Mohon tunggu...
MHD IKHSAN TRISNADI
MHD IKHSAN TRISNADI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya mahasiswa Uin Imam Bonjol Padang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Marah dan Dampaknya Terutama Bagi Kesehatan Mental

20 Juli 2023   01:25 Diperbarui: 20 Juli 2023   01:34 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


8Moch. Sya'roni Hasan, "Manajemen Marah dan Urgensinya dalam Pendidikan",Al-Idaroh, Vol. 1, No 2. September 2017 hlm 86
9http://kbbi.co.id/arti-kata/marah/diaksespada/15-04-2023/pukul 00.16.Wib
10 Indah Wigati ,Teori Kompensasi Marah Dalam Perspektif Psikologi Islam (TADIB, Vol. XVIII, No. 02, Edisi Nopember 2013), 198


menimbulkan naiknya level hormon, adrenalin.11
Dalam hal ini konsep marah terdapat didalam hadist yang menjelaskan bahwa ketika emosi dikelola dengan baik akan melahirkan sikap kepahlawanan, juga etos kerja yang tinggi. Semangat inilah yang hendak disampaikan hadist Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari :
: )) ((. : )) ((.

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Berilah wasiat kepadaku." Sabda Nabi SAW: "Janganlah engkau mudah marah." Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, "Janganlah engkau mudah marah." (HR Bukhari).12
Al-Qur'an memberikan penjelasan marah dalam berbagai makna bentuk kata diantara kata dalam Al-Qur'an yang bermakna marah ialah ,,
1. Ghodob )(
Ghodob berasal dari kata Masdar ghadhiba, yaghdhabu, ghadhaban( ),, artinya marah. Menurut istilah ghodob ini ialah sikap seseorang yang marah karena tidak senang melihat perlakuan


11Hengki Irawan Setia Budi, Manajemen Konflik Mengelola marah &Stres Secara Bijak.Cet I (Yogyakarta :Deepublish, 2020), hlm 48
12 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5598322/hadits-larangan-marah-yang-perlu-dipahami#:~:text=Dari%20Ibnu%20'Abbas%20RA,(HR%20Ahmad%20dan%20Bukhari). Diakses pada tanggal 28 juni 2023


atau perbuatan orang lain terhadap diri dimana biasa memicu untuk bertingkah laku buruk atau jahat. Pelaku ghodob disebut dengan ghadib (pemarah). Orang pemarah ini lemah imannya karena tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya maka ia akan melepaskan amarahnya dalam bentuk fisik atau dendam didalam batinnya13.
2. Ghaiza( )
Ghaiza ini lebih rendah marahnya dibandingkan dengan ghodob. Ghodob dan Ghaiza saling memiliki hubungan, namun ghaiza kemarahannya hanya bergejolak didalam hati dan wajahnya hanya sedikit memerah disertai dengan mata yang begitu serius dalam melihatnya tetapi tidak diwujudkan dalam bentuk fisik dan tindakan kekerasan. Sedangkan ghodob ini seseorang sudah murka terhadap tindakan dan perlakuan orang lain yang tidak disukai sehingga ia melakukan tindakan kekerasan disertai oleh anggota tubuh lain melakukan tindakan keji. Mulut melontarkan kata-kata kasar dan menyakitkan, tangannya bertindak untuk memukul, atau membanting disekitarnya dan juga ikuti oleh kaki.
3. Khazim( )
Khazim berasal dari kata Masdar Kazama, yakzhimu wakazman wakazaman wakazuma ( ,,, , ) Ibnu Faris berpendapat bahwa Khazim memiliki arti menahan dan menghimpun sesuatu. Diartikan bahwa khazim itu menahan marah dan menghimpun sesuatu di dalam kerongkongannya agar tidak keluar kata-kata yang disampaikan tanpa dipikirkan terlebih dahulu14.
Jadi dapat disimpulkan bahwa marah itu terbagi menjadi 3 jenis dimana pertama itu Ghodob yaitu marah yang terjadi pada diri yang dilakukan dalam bentuk tindakan fisik, kedua Ghaiza yaitu dimana


13 M. Quraish Shihab, " Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an" (Jakarta : LenteraHati, 2002), Vol, 1, hlm 73
14M. Quraish Shihab, Nasaruddin Umar dkk, "Enskilopedia Al-Qur'an Kajian Kosa Kata" (Jakarta :LenteraHati, 2007), cet, 1, hlm 437


seseorang marah yang terjadi dan bergejolak didalam hati dan masih menahan kesabarannya namun lebih kerasa dalam kecewa berat. Ketiga Kazim yaitu sama dengan Ghaiza namun khazim lebih menahan amarahnya dan menghimpun sesuatu kata-kata yang kasar dan kotor didalam kerongkongannya.
Dari penjelasan pengertian marah bahwa marah yang berlebihan itu menyebabkan suatu penyakit pada Kesehatan mental bagi seorang pemarah.ditinjau pada definisi pada WHO bahwa
Kesehatan mental itu"Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental, (rohani) dan sosial dan bukan hanya satu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan"15
Kesehatan mental dalam pendekatan psikologi Kesehatan mental itu merupakan kemampuan seseorang yang terhindar dari gemingan atau tekanan didalam kehidupan, dapat mengatasi berbagai masalah, jauh dari gangguan dan penyakit jiwa, tidak ada konflik dalam jiwa yang memiliki potensi yang ada dengan semaksimal mungkin.16
Kesehatan Mental adalah suatu kemampuan individu dalam menyesuaikan diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya yang mampu mengatasi tekanan hidupnya dalam berbagai situasi, dan mampu mengatur kondisi pikiran walaupun mengalami berbagai tekanan dalam hidupnya. Dikatakan dengan kesehatan mental karena terhindarnya seseorang dari segala neurosis (al-amradh al-ashabiyah) dan psikosis(al-amradh al-dzihaniyah)17


B. Kontekstualisasi Penafsiran Marah Dan Hubungannya Dengan Kesehatan Mental Dalam Menafsirkan Surat Ali Imran Ayat 134 dikehidupan sehari-hari


15Elapiani Br Surbakti, "Cakupan Kesehatan Mental Dalam Ruang LingkupcPsikologis Religius" hlm 10
16Zakiah Drajat,"Islam dan Kesehatan Mental" ( Jakarta, Gunung Agung,1983) hlm 9
17 Rossi Della Fitrianah, Keseimbangan Emosi dan Kesehatan Mental Manusia Dalam Perspektif Psikologi Agama. (Syiar, Vol 18 No 1,Juni 2018), hlm 95


Kontektualisasi disini dimaknai suatu cara untuk memahami suatu informasi, peristiwa, atau konsep yang dipertimbangkan dalam kehidupan sosial.

Artinya "Orang-orang yang muttaqin (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (Kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Adapun sikap seorang muttaqin dalam ayat ini diantaranya dalam tafsir Qur'an Al-Karim karya mahmud yunus menjelaskan bahwa :
a. Orang yang suka mendermakan hartanya untuk fakir miskin dan kemaslahatan orang banyak, seperti mendirikan rumah sakit, sekolah, rumah anak yatim, masjid dsb-nya.menginfakkan hartanya bukan diwaktu yang lapang namun juga dalam berbagai keadaan seperti waktu dalam kesempitan atau kesusahan.
b. Orang yang menahan amarahnya kepada sesama manusia, serta memaafkan kesalahannya. Apabila ia marah kepada seseorang, tidaklah ia terburu oleh nafsu dalam melampiaskan amarahnya,akan tetapi dipikirkannya lebih dahulu serta dipikirkan lebih baik lagi.
c. Apabila ia melakukan kejahatan (yang haram), agar ia segera mengingat Allah serta meminta ampunan kepadanya.18
Mencegah marah dan menahan padahal seorang itu sanggup untuk melampiaskan amarahnya itu, Rasulullah Saw bersabda didalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah,
18 Mahmud Yunus " Tafsir Qur'an Karim "( Jakarta ; PT Mahmud Yunus Wa Dzurriya,2015) hlm 90
"Orang kuat itu bukan ia yang menang dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu didalam jiwanya ketika ia sedang marah"
Memaafkan kesalahan orang lain dan tidak menuntutnya atas perbuatan yang dilakukan seseorang kepada kita, meskipun ia bisa melakukannya. Maka ini jauh lebih sulit daripada sekedar menahan amarahnya, sebagaimana hadits Rasulullah Saw bersabda :
"Barang siapa yang ingin dimuliakan Allah dan dibangunkan bangunan megah disyurga serta ditinggikan derajatnya, maka ia hendaknya memaaafkan orang yang berbuat zalim kepadanya, dan menyambung hubungan silaturahmi yang terputus"19
Pada zaman sekarang banyak orang yang apabila melampiaskan amarahnya dengan cara mendiami atau memutuskan hubungan tali silahturahmi kepada sesama saudaranya lebih dari 3 hari padahal itu tidak diperbolehkan oleh Rasulullah dan Hal inilah yang menyebabkan seseorang memiliki sifat dendam didalam batinnya dimana seseorang yang memiliki sifat dendam hidupnya akan tidak tenang jiwanya, berusaha untuk menghindari seseorang yang tidak disukai-nya saat bertemu dengannya, apabila orang lain menceritakan kebaikan orang yang dibencinya dia marah, serta seseorang itu akan membatasi pergaulan dan memiliki rasa penyesalan dikemudian hari.sebagaimana dijelaskan didalam hadist. -- -- --
: , -- --
,, --
Dari Abu Ayyub radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun