Menyembuhkan orang sakit, mencegah kemiskinan, meminimalisir kejahatan, menolong orang susah, menyantuni anak yatim dan sebagainya. Semuannya tidak akan pernah terselesaikan dengan sebatas memberikan respon emoticon like, love, sedih, marah, atau komen serta share pada beranda akun media sosial. Itu butuh tindakan yang nyata, karena memang terjadinya di dunia nyata, bukan dunia maya.
Menurut saya ini sangat memprihatinkan. Tidak menutup kemungkinan, di masa depan, orang-orang yang berperilaku positif hanya akan dapat kita saksikan di dunia maya. Alam tropis, tumbuhan aneka ragam, binatang berbagi rupa, pemandangan indah bahkan orang-orang baik hanya akan kita temui lewat manipulasi teknologi yang kemudian menghasilkan sandiwara informasi.
Manusia disibukkan dengan hanya memikirkan sesuatu yang positif, tetapi tanpa sadar telah kehabisan waktu untuk berbuat baik. Bukankah 1 menit melakukan perbuatan baik di dunia nyata lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu 1 jam untuk memikirkan dan membuat konten positif di dunia maya.
Inilah yang saya katakan, secara tidak sadar manusia telah dimanipulasi. Di mana kita lebih sibuk menjadi motivator ketimbang menjadi sebagai seorang teladan. Kita lebih nyaman menyuguhkan informasi di dunia maya soal kebaikan, namun kadang lupa memberikan kebaikan pada dunia nyata.
Ada begitu banyak orang-orang yang terjebak dengan ilusi dunia maya. Sampai melupakan bahwa kehidupan yang sebenarnya bukanlah itu. Tapi dunia nyata, kehidupan bertemu sapa, bertatap muka lalu berbincang, menjenguk sahabat, itulah sebahagian kecil dari kehidupan yang sebenarnya.
Jangan habiskan waktumu untuk termanipulasi dengan ilusi dunia maya apalagi menjadi bagian yang menciptakan ilusinya. Sejatinya kehadiran teknologi harus mampu mempermudahkan kamu untuk melakukan perbuatan baik. Bukan malah terbuai dengan membiarkanmu menjadi manusia yang memiliki kesadaran acuh tak acuh.Â
Di dunia maya yang terjadi adalah mengetahui sesuatu tetapi tidak dapat melakukan apapun secara nyata dengan tindakan. Hanya mampu merespon dengan ucapan. Lantas, Apa bedanya kamu dengan orang sakit?
***
MhalikParilele
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H