan.

FOMO adalah tantangan besar di era digital, terutama bagi pelajar yang dibombardir dengan informasi dan tekanan sosial. Namun, dengan kesadaran dan strategi yang tepat, pelajar bisa belajar memprioritaskan apa yang penting, mengurangi ketergantungan pada media sosial, dan mencapai keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.

Ingat, pendidikan adalah perjalanan pribadi. Anda tidak perlu mengejar semua yang orang lain lakukan, karena setiap langkah kecil yang Anda ambil untuk belajar adalah pencapaian yang berarti. Jadi, berhenti sejenak dari scroll tanpa akhir dan fokuslah pada tujuan Anda sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun