STOP penebangan liar! Mari menjaga kelestarian hutan kita mulai sekarang. Lakukan gerakan tanam 1000 pohon!
Gak asing lagi dengan kalimat diatas kan? Pasti udah sering mendengar dan melihat slogannya di mana-mana. Sering juga kita diingatkan bahwa hutan itu adalah paru-paru dunia. Namun, siapa yang mempunyai peran besar penyedia paru-paru dunia ini? Yak, Indonesia salah satunya. Tanahnya yang subur dan berada di daerah tropis membuat hutan Indonesia menjadi sorotan mata dunia. Hutan Indonesia juga mempunyai wilayah terluas ketiga di dunia. Lantas, sebagai masyarakat Indonesia apa yang kita banggakan?
Nah, rasa bangga ini yang bisa menjadi bumbu persoalan. Bagi yang cinta Indonesia, rasa bangganya akan dilampiaskan dengan menjaga kelestarian hutan milik bangsanya. Tapi bagi yang cinta dirinya sendiri alias egois, rasa bangganya muncul karena Indonesia punya kekayaan alam yang dapat dilampiaskan dengan memanen hutan milik negara untuk mengisi uang di kantongnya. Inilah masalah yang kita hadapi, masa depan hutan perlahan-lahan akan hancur hanya gara-gara segelintir orang yang tak bertanggung jawab.
Cobaan punya hutan Indonesia memang berat. Tak sedikit orang yang tergiur dengan nilai jual kayu dari hutan ini. Hasutan orang asing pun bisa menjadi picuan untuk menebang pohon di hutan. Dengan tawaran harga yang sangat tinggi, membuat segelintir masyarakat Indonesia tergoda. Berawal dari menebang pohon miliknya, lalu mencoba menebang satu dua pohon di hutan, dan kemudian DOR! Hutan pun mulai gundul dan isi dompetnya menjadi lebat. Sehingga menebang pohon di hutan pun sudah mulai menjadi kebiasaan.
Ini terbukti karena belakangan ini rata-rata 3 - 5 hektar hutan per menit hilang akibat penebangan ilegal dan pengalihgunaan lahan. Kementerian Kehutanan menyebutkan hutan di Indonesia yang tersisa dalam kondisi bagus (primer) tinggal 64 juta hektar. Jika luas hutan Indonesia terus menyusut, maka ke depan Indonesia bisa tidak memiliki hutan lagi.
Salah satu artikel di www.hutanindonesia.com mengangkat berita "1 Juta Hektare Hutan di Jambi lenyap dalam 10 tahun". Apa penyebabnya? Penyebabnya karena adanya alih fungsi hutan secara besar-besaran yang diakibatkan konsesi perusahaan skala besar seperti pertambangan, HTI dan perkebunan sawit maupun karet. Dari 2 Juta Hektare, lenyap 1 Juta Hektare. Setengah wilayah hutan di Jambi habis! Siapa yang rugi? Siapa yang untung? Yang jelas, kerugian lah yang menanti jutaan masyarakat Indonesia.
Indonesia tanpa hutan, apa jadinya?
Pertama, kita semua tau manusia dan tumbuhan itu saling membutuhkan. Tumbuhan butuh CO2 dari manusia dan manusia butuh O2 dari tumbuhan. Kalau tak ada hutan, berarti tak ada oksigen yang cukup untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi ini. Kita bisa bayangkan sendiri, bernafas di desa jauh lebih leluasa daripada bernafas di kota. Kalau desa pun sudah tak ada pohon, gimana lagi rasanya bernafas di kota? Wah, gak kebayang deh.
Kedua, pengaruh global warming akan lebih meningkat jika tidak ada hutan. Kita bisa merasakan sendiri, panasnya cuaca sekarang sudah terasa hebat. Apalagi jika tak ada hutan, pasti panas menjadi lebih hebat! Perubahan iklim juga berubah tak menentu membuat manusia mudah terserang penyakit.
Ketiga, secara alami hutan itu tempat tinggal bagi flora dan fauna. Tak ada hutan, berarti tak ada tempat tinggal bagi mereka. Satu per satu flora dan fauna Indonesia mulai langka, dan akhirnya punah. Keseimbangan ekosistem pun mulai bergoyang dan membuat kehidupan flora fauna semakin terancam.
Lalu, bagaimana kita bisa menjaga kelestarian hutan?
Hutan Indonesia memang luas. Perlu upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian seluruh hutan Indonesia. Tapi sebagai masyarakat, kita harus mulai mencintai dan mengerti apa gunanya hutan. Ini bisa dimulai dengan cara dekat dengan tanaman setiap hari. Cara sederhananya bisa dilakukan seperti ini:
1. Hutan Kecil di Perkarangan Rumah Mulailah cinta dengan tanaman dengan membuat hutan kecil di perkarangan rumah. Rumah pasti akan lebih sejuk dan segar di pagi hari. Tak ada perkarangan? Tak masalah, cukup punya tanaman di pot saja udah menunjukkan rasa cinta dengan tanaman. Secara tidak langsung, ini akan mengajarkan kepada saudara, tetangga, dan anak-anak betapa pentingnya menanam tumbuhan.
2. Pohon dari anak-anak Event penanaman pohon sudah digalakkan dari dulu dengan menanam ratusan bahkan ribuan pohon dalam setiap event-nya. Tapi kebanyakan event ini dilakukan oleh orang dewasa. Nah, sebaiknya event ini dilakukan oleh anak-anak saja. Toh ini juga untuk masa depan mereka agar kelak mereka menjaga hutan Indonesia. Tak cuma menanam, nama anak yang menanam juga ditulis di sebuah papan yang nantinya di tancapkan di depan pohonnya. Suatu saat nanti dia pasti bangga melihat pohonnya tumbuh besar. Tentu perasaan menjaga pohon itu pun muncul dengan sendirinya yang membuatnya cinta dengan hutan Indonesia.
3. Hindari kebiasaan menebang pohon Ini juga penting. Banyak orang menebang pohon di dekat perkarangan rumahnya hanya gara-gara rumahnya ketutupan sama pohon, menghalangi kabel listrik dan telepon, dan ada juga yang nebang pohon karena takut nanti jadi sarangnya kuntilanak bergelantungan. Ckckck ada-ada saja... Masih mending kalau pohonnya ditebang sebagian saja, tapi yang sering terjadi pohon ditebang keselurahan dan tidak ada pohon penggantinya. Kebiasaan ini yang nantinya bisa berdampak buruk pada hutan kita. Menebang hutan sesuka hati untuk mencari keuntungan.
Tiga cara sederhana tadi mungkin cukup untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap hutan dan bangga untuk melestarikannya. Terlepas dari ketiga ini, selanjutnya giliran pemerintah untuk mencegah lolosnya penebangan hutan ini. Jangan sampai terjadi penebangan secara besar-besaran lagi karena hutan tak seperti pencurian biasa yang materinya bisa di minta ganti rugi. Hutan lebih mengarah ke masa depan. Sekarang mungkin belum merasakan, tapi kelak dan pasti akan merasakan kerugiannya.
Mulailah menuangkan rasa bangga kita dengan cara melestarikan hutan Indonesia. Hindari rasa egois untuk mencari keuntungan dari menebang pohon, masih banyak rezeki halal lainnya. Yang paling penting, mulailah mengajarkan kepada anak-anak betapa pentingnya menjaga kelestarian hutan. Pemerintah juga punya amanah yang besar untuk menjaga hutan dari pencuri. Dan masyarakat punya tanggung jawab yang besar untuk melestarikan hutan kita, hutan Indonesia.
"Manusia tidak hidup di hutan. Tapi hutan membuat manusia hidup"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H