2. Memori Ponsel
Karena di sekolah anak saya sering meminta dokumentasi BDR (Belajar Di Rumah) setiap materi yang sudah diberikan, maka otomatis memori ponsel saya sebagai orang tuanya harus dalam kondisi baik alias tidak penuh. File yang tidak digunakan dibuang atau recycle agar tidak memenuhi memori.  Hal ini juga mengantisipasi agar ponsel saya tidak rusak lagi seperti yang terjadi pada Semester I yang lalu, ponsel mati total dan akhirnya harus menguras tabungan membeli yang baru.Â
3. Referensi TambahanÂ
Kembali belajar menjadikan saya belajar untuk menambah referensi kembali, baik itu untuk keperluan BDR anak atau untuk asupan nutrisi otak saya sendiri. Belum lagi skill blogging dan fotografi harus selalu saya asah. Untuk itu, saya harus menambah referensi dengan mengikuti berbagai kelas daring agar saya selama di rumah juga memiliki tambahan wawasan.Â
4. Imun yang Baik
Meskipun sekolah daring, bukan berarti kesehatan fisik abai diperhatikan. Saya harus yakin betul bahwa anak cukup sehat untuk menjalani kembali rutinitas seperti mengerjakan tugas, virtual meet dengan guru dan teman-teman bahkan untuk tampil prima di foto dan video dalam rangka menyelesaikan tugas BDR.Â
5. Kuota Internet
Nah!Â
Ini nih yang paling utama. Melakukan pembelajaran daring tanpa kuota internet rasanya sangat mustahil untuk terjadi nyata. Makanya saya mempersiapkan diri agar kebutuhan itu tetap terjaga. Sudah menjadi bagian kebutuhan. Apalagi saya dan suami juga bekerja sangat bergantung dengan internet setiap hari sehingga sudah masuk dalam daftar kebutuhan primer yang setara dengan makanan.Â
***Â
Well... rasanya sesederhana itu saja persiapan kami kembali belajar. Jadi anak harus mengikhlaskan waktu bermain hanya dengan bertemu dengan teman-temannya di depan layar. Menimba ilmu dari guru dengan duduk manis di depan laptop atau ponsel orang tuanya dengan sabar. Karena mau bagaimana lagi, Corona sampai kini pun tak pernah berhenti terdengar.Â