Mohon tunggu...
Mhd Fauzi
Mhd Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pribumi mungil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Konsep Negara Islam Setelah Kejatuhan Turki Ottoman

25 Juni 2022   12:11 Diperbarui: 20 Desember 2023   16:59 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Kesultanan ottoman atau kekhalifahan turki utsmani berkuasa sejak tahun 1299  dengan penguasa pertamanya yang bernama Osman 1, Wilayah kekuasaan ustmani meliputi Asia, Afrika, dan juga Eropa. Kesultanan Turki Utsmani mencapai puncak kejayaaanya pada pemerintahan Sultan Salim 1. Pada masa ini kekhalifahan turki ustmani berkembang sangat pesat, mulai dari wilayah yang semakin luas, militer yang kuat dan masyarakat yang sejahtera. pada masa ini banyak wilayah - wilayah baru yang di taklukkan. Banyak sektor yang kian maju seperti perdagangan, kebudayaan, pemerintahan dan lain sebagainya.

    Dalam perkembanganya setelah sultan Sulaiman al-Qauni Wafat Kekhalifahan turki Utsmani mulai mengalami kemunduran dikarnakan faktor internal dan faktor ekstrtnal, faktor internal yang membuat kekhalifahan turki ustmani lemah adalah karna tidak adanya khalifah penerus yang kuat, gaya hidup anggota kerajaan yang bermewah mewahan, dan tidak solidnya dinasti utsmani ini. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan kemunduran dari kekhalifahan  turki ustmani ini adalah karna sering mengalami kekalahan pada beberapa pertempuran melawan bangsa Eropa yang membuat banyak daerah jatuh ketangan musuh. Selain sering mengalami kekalahan oleh musuh, didalam negeri muncul gerkan gerakan sekuler, sosialis dan gerakan nasionalis yang menyebabkan bangsa arab ingin memisahkan diri, hal ini yang menyebabkan kekhalifahan turki utsmani sangat murka apabila ada hal – hal yang berbau arab.

    Dikarnakan banyaknya kekacauan yang terjadi pada internal kekhalifahan utsmani, pada tanggal 03 Maret 1924 kekuasaan turki utsmani runtuh setelah berkuasa selama lebih dari 6 abad dan juga sebagai akhir dari kekhalifahan sunni terkhir dimuka bumi, Mustafa Kemal  Attaturk menjadi tokoh utama pada keruntuhan Kesultanan Turki Utsmani ini. Mustafa Kemal Attaturk mengubah turki menjadi negara nasionalis, sosialis, dan sekuler.

    Mustafa kemal Attaturk merubah konsep negara islam kekhalifahan turki dan menerapkan konsep konsep negara barat dalam pemerintahannya. Mustafa kemal Attaturk lahir di salonika atau yang sekarang dikenal dengan Thessaloniki, Pada tahun 1881, dengan ayah yang bernama Ali Riza Efendi dan ibunya yang bernama Zubeyde Hanim. Selama menjabat sebagai presiden turki Attaturk banyak sekali membuat kebijakan – kebijakan yang kontrofersi dan sangat mendriskriminasi umat islam seperti, tidak diperbolehkannya haji, adzan menggunakan bahasa turki, tidak diperbolehkannya jilbab bagi kaum wanita, dihapuskannya hukum syariah seperti penghapusan potong tangan, penghapusan hukum waris dan masih banyak lagi kebijakan – kebijakan yang sangat diskriminatif terhadap umat muslim di turki.

    Ketiaka berkuasa dengan tangan besinya mustafa kemal berusaha menghilangkan jejak – jejak kekhalifahan diturki dengan mengusir seluruh keturunan khalifah turki utsmani, sehingga membuat seluruh keluarga kekhalifahan turki harus meninggalkan tanah airnya sendiri dan menuju negara – negara seperti, swis, mesir, inggris, indina, prancis. Dalam menjalankan pemerintahannya mustafa kemal tak segan – segan menghukum berat para penentangnya, bahkan banyak sekali para penentangnya harus kehilangan nyawa karna dihukum gantung oleh mustafa kemal attaurk.

    Kekuasaan mustafa kemal pasha atau yang lebih akrab disebut sebagai mustafa kemal attaturk oleh masyarakat turki berakhir pada 10 November 1938 karna meninggal dunia, hal ini menjadikan mustafa kemal attaturk sebagai presiden seumur hidup turki.

    Ketika kekhalifahan turki utsmani berakhir pada tahun pada tahun 1924, dunia Islam begitu kaget karena selama ini menganggap bahwa Istambul adalah pusat kekuatan politik bagi dunia islam. Terjadi  pro dan kontra di kalangan umat islam tentang Khilafah, karena di dalam Al-Quran tidak memberikan garis tegas untuk masalah Khilafah. Setelah Raja Ibnu Saud menaklukan Makkah pada tahun 1924, beliau berambisi untuk menjadi Khalifah Islam. Untuk menunjang hal itu beliau megundang umat Islam untuk menghadiri kongres Khalifah.

    Pada tahun 1925 para ulama ingin membentuk lagi sistem Khilafah melakukan pertemuan di Kairo, Mesir beberapa ulama tersebut tidak menemukan titik temu. Mereka sepakat untuk tidak sepakat alias bubar jalan, bagaimana sistem pemilihan khalifah, bagaimana sistem pengangkatan Khalifah siapa yang membaiat menjadi permasalahannya yang membuat kongres ini gagal.

    Pemikiran – pemikiran tentang konsep negara bagi umat islam banyak bermunculan setelah keruntuhhan turki utsmani, seperti pemikiran Muhammad Abduh, Sayyid Qutub, Hasan Al – Bana, Muhammad Iqbal, Ali Jina, Ali Komaeni.

    Sayyid Qutub misalnya, beliau melalui Ikhwanul Muslimin memiliki suatu konsep tentang pemerintahan yang ideal dalam Islam. Menurutnya, pemerintahan yang paling bagus adalah pemerintahan Supra Nasional. Dalam sistem ini, wilayah Negara meliputi seluruh dunia Islam dengan sentralisasi kekuasaan pada pemerintah pusat. Yang dikelola atas prinsip persamaan penuh antara semua umat Islam yang terdapat diseluruh penjuru dunia Islam, tanpa adanya fanatisme ras dan kedaerahan. Tentang pemanfaatan potensi pendapatan yang dimiliki oleh daerah, diutamakan dipakai untuk kepentingan daerah itu sendiri, dan apabila masih ada lebihnya, maka akan disetorkan ke bait al-mal atau perbendaharaan pemerintah pusat sebagai milik bersama kaum muslimin yang akan dipergunakan untuk kepentingan bersama saat dibutuhkan.

    Perubahan konsep negara pada masyarakat muslimin sangat terasa ketika Revolusi Islam atau yang lebih akrab dengan sebutan Revolusi Iran pada 11 Februari 1979 dengan mengubah iran dari negara monarki menjadi negara Republik Islam. Pada pemerintahan iran ulama memiliki kedudukan yang tinggi dan mengatur kebijakan tentang agama, sementara masalah pemerintahan iran dipimpin oleh seorang presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun