Mohon tunggu...
Mhd.Dirga Riandi Ritonga
Mhd.Dirga Riandi Ritonga Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dirgarr_

MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dalam Perkembangan Anak Usia Dini

13 Desember 2019   11:13 Diperbarui: 13 Desember 2019   11:15 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Rasyid Harun dalam jurnalnya yang berjudul Sebagai Investasi Masa Depan, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non-formal, dan informal.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 BAB 1 pasal 1 ayat 4 mendefinisikan PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani & rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Usia dini pada anak dikenal sebagai Golden Age, dimana perkembangan emosional dan intelektual anak sangat besar dipengaruhi pada masa ini.

Potensi Anak Usia Dini

Setiap anak memiliki bakat dan potensinya masing-masing, Montessori (dalam Hurlock, 1978) mengemukakan bahwa usia dini merupakan periode sensitive atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode ketika fungsi tertentu perlu dirangsang, dan diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.

Pengaruh Orang Tua Dalam Pengasuhan dan Pendidikan Anak

Orang tua adalah pusat pendidikan yang pertama bagi anaknya, pendidikan di lingkungan keluarga sangat menentukan perkembangan anaknya di masa depan. Bukan hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi tingkah laku anak tersebut.

Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua
1.  Memanjakan

2. Memaksa anak menjadi apa yang biasanya orang tua tidak bisa menjadi apa.

3. Sikap orang tua yang merasa membayar.

4. Perlu kesadaran bersama bagi tumbuh kembang anak.

Stimulasi Dalam Mengembangkan Potensi Anak

Dalam mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki anak haruslah dimulai sejak usia dini, agar anak tersebut tidak mengalami keterlambatan dalam proses perkembangan bakatnya karena usia dini adalah usia dimana anak mudah mengingat segala hal yang dia lakukan termasuk kebiasaan melatih pengembangan bakatnya.

Bila potensi anak sejak awal sudah diketahui, kemungkinan risiko orang tua dan guru dalam memberikan stimulasi yang tidak sesuai dengan passion mereka menjadi berkurang. Stimulasi yang sesuai dengan bakat dan minat anak pun bisa membuat tumbuh kembang mereka optimal karena dijalani tanpa paksaan. Munculnya potensi (kemampuan) anak memang bergantung pada rangsangan yang diberikan orang tua dan lingkungan yang mendukung.

Potensi dan Minat

Menurut Komala dalam jurnalnya yang berjudul Stimulasi Bakat dan Minat Anak Usia Dini, Potensi adalah, kadar kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mencapai hasil yang maksimal. Minat adalah seberapa besar seseorang merasa suka/tertarik atau tidak suka/mengabaikan kepada suatu rangsangan.

Mengenali potensi anak dapat dilakukan dengan permainan. Permainan dapat mengembangkan kecerdasan dan imajinasi anak dengan cara menyenangkan. Jadi anak pun tertarik untuk mempelajari hal-hal baru dan tidak merasa terbebani.

Pengaruh Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Masa Depan Anak

Rendahnya pemahaman konsep tentang pendidikan sebagai investasi masa depan, yang menjadikan manusia sebagai bahan unggul dalam investasi itu, menjadi ciri para pejabat negara sejak dari pusat hingga daerah. Padahal, potensi anak Indonesia jika dibina dengan serius sejak usia dini dalam berbagai hal memiliki keandalan.

Salah satu buktinya ialah dalam mengi-kuti berbagai event olimpiade internasional. Misalnya, dalam bidang matematika, fisika, biologi, dan saint membuktikan kemampuan anak bangsa yang mengagumkan dengan perolehan berbagai medali, sejak tingkat dasar hingga menengah. Sayang sekali potensi ini belum dieksplorasi secara sistemik dan terintegrasi.

Keinginan untuk melahirkan manusia Indonesia unggul yang mampu berkompetisi dalam percaturan pasar global, tampak tegas dan serius. Bahkan, keinginan itu tidak hanya bersifat parsial, melainkan dimulai dari sejak pendidikan usia dini sudah harus menjadi perhatian pemerintah.
Depdiknas memaparkan bahwa pendidikan yang harus diterima oleh warganya itu memberikan peluang bagi setiap warga negara dimulai dari pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi.

Dengan demikian, pendidikan itu harus diselenggarakan oleh negara untuk semua kelompok umur termasuk anak usia dini, penyandang cacat, masyarakat terpencil dan kaum wanita, dan anak-anak dengan bakat khusus.
Layanan pendidikan usia dini dan pendidikan dasar serta pendidikan lanjutan yang berkualitas harus menjadi agenda utama pembangunan pemerintah. Pendidikan juga merupakan masalah publik yang harus dipikirkan oleh semua komponen bangsa.

Kesimpulan

Mendiskusikan persoalan pendidikan yang berkualitas, tidak mungkin dipotong di tengah keberlangsungannya proses pendidikan, melainkan harus dimulai sejak anak usia dini. Oleh karena itu, anak usia dini juga memiliki hak yang sangat mendasar untuk mendapatkan pendidikan sebagai peletak dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun