Adalah seorang polisi yang bernama Susno yang membuka tabir gelap yang selama ini terpendam dalam bathin rakyat. Apa yang dibeberkan oleh Susno bukan hal yang baru. Sudah lama rakyat tahu bahwa pajak yang disetorkan setiap tahun tidak selalu menetes seluruhnya untuk kesejahteraan rakyat.
Bedus, (menghindarkan dari jeratan UU ITE) adalah seorang karyawan di bagian Perpajakan yang dituding berada di belakang kasus yang dibeberkan Susno. Dengan bermodal deposito Rp. 25 Milyar yang menghasilkan dana segar Rp. 350 juta per bulan, Bedus mampu berkelit dari kejaran hukum negeri ini yang memang terkenal sangat baik hati terhadap para pengemplang uang negara.
Billboard besar yang berbunyi "APA KATA DUNIA !" memang ditujukan kepada rakyat Indonesia agar taat membayar pajak. Namun dengan merebaknya kasus ini, sebaiknya billboard itu diturunkan dan ditambah dengan kata-kata "KALAU DANA RAKYAT DIKORUPSI NERAKA LAH TEMPATNYA". Kali aja takut !
Apa iya ? Rasa-rasanya kasus korupsi di negeri ini bukannya berkurang tapi makin bertambah, baik modus maupun jumlahnya. Berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kasus korupsi terus berulang, tapi hasilnya belum optimal dan semakin jauh dari rasa keadilan rakyat.
Hanya satu yang belum dilakukan. Apa itu ? Ketegasan dari pemimpin tertinggi negeri ini. Segera lah bertindak tegas, tidak hanya sekedar membuat satgas-satgasan, biar persoalan ini cepat selesai. kalau suasana politik tidak hingar bingar seperti sekarang ini, rakyat akan tenang bekerja, dana dari pajak pun akan bertambah banyak. Kalau terus berlarut-larut, Apa kata Dunia ? Wallahuallam
Salam Beblog dari Kemang Pratama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H