Mohon tunggu...
Muhammad Hamzah
Muhammad Hamzah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar

Kajian IHSAAN | Madrasah Al-Imtiyaaz | Makassar English Plus (MEP) | Al-Markaz for Khudi Enlightening Studies (MAKES) | Pesantren Modern IMMIM | Aktivasi IKHLAS | Pelatihan Shalat | Kota Makassar, Sulawesi Selatan |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karena Sekolah Kita (Seharusnya) Bukan (Seperti) Pabrik

13 Juli 2012   03:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:00 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tidak ada buku teks atau modul pelajaran yang seragam karena yang seragam hanya tujuan belajarnya. Cara sampai ke tujuan belajar masing masing siswa harus unik berdasarkan minat, bakat, kreatifitas atau kecerdasan majemuk  (multiple intelligences) mereka.

Tak ada pekerjaan rumah (PR). Lha pekerjaan sekolah kok dikerjakan di rumah...? Pekerjaan sekolah dikerjakan dan diselesaikan di sekolah. Bila belum selesai hari ini ya besok kerjanya dilanjutkan di sekolah!

Inilah sekolah yang tak bikin siswanya stress!!!

Masuknya pukul 8.30 pagi pulang pukul 3 sore. Makan siang disiapkan oleh sekolah. Siswa boleh bawa makanan atausnackserta minuman sendiri dan mengonsumsinya dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Asyik gile...

Karena sekolah bukan pabrik, maka metode guru dalam mengajar pun tidak satu atau seragam bin monoton, melainkan bervariasi sesuai dengan gaya atau cara belajar termudah yang dominan pada diri siswa. Karena itu, sekolah menyediakanpaling sedikit dua guru dalam satu sesi pelajaran. Mantap, kan?

Tidak ada jadwal mata pelajaran karena yang ada adalah tujuan, target, atau hasil belajar. Satu sesi pelajaran durasinya dua jam (120 menit). Dalam satu sesi pembelajaran bertarget tersebut, siswa belajar tentang agama, ilmu alam, ilmu sosial, matematika, seni dengan bahasa pengantar Indonesia, Inggris dan Arab. All in one!

***

Paragraf-paragraf di atas merupakan secuil gambaran proses pendidikan dan pembelajaran yang tidak mengadopsi sistem atau mekanisme a la pabrik. Karena prosesnya bervariasi dan tidak seragam-monoton, maka output atau luaran sekolah pun secara otomatis tidak seragam.

Setiap siswa yang “keluar” dari sekolah-bukan-pabrik ini tampil sebagai manusia yang, berbeda dengan manusia “robot”, independen, mandiri, menentukan nasib dan masa depannya sendiri; tampil apa adanya, sesuai dengan jati dirinya. Ia kreatif; menciptakan dan menghasilkan berbagai karya nyata yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan.

Salam manusia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun