Mohon tunggu...
M. Hidayanto
M. Hidayanto Mohon Tunggu... Freelancer - Profesional

Pemerhati masalah kekinian dan pertanian

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menelisik Kembali Kemarau Basah dan Waspada Pangan 2020

1 Agustus 2020   23:37 Diperbarui: 3 Agustus 2020   06:03 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Agustus potensi hujan tinggi terjadi di Aceh bagian barat dan selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan barat bagian utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian selatan dan utara, Sulawesi Utara bagian selatan, Maluku Utara, Papua Barat bagian barat dan Papua bagian tengah.

Bulan September yang berpotensi curah hujan tinggi meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara bagian tengah dan barat, Pesisir Barat Sumatera barat hingga Bengkulu bagian utara, Kalimantan Barat bagian barat dan timur, Kalimantan Utara bagian utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian selatan dan utara, Maluku Utara, Papua Barat bagian barat.

Selanjutnya untuk bulan Oktober antara lain meliputi Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Bengkulu, Kalimantan Barat bagian barat dan timur, Kalimantan Utara bagian selatan, Kalimantan Timur bagian utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian selatan, Maluku Utara, Papua Barat bagian timur.

Kemarau basah akan berpengaruh terhadap berbagai komoditas di sektor pertanian. Kemarau basah akan menurunkan produksi garam, tembakau, buah-buahan (mangga, rambutan, cengkeh), menurunkan luas tanam padi di lahan rawa lebak, rendemen tebu bisa turun sampai 15%.

Namun demikian kemarau basah juga akan berpeluang untuk bisa meningkatkan produktivitas dan produksi dari tambak udang, kentang, karet, meningkatkan luas tanam padi lahan kering, dan juga meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi lahan kering.

Penutup

Sudah menjadi keniscayaan bahwa kebutuhan pangan khususnya beras terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah. Waspada pangan dengan tetap menjaga stok pangan nasional perlu dilakukan meski tidak terjadi kemarau panjang.

Prakiraan iklim menunjukkan bahwa peluang terjadi musim kemarau basah cukup tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi tersebut akan berdampak menguntungkan untuk perluasan areal tanam padi dan peningkatan indeks pertanaman (IP).

Prakiraan luas panen padi bulan Juni dan Juli 2020 mencapai 3 juta ha, meliputi wilayah sentra produk (62%) di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Lampung dan Sulawesi Selatan.Sedangkan untuk bulan Agustus diperkirakan seluas 2,6 juta ha. 

Sehingga untuk bisa mengejar target luas tanam padi yang dicanangkan oleh pemerintah seluas 5,6 juta ha maka di musim tanam kedua (MT II) perlu dilakukan penanaman di semua wilayah dan juga di lahan rawa karena sebagian wilayah Indonesia Timur diperkirakan tidak memungkinkan untuk tanam akibat keterbatasan air.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun