Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Cari Tahu Soal KDRT agar Hidup Tenang Menanti Pulang

21 Agustus 2024   23:39 Diperbarui: 22 Agustus 2024   00:09 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gitu saja kamu tidak bisa. Lihat sana istri orang bisa masak, nyuci, ngurus anak dan suami tanpa megang banyak uang."

Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang menekan psikis korban sehingga akhirnya menerima perlakuan KDRT sebagai bentuk takdir yang harus dijalani. 

Kekerasan Seksual

Hubungan suami istri memang akan ada yang namanya "bercampur" satu sama lain. Namun, ketika "aktivitas berhubungan" itu menjadi terpaksa bagi salah satu pasangan, itu bisa termasuk KDRT. Hasilnya salah satu pasangan yang merasa terpaksa melakukannya mengalami rasa tidak nyaman, terkekang dan pastinya sulit memberontak. 

Nah, jika ini terjadi perlu waspada. Sebaiknya memang pasangan harus paham bahwa hubungan itu harus berlangsung saat keduanya siap. Bukan karena alasan suami harus dipatuhi lantas istri harus mau saja terus tanpa mempertimbangkan perasaannya kala itu. Sedang sakit atau sedang melakukan pekerjaan penting apa. 

Terpaksa melakukan itu bukan menjadikan pasangan makin bahagia malah menanam bom waktu yang suatu saat akan meledak ketika yang merasa terpaksa sudah berada di ambang batas keterpaksaannya. 

Penelantaran

Menikah tetapi tidak dinafkahi lahir batin? Itu juga masuk dalam KDRT karena sama halnya ditelantarkan. Apalagi kalau sudah tidak diberikan juga tempat tinggal layak. Sungguh sangat terlalu perilaku KDRT seperti ini. Geram juga rasanya dan memang tidak tahu harus menyalahkan siapa jika sudah seperti ini. Sebab, pasti akan dikembalikan pada masing-masing pasangan, terlebih pada korban, "Mengapa menikahi jika tahu tak mampu menjadikan pasangannya sebagai orang yang berhak mendapatkan nafkahnya?"

LIVE Cak Kaji

Hmm, bagi yang mau tahu lebih detil lagi soal KDRT ini, bisa simak rekaman live dari Ibu Zaitun Taher, SH. bersama salah satu member Cak Kaji (Cangkrukan Kompasianer Jatim) yang merupakan advokat sekaligus pengurus PPA DPC PERADI SBY, yang menjelaskan dengan detil KDRT dan hal-hal yang terkait dengannya. Saya pun jadi tahu bagaimana awal mula KDRT itu bisa ada bahkan banyak yang bungkam karena berbagai alasan yang secara logika memang sangat patut jadi pertimbangan. 

Namun, kalau menormalisasi kekerasan rasanya bukan diri saja yang hancur tetapi bangsa ini karena orang-orang berperilaku binatang bisa melenggang santai tanpa hukuman. Makanya sangat perlu bersuara dan memberikan bukti jika memang KDRT itu terjadi dan tidak hanya sekali. 

*** 

Well, jangan pernah menormalisasi kekerasan yang terjadi. Bisa simak lagi pembagiannya sebab bisa jadi dialami tetapi tidak terasa karena kurang wawasan atau bisa jadi merasa itu sesuatu yang menyusahkan. Memang kita butuh tenang tetapi setidaknya tahu cara tenang yang baik sebelum akhirnya kita tinggal nama, bukan? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun