SIFAT MARAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL
Disusun Oleh:
MHD IKHSAN TRISNADI : (2115050122)
PRODI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2023M/1444H
Abstrak : Marah itu suatu emosi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, marah terdapat 2 sisi yaitu terpuji apabila digunakan dalam menjaga diri, keluarga, dan dalam bermasyarakat. Tetapi marah bisa tercela dan harus diwaspadai apabila dilakukan dalam bentuk kekerasan. Marah itu sikap yang wajar bagi manusia, namun saat ini banyak penyakit bermunculan karena penyebab utamanya adalah marah. Seakan orang-orang tidak tau bagaimana dan cara bersikap marah yang baik. Emosi marah ini muncul akibat perasaan-perasaan diri tidak senang terhadap orang lain yang berkaitan dengan kepribadian. Didalam Al-Qur'an Allah mengingatkan manusia untuk menjauhi dan memperkecil sifat marah karena memiliki dampak seperti dendam yang berakibat dalam sosiologis sampai dengan Kesehatan mental, dimana sifat marahnya sulit untuk dikontrol dan membekas didalam batin. Allah berfirman didalam Al-Qur'an dimana memberikan solusi dalam mengendalikan emosi marah ini yaitu dengan cara memaafkan, sabar, syukur.
Kata Kunci :Marah, Kesehatan Mental. Dan Perspektif Al-Qur'an
Abstrak : Anger is an emotion that has an important role in human life, there are 2 sides to anger, which is commendable when used in protecting oneself, family and society. But anger can be reprehensible and must be watched out for when it is done in the form of violence. Anger is a natural attitude for humans, but nowadays many diseases appear because the main cause is anger. It's as if people don't know how and how to be angry properly. This angry emotion arises as a result of feelings of displeasure towards other people related to personality. In the Qur'an, Allah reminds people to stay away from and minimize anger because it has an impact such as revenge which has sociological consequences up to mental health, where anger is difficult to control and makes an impression on the mind. Allah says in the Qur'an which provides a solution in controlling this angry emotion, namely by forgiving, patience, gratitude.
Keywords : Anger, Al-Qur'an Perspective and Mental Health
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai keberagaman unik pada dirinya. Setiap manusia memiliki suatu kemampuan yang diberikan Allah SWT, diantara kemampuan yang dianugerahi pada manusia yaitu sifat emosi. Menurut Indah dikutip dalam skripsinya, "ada beberapa emosi dasar yang dimiliki manusia diantaranya emosi marah, gembira, sedih dan takut".Sikap perwujudan diantara emosi tersebut berkaitan dengan tahap perkembangan usianya, situasi serta kondisi saat emosi tersebut muncul. Selanjutnya menurut indah didalam skripsinya, banyak terjadinya perkara, baik dikalangan masyarakat, pemuda ataupun dalam kalangan pejabat yang memberikan suatu peristiwa mengenai adanya perilaku yang semakin berkurangnya sikap sopan santun serta rasa aman,yang disebabkan karena muncul berbagai sifat jahat banyak orang dalam mendapatkan keuntungan.1
Menurut M.Amin Abdullah, "mengilustrasikan berbagai keresahan zaman saat ini dengan ungkapan berikut. Hati nurani terlepas dari akal sehat". Hal ini karena sikap serakah yang melindas perilaku cerdik pandai. Dipraktekkan dalam berbagai hal seperti perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merajalela, sebagai akibatnya terjadi kerusakan pada lingkungan alam,karena munculnya berbagai tindakan kekerasan dan mutual distrust atau sikap saling tidak percaya yang mewabah dimana-mana. Penyebab timbulnya, diantara salah satu adalah sikap hawa nafsu emosi yaitu Marah. Emosi marah yang berlebihan ini menimbulkan suatu dendam didalam hatinya yang ingin disampaikan dalam bentuk fisik maupun non fisik.
1Indah Wigati ,Teori Kompensasi Marah Dalam Perspektif Psikologi Islam (TADIB, Vol. XVIII, No. 02, Edisi Nopember 2013), hlm 194
Penyebab besarnya masalah kekerasan dan kejahatan tersebut diantaranya semakin rendahnya sikap moral dalam mengendalikan dirinya yang menimbulkan kasih sayang kepada orang lain2.
B. Kemarahan Allah Terhadap Orang-Orang Kafir
Dalam al-Quran surat Al-Mu'minun ayat 12-14 dijelaskan terkait penciptaan manusia yang berasal dari air mani maka dari itu manusia dilarang berbuat licik dan kerusakan dimuka bumi. Apabila Allah menghendaki pasti akan dikembalikan kepada kehinaan sebagaimana asalnya. Dilihat dari murka Allah terhadap orang yahudi yang mana mengingkari ayat-ayat Allah serta membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Kedurhakaan itu sudah melampaui batas.Allah juga pernah melakukan tindakan marah pada kaum Bani Israil. Allah marah sebab kedurhakaan dan Keangkuhan kaum Yahudi, kemudian ditimpakanlah kenistaan dan kehinaan yang mengakibatkan mereka mendapat kemurkaan Allah, hal ini terdapat di surah Al-Baqarah 61.
Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman:
)(
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, Wahai Musa! Kami tidak biasa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi,seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah. Dia (Musa) menjawab, Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah kesuatu kota, pasti kamu akan
2M.Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif Inter konektif, Cet.I (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2006), hlm 94
memperoleh apa yang kamu minta. Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar).Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas." (QS. Al-Baqarah: Ayat 61)3
Emosi (marah) muncul ketika tersinggung, direndahkan, dipukul, atau disiksa. Namun marah yang berlebihan merupakan sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, maka dari itu sifat marah yang berlebihan dilarang dalam Islam. Menurut psikologis dalam kesehatan, marah dikenal dengan suatu keadaan, dari perilaku: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, terganggu, geram, tersinggung, bermusuhan dan yang paling mengerikan terjadinya tindakan kekerasan terhadap kebencian pada seseorang. Saat seseorang marah, dalam kondisi ini tubuh mengalami peningkatan denyut jantung, peredaran darah bertambah cepat sehingga mengalami tekanan darah naik, pupil mata membesar bila marah, serta tingkat adrenalin yang tinggi.4
Didalam Perspektif Islam marah itu sesuatu yang manusiawi yang diperlukan untuk menjaga diri, keluarga, agama, dan sebagainya. Namun amarah yang tidak diperbolehkan dalam islam adalah kemarahan yang diluar kesadaran sehingga mengalahkan kendali akal dan pikiran, agama dan ketaatan.5
Dapat kita ambil contoh yaitu sifat marah dari Nabi Musa As kepada kaumnya yang mana telah menyembah sebuah patung anak sapi,kisah ini dicantumkan dalam Q.S Al-A'raf/7:150. Dijelaskan pada Tafsir Al-Misbah yaitu menjelaskan kondisi Nabi Musa As yang mana juga bersedih hati karena
3Muhammad Shokhib Tohir, Al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta: Pustaka Al Hanan), hlm 342
4Moch. Sya'roni Hasan.2017. Manajemen Marah dan Urgensinya Dalam Pendidikan Al-Idaroh .Vol.I .hlm 90
5Rivia Fathimatuzzahro, " Terapi Realitas Untuk Mengendalikan Marah Seorang Remaja di Desa Dekat Wetan Lamongan" (Skripsi :UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018). hlm 36
kaumnya melakukan kesesatan setelah Nabi Musa As bermunajat pada Allah SWT. Disamping itu, Nabi Musa sangat marah yang kemarahannya itu menguasai dirinya, bahkan Nabi Musa melemparkan lauh-lauh yaitu lembaran-lembaran kitab Taurat serta memegang rambut Nabi Harun As sambil menarik kearahnya. Hal ini bukan untuk menyakiti Nabi Harun melainkan menggambarkan kekesalan Nabi Musa As terhadap kaumnya dan mengganggap Nabi Harun tidak menjalankan amanahnya. Amarah yang berlebihan ini bagaikan suatu bisikan yang berbicara dan mendorong seseorang untuk bertindak keras.6
Dari rasa marah ini, dapat mengakibatkan "Stressor" (penyebab terjadinya stres) bila rasa marah ini dibawa kedalam pikiran dan merasa diri akan bersalah sendiri dan enggan meminta maaf kepada orang yang sudah dilampiaskan amarahnya. Dimana akan terjadinya sikap gelisah tidak menentu, panik, takut tanpa alasan terhadap diri seseorang. Seperti pertengkaran persahabatan diakibatkan kesalahpahaman yang mengakibatkan terjadinya kekerasan diantara kedua pihak tanpa enggan ada yang meminta maaf dan ini akan menimbulkan kondisi rasa malu atau gengsi dalam suatu diri.7
Al Qur'an yang membahas persoalan tentang sifat marah diantaranya yaitu dalam Q.S Ali Imran ayat 134 yang menunjukkan untuk menahan amarah dan memaafkan kesalahan baik dalam waktu yang lapang maupun sempit.
Disini dapat ditinjau bahwa pemahaman tentang ayat diatas perlu mengasumsikan tujuan dibalik teks al-Quran tersebut untuk dikontekstualisasikan pada masa kini. Maka dari itu, penelitian ini akan menyelidiki "Sifat Marah dan Hubungannya Dengan Kesehatan Mental Dalam Q.S Surat Ali Imran Ayat 134"
6M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasianal-Qur'an. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 1, hlm 308
7http://aeppsikologi.blogspot.com/2011/10/makalah-kesehatan-mental.htm diakses tanggal 10 Mei 2023
BAB II
PEMBAHASANÂ
A. Pengertian Marah Dalam Tafsir Al-Misbah M.Quraisy Shihab dan Pengertian Kesehatan Mental
Umumnya marah merupakan suatu sikap perilaku dalam diri manusia dimana karena menerima suatu tindakan dari seseorang yang sangat tidak disenanginya atau dimana keadaan diri yang menerima suatu tindakan perlakuan yang tidak pantas. Penyebab adanya marah ini cukup beragam baik dari hal-hal yang sepele atau hal yang begitu berat yang tidak disenangi bagi diri seseorang.8
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimana marah diartikan sebagai sikap jengkel karena mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya seperti dihina, dicaci-maki atau dibully.9 Marah dapat dibayangkan sebagai air mendidih yang mengeluarkan asap panas, dimana kita ibaratkan darah mendidih yang panas didalam diri mengumpal didada dan langsung menyembur ke otak lalu menguasai titik pikiran manusia.10
Sifat marah, menurut Charles Spiel berger (dikutip dari Edi Sugianto dalam buku Marah itu Sehat) "Marah adalah suatu perilaku yang normal dan sehat yakni sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia".Marah dapat dikatakan sebagai emosi negative seseorang terhadap orang lain yang dipersepsikan dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini marah dapat menjadi salah penyebab perubahan perilaku dan sifat seseorang. Pada saat terjadinya keadaan marah, maka denyut jantung dan tekanan darah meningkat, yang dapat
8Moch. Sya'roni Hasan, "Manajemen Marah dan Urgensinya dalam Pendidikan",Al-Idaroh, Vol. 1, No 2. September 2017 hlm 86
9http://kbbi.co.id/arti-kata/marah/diaksespada/15-04-2023/pukul 00.16.Wib
10 Indah Wigati ,Teori Kompensasi Marah Dalam Perspektif Psikologi Islam (TADIB, Vol. XVIII, No. 02, Edisi Nopember 2013), 198
menimbulkan naiknya level hormon, adrenalin.11
Dalam hal ini konsep marah terdapat didalam hadist yang menjelaskan bahwa ketika emosi dikelola dengan baik akan melahirkan sikap kepahlawanan, juga etos kerja yang tinggi. Semangat inilah yang hendak disampaikan hadist Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari :
: )) ((. : )) ((.
Artinya: "Dari Abu Hurairah RA bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Berilah wasiat kepadaku." Sabda Nabi SAW: "Janganlah engkau mudah marah." Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, "Janganlah engkau mudah marah." (HR Bukhari).12
Al-Qur'an memberikan penjelasan marah dalam berbagai makna bentuk kata diantara kata dalam Al-Qur'an yang bermakna marah ialah ,,
1. Ghodob )(
Ghodob berasal dari kata Masdar ghadhiba, yaghdhabu, ghadhaban( ),, artinya marah. Menurut istilah ghodob ini ialah sikap seseorang yang marah karena tidak senang melihat perlakuan
11Hengki Irawan Setia Budi, Manajemen Konflik Mengelola marah &Stres Secara Bijak.Cet I (Yogyakarta :Deepublish, 2020), hlm 48
12 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5598322/hadits-larangan-marah-yang-perlu-dipahami#:~:text=Dari%20Ibnu%20'Abbas%20RA,(HR%20Ahmad%20dan%20Bukhari). Diakses pada tanggal 28 juni 2023
atau perbuatan orang lain terhadap diri dimana biasa memicu untuk bertingkah laku buruk atau jahat. Pelaku ghodob disebut dengan ghadib (pemarah). Orang pemarah ini lemah imannya karena tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya maka ia akan melepaskan amarahnya dalam bentuk fisik atau dendam didalam batinnya13.
2. Ghaiza( )
Ghaiza ini lebih rendah marahnya dibandingkan dengan ghodob. Ghodob dan Ghaiza saling memiliki hubungan, namun ghaiza kemarahannya hanya bergejolak didalam hati dan wajahnya hanya sedikit memerah disertai dengan mata yang begitu serius dalam melihatnya tetapi tidak diwujudkan dalam bentuk fisik dan tindakan kekerasan. Sedangkan ghodob ini seseorang sudah murka terhadap tindakan dan perlakuan orang lain yang tidak disukai sehingga ia melakukan tindakan kekerasan disertai oleh anggota tubuh lain melakukan tindakan keji. Mulut melontarkan kata-kata kasar dan menyakitkan, tangannya bertindak untuk memukul, atau membanting disekitarnya dan juga ikuti oleh kaki.
3. Khazim( )
Khazim berasal dari kata Masdar Kazama, yakzhimu wakazman wakazaman wakazuma ( ,,, , ) Ibnu Faris berpendapat bahwa Khazim memiliki arti menahan dan menghimpun sesuatu. Diartikan bahwa khazim itu menahan marah dan menghimpun sesuatu di dalam kerongkongannya agar tidak keluar kata-kata yang disampaikan tanpa dipikirkan terlebih dahulu14.
Jadi dapat disimpulkan bahwa marah itu terbagi menjadi 3 jenis dimana pertama itu Ghodob yaitu marah yang terjadi pada diri yang dilakukan dalam bentuk tindakan fisik, kedua Ghaiza yaitu dimana
13 M. Quraish Shihab, " Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an" (Jakarta : LenteraHati, 2002), Vol, 1, hlm 73
14M. Quraish Shihab, Nasaruddin Umar dkk, "Enskilopedia Al-Qur'an Kajian Kosa Kata" (Jakarta :LenteraHati, 2007), cet, 1, hlm 437
seseorang marah yang terjadi dan bergejolak didalam hati dan masih menahan kesabarannya namun lebih kerasa dalam kecewa berat. Ketiga Kazim yaitu sama dengan Ghaiza namun khazim lebih menahan amarahnya dan menghimpun sesuatu kata-kata yang kasar dan kotor didalam kerongkongannya.
Dari penjelasan pengertian marah bahwa marah yang berlebihan itu menyebabkan suatu penyakit pada Kesehatan mental bagi seorang pemarah.ditinjau pada definisi pada WHO bahwa
Kesehatan mental itu"Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental, (rohani) dan sosial dan bukan hanya satu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan"15
Kesehatan mental dalam pendekatan psikologi Kesehatan mental itu merupakan kemampuan seseorang yang terhindar dari gemingan atau tekanan didalam kehidupan, dapat mengatasi berbagai masalah, jauh dari gangguan dan penyakit jiwa, tidak ada konflik dalam jiwa yang memiliki potensi yang ada dengan semaksimal mungkin.16
Kesehatan Mental adalah suatu kemampuan individu dalam menyesuaikan diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya yang mampu mengatasi tekanan hidupnya dalam berbagai situasi, dan mampu mengatur kondisi pikiran walaupun mengalami berbagai tekanan dalam hidupnya. Dikatakan dengan kesehatan mental karena terhindarnya seseorang dari segala neurosis (al-amradh al-ashabiyah) dan psikosis(al-amradh al-dzihaniyah)17
B. Kontekstualisasi Penafsiran Marah Dan Hubungannya Dengan Kesehatan Mental Dalam Menafsirkan Surat Ali Imran Ayat 134 dikehidupan sehari-hari
15Elapiani Br Surbakti, "Cakupan Kesehatan Mental Dalam Ruang LingkupcPsikologis Religius" hlm 10
16Zakiah Drajat,"Islam dan Kesehatan Mental" ( Jakarta, Gunung Agung,1983) hlm 9
17 Rossi Della Fitrianah, Keseimbangan Emosi dan Kesehatan Mental Manusia Dalam Perspektif Psikologi Agama. (Syiar, Vol 18 No 1,Juni 2018), hlm 95
Kontektualisasi disini dimaknai suatu cara untuk memahami suatu informasi, peristiwa, atau konsep yang dipertimbangkan dalam kehidupan sosial.
Artinya "Orang-orang yang muttaqin (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (Kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Adapun sikap seorang muttaqin dalam ayat ini diantaranya dalam tafsir Qur'an Al-Karim karya mahmud yunus menjelaskan bahwa :
a. Orang yang suka mendermakan hartanya untuk fakir miskin dan kemaslahatan orang banyak, seperti mendirikan rumah sakit, sekolah, rumah anak yatim, masjid dsb-nya.menginfakkan hartanya bukan diwaktu yang lapang namun juga dalam berbagai keadaan seperti waktu dalam kesempitan atau kesusahan.
b. Orang yang menahan amarahnya kepada sesama manusia, serta memaafkan kesalahannya. Apabila ia marah kepada seseorang, tidaklah ia terburu oleh nafsu dalam melampiaskan amarahnya,akan tetapi dipikirkannya lebih dahulu serta dipikirkan lebih baik lagi.
c. Apabila ia melakukan kejahatan (yang haram), agar ia segera mengingat Allah serta meminta ampunan kepadanya.18
Mencegah marah dan menahan padahal seorang itu sanggup untuk melampiaskan amarahnya itu, Rasulullah Saw bersabda didalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah,
18 Mahmud Yunus " Tafsir Qur'an Karim "( Jakarta ; PT Mahmud Yunus Wa Dzurriya,2015) hlm 90
"Orang kuat itu bukan ia yang menang dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu didalam jiwanya ketika ia sedang marah"
Memaafkan kesalahan orang lain dan tidak menuntutnya atas perbuatan yang dilakukan seseorang kepada kita, meskipun ia bisa melakukannya. Maka ini jauh lebih sulit daripada sekedar menahan amarahnya, sebagaimana hadits Rasulullah Saw bersabda :
"Barang siapa yang ingin dimuliakan Allah dan dibangunkan bangunan megah disyurga serta ditinggikan derajatnya, maka ia hendaknya memaaafkan orang yang berbuat zalim kepadanya, dan menyambung hubungan silaturahmi yang terputus"19
Pada zaman sekarang banyak orang yang apabila melampiaskan amarahnya dengan cara mendiami atau memutuskan hubungan tali silahturahmi kepada sesama saudaranya lebih dari 3 hari padahal itu tidak diperbolehkan oleh Rasulullah dan Hal inilah yang menyebabkan seseorang memiliki sifat dendam didalam batinnya dimana seseorang yang memiliki sifat dendam hidupnya akan tidak tenang jiwanya, berusaha untuk menghindari seseorang yang tidak disukai-nya saat bertemu dengannya, apabila orang lain menceritakan kebaikan orang yang dibencinya dia marah, serta seseorang itu akan membatasi pergaulan dan memiliki rasa penyesalan dikemudian hari.sebagaimana dijelaskan didalam hadist. -- -- --
: , -- --
,, --
Dari Abu Ayyub radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
19 Moch. Sya'roni Hasan, "Manajemen Marah dan Urgensinya dalam Pendidikan",Al-Idaroh, Vol. 1, No 2. September 2017 hlm 92
"Tidak halal bagi muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seseorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." (Muttafaqun 'alaih) [HR. Bukhari, no. 6077 dan Muslim,no,2560]20
C. Dampak-Dampak Yang Muncul Dari Sifat Marah Dan Hubungannya Dengan Kesehatan Mental
Apabila emosi marah yang gagal dikendalikan, ini bisa mengakibatkan timbulnya dampak negatif diantaranya:
a. Ungkapan penyesalan diakhir setelah marah seperti menemui banyak cobaan dan biasanya berlangsung dengan waktu yang cukup lama. "mengapalah aku melakukan kemarahan seperti tadilah, coba aja aku tadi bersabar dan diam, pasti tidak terjadi begini" dan inilah ungkapan penyesalan atas cobaan yang diakibatkan marah.hal ini dijelaskan dalam (Al-Qur'an 21:78)
b. Dari hasil kemarahan yang membara ini tidak memperoleh keuntungan apa pun, melainkan mendapatkan kerugian yang besar yang dipikirannya cukup lama. (Al-Qur'an 33:25)
c. Hasil yang diakibatkan oleh marah yang tidak dapat dikendalikan sehingga melakukan tindakan-tindakan yang brutal dan melanggar syari'at maka murka dan laknat Allah akan datang. Sebagaimana dijelaskan didalam Al-(Qur'an 4 : 93)21
Kemarahan itu memiliki banyak dampak negatif dimana sudah jelasnya didalam Al-Qur'an, kemarahan itu bisa berdampak dengan
20 https://rumaysho.com/21037-bulughul-maram-akhlak-mendiamkan-selama-tiga-hari.html diakses pada tanggal 24 mei 2023 pukul 15.14 wib
21 Moch. Sya'roni Hasan, "Manajemen Marah dan Urgensinya dalam Pendidikan",Al-Idaroh, Vol. 1, No 2. September 2017 hlm 99
kesehatan mental yang mula-nya merangsang ke otak dan tubuh. Pada waktu marah otak akan menyalurkan sinyal ke kelenjar adrenal di ginjal untuk melepaskan adrenalin, apabila jumlah adrenalin didalam darah itu meningkat dan ketika itu otot untuk merespon lebih cepat sehingga dapat membuat keputusan yang lebih cepat. Hal inilah terkadang timbulnya peningkatan denyut jantung, tekanan darah, pernafasan yang cepat, ekresi keringan air ludah
Hasil dari kemarahan ini dapat menyebabkan rasa kekecewaan apabila ketika seseorang telah sadar dari rasa marahnya, rasa kecewa itu dipenuhi dengan penyesalan terhadap hal yang ia lakukan ketika marah yang berlebihan, penyesalannya dirasakan lebih mendalam, hal ini yang menjadi seperti penghukuman diri, atau pengutukan diri sendiri, sampai ia menjadi masalah dalam pikirannya dan mengalami depresi yang menghantui dirinya hingga waktu yang lama dan ini akan menganggu kesehatan seseorang. Seperti stres, insomnia, kelelahan bahkan pada saat orang marah yang berlebihan atau stress ini akan mengalami proses kimia didalam tubuh dimana terjadinya gumpalan darah yang berakibat pada kesehatan. Gumpalan darah itu mengalir ke pembuluh darah yang disalurkan menuju otak lalu diproses di jantung hal inilah yang berakibat terjadinya struk atau serangan jantung sehingga dapat mengalami kematian mendadak.
Marah tidak hanya berakibat dengan kesehatan dan psikologis namun marah juga berakibat pada hubungan sosiologis seseorang. Dimana seorang pemarah akan melakukan suatu komunikasi yang renggang atau terputusnya hubungan persahabatan terhadap orang yang dibencinya, kehilangan pekerjaan, serta sifat marah yang berlebihan dapat berujung pada tindakan pembunuhan atau penganiayaan.22
D. Kesimpulan
22 Miftah Ulya "Kontruk Emosi Marah Perspektif Al-Qur'an" hlm 40
Dari penjelasan diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan penting diantaranya :
1). Emosi (marah) muncul ketika tersinggung, direndahkan, dipukul, atau disiksa. Namun marah yang berlebihan merupakan sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, maka dari itu sifat marah yang berlebihan dilarang dalam Islam. Menurut psikologis dalam kesehatan, marah dikenal dengan suatu keadaan, dari perilaku: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, terganggu, geram, tersinggung, bermusuhan dan yang paling mengerikan terjadinya tindakan kekerasan terhadap kebencian pada seseorang.
2). Marah itu terbagi menjadi 3 jenis dimana pertama itu Ghodob yaitu marah yang terjadi pada diri yang dilakukan dalam bentuk tindakan fisik, kedua Ghaiza yaitu dimana seseorang marah yang terjadi dan bergejolak didalam hati dan masih menahan kesabarannya namun lebih kerasa dalam kecewa berat. Ketiga Kazim yaitu sama dengan Ghaiza namun khazim lebih menahan amarahnya dan menghimpun sesuatu kata-kata yang kasar dan kotor didalam kerongkongannya.
3). Kontekstualisasi marah dalam kehidupan sehari-hari itu Orang yang menahan amarahnya kepada sesama manusia dengan cara menghindari, serta memaafkan kesalahannya apabila terhadap perbuatan seseorang yang tidak kita sukai Apabila ia melakukan kejahatan (yang haram), agar ia segera mengingat Allah serta meminta ampunan kepada Allah. Memaafkan kesalahan orang lain dan tidak menuntutnya atas perbuatan yang dilakukan seseorang kepada kita, meskipun ia bisa melakukannya. Maka ini jauh lebih sulit daripada sekedar menahan amarahnya dan itu akan mendapatkan balasan pahala yang mulia disisi Allah.
4). kemarahan ini dapat menyebabkan rasa kekecewaan apabila ketika seseorang telah sadar dari rasa marahnya, rasa kecewa itu dipenuhi dengan penyesalan terhadap hal yang ia lakukan ketika marah yang berlebihan, penyesalannya dirasakan lebih mendalam, hal ini yang
menjadi seperti penghukuman diri, atau pengutukan diri sendiri, sampai ia menjadi masalah dalam pikirannya dan mengalami depresi yang menghantui dirinya hingga waktu yang lama dan ini akan menganggu kesehatan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah M.Amin , Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif Inter konektif, Cet.I (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2006)
Budi Hengki Irawan Setia, Manajemen Konflik Mengelola marah &Stres Secara Bijak.Cet I (Yogyakarta :Deepublish, 2020)
Drajat Zakiah ,"Islam dan Kesehatan Mental" ( Jakarta, Gunung Agung,1983)
Fathimatuzzahro Rivia, " Terapi Realitas Untuk Mengendalikan Marah Seorang Remaja di Desa Dekat Wetan Lamongan" (Skripsi :UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018)
Fitrianah Rossi Della, Keseimbangan Emosi dan Kesehatan Mental Manusia Dalam Perspektif Psikologi Agama. (Syiar, Vol 18 No 1,Juni 2018)
Hasan Moch. Sya'roni. 2017. Manajemen Marah dan Urgensinya Dalam Pendidikan Al-Idaroh .Vol.I
Shihab M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasianal-Qur'an. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 1
Surbakti Elapiani Br, "Cakupan Kesehatan Mental Dalam Ruang LingkupcPsikologis Religius"
Tohir Muhammad Shokhib, Al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta: Pustaka Al Hanan)
Ulya Miftah "Kontruk Emosi Marah Perspektif Al-Qur'an"
Wigati Indah ,Teori Kompensasi Marah Dalam Perspektif Psikologi Islam (TADIB, Vol. XVIII, No. 02, Edisi Nopember 2013)
Yunus Mahmud " Tafsir Qur'an Karim "( Jakarta ; PT Mahmud Yunus Wa Dzurriya,2015)
http://aeppsikologi.blogspot.com/2011/10/makalah-kesehatan-mental.htm diakses tanggal 10 Mei 2023
http://kbbi.co.id/arti-kata/marah/diaksespada/15-04-2023/pukul 00.16.Wib
https://rumaysho.com/21037-bulughul-maram-akhlak-mendiamkan-selama-tiga-hari.html diakses pada tanggal 24 mei 2023 pukul 15.14 wib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H