Mohon tunggu...
muhammad wafiq
muhammad wafiq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, pendidik, petani.

Pegiat pertanian, Saat ini dalam proses penyelesaian tesis di program pasca sarjana Agirbisnis Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bangga Bertani, Upaya Merawat Indonesia

20 Maret 2018   09:05 Diperbarui: 20 Maret 2018   09:33 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kecil saya selalu diajarkan bahwa negara Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga disebut sebagai negara maritim dan memiliki potensi sumber daya alam dan pertanian yang melimpah sehingga dikenal sebagai negara agraris. Saking suburnya negara ini, bahkan terdapat anekdot bahwa menanam tongkat dan batu pun bisa tumbuh.

Tetapi hari ini pertanyaannya adalah, apakah melimpahnya sumber daya tersebut menjamin kesejahteraan rakyat Indonesia? Apakah segala sumber daya yang melimpah bisa mengeluarkan masyarakat dari jeratan kemiskinan?

Belajar dari negara tetangga, seperti Jepang dan Singapura yang luas negaranya sangat kecil apabila dibandingkan dengan negara kita namun ternyata bisa lebih maju. Ternyata Sumber Daya Alam yang melimpah dan Sumber Daya Manusia yang banyak dan cerdas malah bisa menjadi ancaman besar.

Saya selalu optimis dan bangga melihat hari ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan, apalagi prediksi bahwa pada tahun 2045, tepat 100 tahun setelah Indonesia merdeka akan tejadi bonus demografi yang sebenarnya bisa menjadi peluang namun apabila tidak dikelola dengan baik, tentu akan menjadi ancaman yang besar. Bayangkan saja apabila penduduk makin banyak, tentunya kebutuhan akan pangan semakin meningkat.

Jika lahan pertanian terus berkurang, lantas dari mana sumber pangan kita? Apakah akan terus bergantung dengan impor? Sampai kapan negara importir yang menjadi langganan bisa memberikan ke kita? Jangan-jangan mereka sengaja menjadi importir untuk mencipatakan ketergantungan pangan dan perasaan aman pada kita.

Menyikapi potensi yang hingga saat ini masih belum dikelola dengan baik, maka saya siap untuk terjun dan berperan dalamn upaya membangun bangsa melalui sektor pertanian. Alasan itu yang lantas membuat saya menjadikan Pertanian sebagai pilihan utama dan satu-satunya pilihan dalam melanjutkan studi di jenjang perkuliahan.

Saat ini saya pun resah karena rata-rata mahasiswa lulusan pertanian banyak yang memilih bekerja di luar sektor pertanian. Berdasarkan data yang dirilis oleh KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan) melalui webnya di kedaulatanpangan.net, petani Indonesia yang berusia di bawah 35 tahun hanya 12%. Sementara itu terdapat penurunan tenaga kerja sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 sebanyak 3.15 juta jiwa. 

Keresahan itu yang membuat saya berinisiatif untuk membuat gerakan berbasis komunitas. Sejak awal tahun 2016, saya bersama 2 orang teman mulai merintis Komunitas Petani Berdasi sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat dengan menyebarkan semangat Bangga Bertani.

Menyikapi potensi yang hingga saat ini masih belum dikelola dengan baik, maka saya siap untuk terjun dan berperan dalamn upaya membangun bangsa melalui sektor pertanian. Alasan itu yang lantas membuat saya menjadikan Pertanian sebagai pilihan utama dan satu-satunya pilihan dalam melanjutkan studi di jenjang perkuliahan. Saat ini saya pun resah karena rata-rata mahasiswa lulusan pertanian banyak yang memilih bekerja di luar sektor pertanian.

Berdasarkan data yang dirilis oleh KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan) melalui webnya di kedaulatanpangan.net, petani Indonesia yang berusia di bawah 35 tahun hanya 12%. Sementara itu terdapat penurunan tenaga kerja sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 sebanyak 3.15 juta jiwa.  Keresahan itu yang membuat saya berinisiatif untuk membuat gerakan berbasis komunitas. 

Sejak awal tahun 2016, saya bersama 2 orang teman mulai merintis Komunitas Petani Berdasi sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat dengan menyebarkan semangat Bangga Bertani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun