Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Cari Tahu Soal KDRT agar Hidup Tenang Menanti Pulang

21 Agustus 2024   23:39 Diperbarui: 22 Agustus 2024   00:09 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya tanpa sadar, banyak hal yang terjadi di rumah tangga yang sudah masuk dalam lingkup KDRT. Hanya saja mungkin waktu itu belum ada yang berani karena dampaknya memang luar biasa. 

Sangat tabu menceritakan perilaku suami atau istri. Bahkan yang setiap hari terlihat mesra dan baik-baik saja, menyimpan luka mendalam untuk urusan rumah tangga karena khawatir akan merembet kemana-mana. Tidak sedikit orang di sekitar saya memilih diam dan menjalaninya sebagai takdir. Tidak lain karena ada sederet nama baik yang perlu dijaga.

Namun, belakangan media sosial pun menjadikan KDRT sebagai sesuatu yang sangat empuk untuk viral. Gampang sekali. Menyebarkan satu video adegan kekerasan, baik psikis atau fisik, auto viral dan sudah dijadikan topik pembicaraan seluruh Indonesia bahkan dunia. Maka tidak salah kalau Indonesia darurat KDRT saat ini. 

Sayangnya, tidak semua mampu menjadikan topik ini pelajaran. Orang-orang di pelosok negeri, perempuan atau laki-laki yang tinggal di daerah terpencil, bisa saja mengalami ini setiap hari tetapi tidak tahu itu adalah bentuk KDRT. Mereka menjalaninya bahkan dengan rasa penerimaan karena menganggap semua sudah diatur dengan pemilik hidup. Lalu, bagaimana mereka yang seperti ini? Ada berapa banyak kasus yang tidak terungkap? 

Tahu Dulu Apa Saja Bentuk KDRT

KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga itu ternyata tidak hanya berupa aktivitas buruk seperti memukul, menendang, menjambak rambut atau aktivitas fisik kejam lainnya. KDRT itu ada banyak jenisnya, antara lain:

Kekerasan Fisik

Seperti yang saya contohkan sebelumnya yaitu memukul dan kekerasan yang mengakibatkan fisik korban mengalami bekas luka, memar atau tanda lainnya sebagai bukti telah terjadi kekerasan. Biasanya ada yang menahan sakitnya kekerasan fisik karena takut makin mengalami yang lebih hebat dari yang diterimanya selama ini. 

Jadi wajar kalau misalnya kekerasan itu tak tampak secara kasat mata, maka tetangga atau orang terdekat tidak akan melihatnya dengan saksama dan menganggap semua baik-baik saja. 

Kekerasan Psikis

Pernah dengar kalimat: 

"Andai kamu nurut sama aku, aku gak bakalan mukul kamu." 

"Kamu berani lapor sama keluarga, nama baik keluargamu akan hancur di masyarakat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun