Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Membangunkan Sahur di 3 Pulau

5 Juni 2018   03:56 Diperbarui: 5 Juni 2018   04:20 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diolah pribadi

Tradisi Membangunkan Sahur di 3 Pulau - Hidup dengan berpindah-pindah memang membuat saya jadi sedikit punya cerita perjalanan. Tak hanya soal perjalanan mempertahankan cinta (eciyeee) tetapi juga dalam hal-hal menghabiskan sebuah momen tahunan. 

Seperti Ramadan ini, sudah hampir 5 tahun kemudian saya menghabiskannya di Pulau Jawa. Sejak kecil hingga tahun 2010 di Pulau Sulawesi (tanah kelahiran) dan 2011-2013 di Pulau Kalimantan (tempat dimana saya bekerja dulu). 

Bicara soal Ramadan, ada tradisi membangunkan sahur yang setiap kali mengingatkan satu Pulau dengan Pulau lainnya. Hampir semuanya sama meski hanya persoalan bahasa saja yang sedikit berbeda. Dan sepanjang hidup saya di 3 Pulau tersebut, saat sahur tiba, maka inilah tradisi yang seringkali dilakukan oleh warga sekitar:

Teriak SAHUUURRR Via Mikrofon Masjid 

Ya, tadinya saya pikir hanya ada di tanah kelahiran saya. Penjaga masjid sudah mempersiapkan diri untuk membangunkan sahur itu sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Awalnya, mengetuk microphone dulu sebanyak 3 kali lalu kemudian lalu teriak:

"Sahuuurrr.... Sahuuurr... Sahuuurrr..." 

"Moto'ni manre sahur... Sahuuurrr... Sahuuurrr... Sahuurrr..." 

Seperti itu dilakukan sebanyak 3 kali. Setelahnya berhenti hingga kemudian penjaga masjid menyantap sahur yang sudah ada di ruangan penjaga masjid. Nah, sekitar 15-20 menit sebelum waktunya adzan, barulah penjaga masjid menyalakan radio masjid yang menayangkan tadaruus alQur'an atau sekadar shalawat Nabi. 

Patroli Sahur Berkeliling ke Perumahan Penduduk

Selain adanya penjaga masjid yang mengandalkan mikrofon untuk membangunkan sahur, Patroli Sahur pun tidak ketinggalan. Biasanya mereka hadir untuk berkeliling di pemukiman penduduk yang lokasi masjid agak jauh. Karena tidak semua perumahan memiliki masjid di dalam lingkungannya. Sehingga Patroli Sahur tetap menjadi kebutuhan. 

Hanya saja seringnya Patroli Sahur sedikit membuat kurang nyaman apabila dalam sebuah rumah ada bayi/balita. Kadang keramaian patroli sahur ini membuat orang tua jadi double repot karena berusaha mengamankan si kecil dan juga mempersiapkan sahur. 

Patroli Sahur juga dilombakan lho. Jadi dulu di daerah saya (Maros), setiap kali jelang Lebaran (malam takbiran) akan diumumkan Patroli Sahur terbaik se-Kabupaten. Semacam ada pagelaran untuk adu kehebohan patroli sahur. Hadiahnya pun lumayan

Tradisi yang Kurang Lebih Sama dengan Pulau Jawa dan Kalimantan

Bagaimana dengan Pulau Jawa dan Kalimantan? Kurang lebih sama. Tradisi membangunkan sahur pun seringnya menggunakan jasa penjaga masjid. Kalau dulu di Pulau Kalimantan (Palangka Raya), hanya mengandalkan Patroli Sahur dari anak-anak mahasiswa di sekitaran kos-kosan. Karena tempat saya waktu itu jarang sekali ada masjid. 

Nah, di Pulau Jawa sendiri cara membangunkan sahur dari penjaga masjid hanya sekali teriak "Sahuurr... Sahuurrr... Sahuurrr..." setelahnya langsung menyetelkan rekaman tadarrus Qur'an. 

*** 

Well... beginilah tradisi membangunkan sahur di 3 Pulau yang saya alami. Persamaan yang sejatinya menyatakan bahwa Ramadan bagi Ummat Islam itu adalah sesuatu yang patut dijalankan bersama tanpa ada perbedaan. Puasa sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. 

Bagaimana dengan di daerahmu, Kompasianers? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun